Tekan Angka Stunting dengan Keluarga Berkualitas
Putri Wulandari, telisik indonesia
Rabu, 08 Juni 2022
0 dilihat
BPPKB Muna Barat akan mengganti Kampung KB menjadi Desa Keluarga Berkualitas. Foto: Putri Wulandari/Telisik
" Dalam mewujudkan keluarga berkualitas itu ada delapan unsur yakni agama, sosial budaya, cinta kasih, reproduksi, perlindungan, pembinaan edukasi, ekonomi, serta lingkungan "
MUNA BARAT, TELISIK.ID - Guna menekan angka stunting, Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB) Muna Barat akan mengganti Kampung Keluarga Berencana (KB) dengan upaya mewujudkan keluarga berkualitas di Kecamatan Sawerigadi.
Dalam mewujudkan keluarga berkualitas itu ada delapan unsur yakni agama, sosial budaya, cinta kasih, reproduksi, perlindungan, pembinaan edukasi, ekonomi, serta lingkungan.
Kepala Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Muna Barat, La Ode Andi Muna, menuturkan bahwa agama dalam menciptakan keluarga berkualitas itu merupakan prioritas, maka untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dari kedelapan unsur yang paling utama ialah agama.
"Agama mengajarkan kita bagaimana bertakwa, kemudian mengajarkan baik dan buruk," tuturnya, Rabu (8/6/2022).
Dengan delapan unsur yang diterapkan untuk mewujudkan keluarga berkualitas, maka ini sebagai bagian dari pencegahan stunting, di mana stunting dalam teorinya yaitu terjadinya gagal tumbuh dan berkembang, sehingga anak-anak yang tumbuh menjadi kerdil tidak seperti pertumbuhan manusia normal umumnya.
Stunting ini dikarenakan kekurangan gizi, yaitu bagaimana pemerintah melalui Dinas Kesehatan maupun BPPKB memberikan intervensi dalam pencegahan stunting yakni dengan memberikan pola asuh dan pola makan yang baik kepada anak.
"Ini harus menjadi prioritas kita untuk mencegah risiko stunting, menekankan kepada keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi," ucapnya.
Baca Juga: Antusias Sambut Presiden, Masyarakat Bajo Mola Benahi Lingkungan
Ia juga mengemukakan bahwa untuk mewujudkan keluarga berkualitas, maka tidak boleh ada batasan untuk melarang kelahiran anak, sebab kepadatan penduduk di kota besar, termasuk Jakarta, bukan karena angka kelahiran yang besar, tetapi karena adanya urbanisasi, di mana banyak warga yang datang dari berbagai daerah untuk mencari pekerjaan.
Sehingga pemerintah pusat mengeluarkan program secara menyeluruh keluarga berencana, di mana cukup dua anak. Namun saat ini ada kebijakan yang baru, di mana bukan menekan angka kelahiran tetapi mengatur jarak kelahiran.
Dia juga menuturkan bahwa Muna Barat walaupun telah menjadi satu kabupaten, masih jauh tertinggal dengan kabupaten-kabupaten lain, salah satunya dikarenakan faktor penduduk yang kurang.
"Maka orang yang tidak sependapat kalau ada kebijakan melarang orang melahirkan karena kalau kita terus menggenjot untuk membatasi kelahiran, daerah ini tidak akan pernah maju," pungkasnya.
Baca Juga: Harga Cabai Rawit di Jawa Timur Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya
Sementara Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Sawerigadi, La Rekese, mengungkapkan, untuk menciptakan keluarga berkualitas atau generasi yang berkualitas guna melanjutkan kepemimpinan di masa mendatang, adalah dengan menciptakan anak yang bertakwa.
"Generasi yang berkualitas itu tidak terlepas dari seseorang yang beriman dan bertakwa," ucapnya.
Maka di dalam keluarga atau masyarakat harus diajarkan ilmu agama. Sehingga harapan kita nantinya masyarakat sadar dan makin teredukasi agar bisa membangun keluarga di tengah-tengah masyarakat yang berkualitas. (B)
Penulis: Putri Wulandari
Editor: Haerani Hambali