Lampu Mercusuar Mati, Feri Amolengo-Labuan Kesulitan Berlayar Malam Hari
Musdar, telisik indonesia
Sabtu, 19 Juni 2021
0 dilihat
Mercusuar. Foto: Repro Bengkulu Ekspres
" Lampu mercusuar Pelabuhan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan-Labuan Kabupaten Buton Utara, sudah lama mati "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Kapal feri yang beroperasi melayani penumpang Amolengo-Labuan dan sebaliknya, mengalami kesulitan saat berlayar di malam hari.
Pasalnya, lampu mercusuar Pelabuhan Amolengo, Kabupaten Konawe Selatan-Labuan Kabupaten Buton Utara, sudah lama mati.
"Sudah sekitar dua tahun mati," kata Kepala UPTD Pelabuhan Penyebrangan Amolengo-Labuan, Armin Malaka, Sabtu (19/6/2021).
Baca Juga: Penemuan Bayi di Panti Asuhan Konawe Dalam Penyelidikan Polisi
Armin menjelaskan, lampu mercusuar berfungsi sebagai penunjuk arah bagi kapal-kapal yang ada di laut saat malam hari. Agar cahayanya mudah terlihat oleh awak kapal.
Sehingga, apabila lampu marcusuar mati maka kapal laut akan mengalami kesulitan berlayar di malam hari dan beresiko menabrak batu karang atau benda yang berbahaya.
"Contoh tadi malam rombongan pak Gubernur (Gubernur Sultra, Ali Mazi) itu dari Pelabuhan Labuan jam 11 malam dan tiba di Pelabuhan Amolengo jam 12 lewat, waktu tempuh lebih lama dari normalnya karena kapal meraba-raba dalam gelap," ungkap Armin.
Armin mengatakan, jadwal operasional feri Amolengo-Labuan maupun sebaliknya hanya sampai pukul 16.00 Wita.
Baca Juga: Pinjaman Pemkab Muna Rp 401 Miliar Menanti Penandatanganan MoU
Namun, lanjut Armin, apabila sampai pada trip terakhir masih terdapat banyak penumpang yang belum terangkut, maka mau tidak mau KMP Semumu dan KMP Rajawali Nusantara akan berlayar dengan kondisi yang gelap dan berbahaya.
"Ketika sudah jam 16.00 Wita (trip terakhir) masih ada penumpanng berdatangan hingga 15 kendaraan itu tetap penambahan trip," pungkasnya.
Jadwal operasional kapal feri Labuan-Amolengo yakni, trip pertama pukul 08.00, kedua 10.00, ketiga 12.00, keempat 14.00, dan trip kelima atau yang terakhir pukul 16.00 Wita. (B)
Reporter: Musdar
Editor: Fitrah Nugraha