Langka, Potret Mata Biru Suku Buton yang Jarang di Indonesia
Muhammad Israjab, telisik indonesia
Sabtu, 03 Oktober 2020
0 dilihat
Potret langkah mata biru pemuda Suku Buton di Indonesia. Foto: Instagram @geo.rock888
" Saya sebenarnya bekerja sebagai ahli geologi di pertambangan nikel dan fotografi adalah hobi saya. Mata biru itu unik dan indah, itu adalah inspirasi saya. Biru adalah warna mata favorit saya. "
KENDARI, TELISIK.ID - Tak bisa dipungkiri, mayoritas orang Asia memiliki mata coklat hingga hitam, dengan beberapa yang memiliki mata berwarna abu-abu.
Namun hal unik terjadi di salah satu suku di Indonesia yaitu Suku Buton. Mata biru itu milik orang Buton yang berasal dari Pulau Buton, pulau terbesar ke-19 di Indonesia yang terletak di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), seperti yang diperlihatkan oleh seorang fotografer, Korchnoi Pasaribu.
Suku Buton, terbagi menjadi beberapa suku kecil yang beberapa di antaranya memiliki kondisi langka dikenal sebagai Sindrom Waardenburg yang mempengaruhi pigmentasi.
Sindrom Waardenburg mampu menyebabkan gangguan pendengaran, perubahan warna kulit, mata dan rambut, serta bentuk wajah yang tak lazim.
Baca juga: Pedagang Kecil Terdampak COVID-19 di Buton Dapat Bantuan
Keindahan mata Suku Buton diabadikan oleh Korchnoi Pasaribu, seorang ahli geologi dari Jakarta saat berkunjung ke pulau itu pada 17 September.
"Saya sebenarnya bekerja sebagai ahli geologi di pertambangan nikel dan fotografi adalah hobi saya. Mata biru itu unik dan indah, itu adalah inspirasi saya. Biru adalah warna mata favorit saya," kata Korchnoi, seperti dikutip Dailymail, Sabtu (3/10/2020).
Suku Buton juga dapat ditemui dengan jumlah yang signifikan di Luar Sulawesi Tenggara seperti di Maluku Utara, Kalimantan Timur, Maluku dan Papua. Tidak sedikit dari suku tersebut yang memiliki keunikan ini.
Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok Nusantara dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton. (C)
Reporter: Muhammad Israjab
Editor: Kardin