Kolaborasi Komisi II DPR dan BPIP Beri Pemahaman Pancasila di Wakatobi

Kardin, telisik indonesia
Rabu, 19 Oktober 2022
0 dilihat
Kolaborasi Komisi II DPR dan BPIP Beri Pemahaman Pancasila di Wakatobi
Anggota Komisi II DPR RI, Ir Hugua soal pentingnya memahami empat pilar kebangsaan. Foto: Ist.

" Komisi II DPR RI bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BIP) kembali mensosialisasikan Pancasila saat reses di Pulau Tomia, Wakatobi, Selasa 18 Oktober 2022 "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Pemahaman soal Pancasila terus digemakan di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Kali ini, Komisi II DPR RI bersama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BIP) kembali mensosialisasikan Pancasila saat reses di Pulau Tomia, Wakatobi, Selasa 18 Oktober 2022.

Anggota Komisi II DPR RI, Ir Hugua menjadi salah satu pematerinya, di lain pihak ada pula Sekretaris BPIP, Dody Setiawan serta perwakilan Akademisi di Sulawesi Tenggara, Dr La Taalami. Sosialisasi itu bertema Gotong Royong Membumikan Pancasila.

Di hadapan ratusan masyarakat Pulau Tomia, Ir Hugua menjelaskan, pentingnya memahami empat pilar kebangsaan sebagai pijakan setiap individu dan lingkungan keluarga dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Empat pilar kebangsaan itu kata Hugua, merupakan cerminan sebuah sikap sehari-hari, baik itu dalam ruang lingkup individu, keluarga maupun dalam kehidupan berkelompok secara luas.

Baca Juga: Maju di Pilkades, Dua Jurnalis Bertarung Lawan Mantan Kades

Empat pilar kebangsaan mengandung suatu makna kebiasaan, paham dan tradisi suatu bangsa. Untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga dalam suatu komunitas besar, akan lahir saling memahami satu dengan lainnya.

"Empat pilar kebangsaan itu kita bicara karakter pribadi dulu untuk menjadi karakter keluarga. Seperti halnya Pancasila, yakni sebuah paham dalam bernegara. Intinya semua paham dan kebiasaan itu tergambar dalam Pancasila. Jika dikerdilkan, menjadi Trisila, lalu jika diperas lagi yakni menjadi gotong-royong," beber Hugua yang juga mantan Bupati Wakatobi dua periode itu.

Sementara itu Sekretaris BPIP, Dody Setiawan, menyindir jika hingga saat ini masih saja ditemukan di masyarakat hingga ASN belum paham terkait BPIP. Lebih ironi lagi, masih ada yang tidak menghafal Pancasila.

Kata Dody Setiawan, dalam struktur BPIP, Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Dewan Pengarah. Di mana di dalamnya ada tanggung jawab untuk merawat kebhinekaan.

“Maka mengucapkan salam Pancasila dengan mengangkat sebelah tangan, menandakan lima sila merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia,” katanya.

Dijelaskan Dody Setiawan, berdirinya BPIP berawal adanya degradasi pemahaman Pancasila. Sehingga muncul inisiatif putra-putri bangsa mendirikan sebuah unit kerja di luar pemerintahan untuk memberikan pemahaman terkait makna yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Cakades di Muna Klaim Nomor Urutnya Angka Hoki

BPIP sendiri merupakan revitalisasi dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPIP). Namun karena cakupannya terlalu luas maka tahun 2018, Presiden RI menandatangani Perpres Nomor 7 Tahun 2018 tentang BPIP.

"Saat ini BPIP adalah lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden," jelas Dody Setiawan.

Tugas BPIP tambah Dody Setiawan, membantu presiden meluruskan arah kebijakan secara menyeluruh dan sebagainya.

“Kami turun dengan DPR RI mensosialisasikan agar lebih mudah menyampaikan ke masyarakat. Karena BPIP adalah milik masyarakat,” pungkasnya. (B-Adv)

Penulis: Kardin

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga