Kisah Penjual Ikan Cupang di Tengah Pandemi COVID-19
Apriliana Suriyanti, telisik indonesia
Jumat, 01 Oktober 2021
0 dilihat
Mukhtar, 3 tahun menjajakan ikan cupang di pinggir jalan demi hidupi keluarga. Foto: Apriliana Suriyanti/Telisik
" Mukhtar mengaku ia bersama keluarganya telah menggantungkan harapannya pada ikan-ikan cupang ini selama 3 tahun terakhir "
KENDARI, TELISIK.ID – Untuk bertahan hidup, tentu saja manusia harus memiliki pekerjaan yang menghasilkan rupiah. Sebab manusia membutuhkan uang untuk memenuhi berbagai macam keperluan hidupnya.
Mukhtar, pria berumur 49 tahun, mengisi hari-harinya dengan berjualan ikan cupang di kawasan Citraland, Kota Kendari. Ia bisa ditemukan di tepi jalan Malaka, Anduonohu, Kota Kendari, bersama jualan ikan-ikannya.
Mukhtar mengaku ia bersama keluarganya telah menggantungkan harapannya pada ikan-ikan cupang ini selama 3 tahun terakhir.
“Saya jualan ini sudah 3 tahun, dari 2018 sebelum Corona masuk,” tuturnya, Jumat (1/10/2021).
Namun belum cukup 2 tahun ia menikmati hasil, pandemi COVID-19 tiba-tiba masuk dan merusak sistem perekonomin penjual kecil seperti yang dirasakan oleh dirinya sendiri.
"Sebelum Corona, pendapatanku bagus sekali. Tapi sekarang sunyi. Terasa memang, bisa bilang saya terdampak pandemi," jelas Mukhtar.
Selama Corona, ia hanya menjual sedikit jenis ikan hias seperti ikan cupang, ikan nila, ikan koi, dan ikan-ikan lain yang mudah didapatkan di Kota Kendari.
Dahulu, ketika pembeli masih membludak, ia biasanya memesan jenis-jenis ikan hias di Surabaya. Namun, akibat Corona, proses pengiriman terhambat.
Baca Juga: Demi Keluarga, Pria Ini Bertahan 20 Tahun Berjualan Keripik Singkong
Baca Juga: Putuskan Jadi Mualaf, Wanita Ini Tetap Sabar dan Bertahan Meski Ditolak Keluarga
"Dulu banyak yang pesan jenis ikan tertentu, jadi saya pesankan di Surabaya. Cuma akses pengiriman ke sini susah gara-gara Corona. Jadi saya hanya menjual ikan-ikan yang gampang didapat di sini saja, kayak ikan cupang," jelasnya.
Walau demikian, Mukhtar tetap menjual ikan cupang. Hasil penjualan yang tidak seberapa itu ia gunakan untuk menghidupi keluarganya.
"Artinya kita imbangi saja. Saya terus berusaha karena dari sini saya dapat penghidupan.Yang terpenting bisa bayar kontrakan dan bisa makan," pungkasnya. (C)
Reporter: Apriliana Suriyanti
Editor: Fitrah Nugraha