Kisah Perjuangan Seorang Ibu di Mubar Merintis Usaha Kelontong

Putri Wulandari, telisik indonesia
Jumat, 25 Februari 2022
0 dilihat
Kisah Perjuangan Seorang Ibu di Mubar Merintis Usaha Kelontong
Usaha toko kelontong milik Ibu Mariana di Muna Barat. Putri Wulandari/Telisik

" Seorang Ibu rumah tangga di Kabupatrn Muna Barat (Mubar) ini merintis usahanya dari warung kecil, hingga berhasil menjadi sebuah grosir sembako "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Seorang Ibu rumah tangga di Kabupatrn Muna Barat (Mubar) ini merintis usahanya dari warung kecil, hingga berhasil menjadi sebuah grosir sembako.

Ibu Mariana merupakan sosok Ibu Rumah Tangga (IRT) yang berhasil merintis usaha kios kecil, akhirnya menjadi grosir sembako tempat pengambilan bagi penjual warung eceran.

Dalam merintis sebuah usaha toko kelontongnya, ia mengungkapkan, toko kelontong yang ia bangun sejak tahun 2003 merupakan kios kecil dengan modal seadanya.

"Modal saya menjual itu pertama Rp 500 ribu, dulu masih warung kecil," ungkapnya pada Telisik.id, Jumat (25/2/2022).

Dengan modal seadanya, ia mampu merintis usahanya menuju titik di mana ia bisa dikatakan sukses sebagai wirausaha, dengan usaha yang ia rintis ini menjadi satu-satunya mata pencaharian yang mampu menghidupi keluarga serta mampu menyekolahkan anaknya di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Tetapi di balik kesuksesan saat ini, ada titik terendah yang dirasakan sosok Ibu dua anak ini, di mana pada saat ia mulai merintis usaha toko kelontongnya, suaminya pergi merantau ke negeri Jiran dan hilang kabar selama lima tahun.

"Suami saya pergi itu pada tahun 2001 sampai tahun 2005 baru balik lagi ke sini, selama merantau ia tak ada kabar," ungkapnya.

Keputusannya membangun usaha toko kelontong ini juga dikarenakan untuk menunjang kehidupannya bersama putri sulungnya yang saat itu masih usia belia serta ia tidak mampu berkebun seperti layaknya masyarakat sekitar, sehingga ia memutuskan untuk merintis toko kelontong.

"Saya tidak bisa berkebun jadi selama suami saya pergi merantau tanpa kabar, saya bangun kios untuk kehidupan pada waktu itu," tuturnya.

Dan selama beberapa tahun, akhirnya usaha toko kelontongnya menjadi besar bahkan dikatakan grosir sembako bagi penjual eceran sekitarnya.

Ia mengungkapkan, selama merintis usaha, dalam memutar modalnya yaitu dengan membayar setengah dari harga penuh apabila harga barang yang diambilnya mencapai Rp 20 juta.

Baca Juga: Emak-Emak di Sumut Bentangkan Spanduk Bergambar Wajah Yaqut, Tubuh Binatang

"Saya ambil barang kalau sampai Rp 20 juta maka bayar setengah dulu, tetapi kalau barangnya hanya seharga Rp 10 juta saya langsung bayar satu kali," ungkapnya.

Dengan begini, yang awalnya hanya beberapa sembako yang ia jual, kini terlihat ada berbagai macam barang yang ada dalam grosirnya untuk siap diperjual belikan.

Dalam merintis usahanya, Ibu Mariana juga mengungkapkan, banyak penjual eceran yang mengutang dulu ketika mengambil barang atau sembako pada dirinya, tetapi harga sembako tersebut ada sebagian yang dibayar dan ada pula tidak dibayar sampai saat ini.

Baca Juga: Jalani Perawatan di RS Bahteramas, Bocah Penderita Hydrocepalus Butuh Uluran Tangan

Tetapi ia merasa bersyukur, di balik cobaan selama ia merintis usahanya, yang awalnya merupakan kios kecil menjadi grosir sembako besar seperti saat ini

"Bersyukur sampai pada titik ini, nanti kalau ada modal lagi, saya mau perluas lagi kios ini," ungkapnya. (A)

Reporter: Putri Wulandari

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga