Lemah ke HRS, Polri Dinilai Hanya Berani ke Masyarakat

Rahmat Tunny, telisik indonesia
Minggu, 15 November 2020
0 dilihat
Lemah ke HRS, Polri Dinilai Hanya Berani ke Masyarakat
Acara Maulid Nabi dan pernikahan putri dari Habib Rizieq Shihab. Foto: Ist.

" Polisi hanya berani pada masyarakat yang tidak punya pengaruh dan takut pada figur-figur berpengaruh. Apalagi dalam acara Rizieq massa pendukungnya cukup banyak dan polisi tidak mau ambil risiko. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S. Pane mengatakan, Polri tak berdaya membubarkan kerumunan massa dalam acara Maulid Nabi dan pernikahan putri Habib Rizieq Shihab (HRS) pada, Sabtu (14/11) malam.

Alih-alih menjalankan fungsi penegak protokol kesehatan tanpa terkecuali bagi setiap kelas masyarakat, Neta justru melihat sikap standar ganda Polri dalam kasus Rizieq ini.

“Polisi hanya berani pada masyarakat yang tidak punya pengaruh dan takut pada figur-figur berpengaruh. Apalagi dalam acara Rizieq massa pendukungnya cukup banyak dan polisi tidak mau ambil risiko," kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/11/2020).

Ia menuturkan, Polri telah memberi keleluasaan terhadap berbagai kegiatan Rizieq, yang telah mengundang kerumunan massa. Baik sejak momen kedatangannya pada Selasa (10/11/2020) lalu, hingga acara pernikahan putrinya.

Padahal, Kapolri Idham Azis sejak Indonesia dilanda pandemi Corona telah dua kali mengeluarkan maklumat yang pada intinya menekan kegiatan dengan banyak orang. Maklumat pertama pada tanggal 19 Maret tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran COVID-19.

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Akui Sulit Jaga Jarak saat Acara Maulid Nabi

Lalu, maklumat kedua pada 21 September ihwal kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam pelaksanaan pemilihan Pilkada serentak tahun 2020.

Di bulan September juga, Operasi Yustisi mulai dilakukan, yaitu razia kepatuhan masyarakat dalam menjalani protokol kesehatan. Tidak sedikit pelanggar yang terjaring dalam operasi ini, bahkan ada beberapa yang dijatuhi pidana kurungan.

Neta mengatakan, berbagai instrumen Polri dalam menegakkan protokol kesehatan seperti di atas, seketika jadi retorika semata, saat melihat kerumunan massa terpampang nyata dalam setiap kegiatan Rizieq.

Ia juga mempertanyakan, mengapa Polri begitu getol menghadang massa aksi demo UU Cipta Kerja, tapi kini terkesan lembek di depan massa Rizieq.

“Demo yang jelas-jelas jadi hak masyarakat saja dikonter sedemikian rupa dari jauh-jauh hari, tapi kok ini (kegiatan Rizieq) dibiarkan,” tuturnya. (C)

Reporter: Rahmat Tunny

Editor: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga