Lemahnya Kepatuhan Masyarakat Terhadap Prokes Picu Lonjakan Kasus COVID-19
Siswanto Azis, telisik indonesia
Kamis, 28 Januari 2021
0 dilihat
Kadis Kesehatan Sultra, Husnia. Foto: Siswanto Azis/Telisik
" Risiko tertular itu akan turun ya ketika kita cuci tangan, ketika kita pakai masker, mampu menjaga jarak minimal satu meter. Kalau diterapkan tiga-tiganya kita bisa mengurangi risikonya sampai 99 persen. "
KENDARI, TELISIK.ID - Meski telah berjalan hampir satu tahun, pandemi COVID-19 di Sulawesi Tenggara belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.
Bahkan di sejumlah daerah, peningkatan kasus justru terjadi hingga akhirnya membuat sejumlah wilayah kota/kabupaten di Sultra justru masuk ke dalam wilayah dengan risiko penularan tinggi atau zona merah.
Hal itu tidak terlepas dari kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan yang belum maksimal. Padahal, penerapan protokol kesehatan merupakan salah satu kunci untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara, Husnia mengungkapkan, dari tiga hal yang diatur dalam penerapan protokol kesehatan, masyarakat disebut masih kurang patuh dalam penerapan protokol menjaga jarak.
"Ini yang jadi masalah, tidak patuhnya masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya, Kamis (28/1/2021).
Penerapan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak, sedianya harus dilakukan secara bersamaan. Ketika ada salah satu yang tidak diterapkan maka potensi penularan virus corona masih cukup tinggi.
"Risiko tertular itu akan turun ya ketika kita cuci tangan, ketika kita pakai masker, mampu menjaga jarak minimal satu meter. Kalau diterapkan tiga-tiganya kita bisa mengurangi risikonya sampai 99 persen," jelasnya.
Baca juga: Wali Kota Kendari Terima Suntikan Vaksin COVID-19 Dosis Kedua
Terpisah, Juru Bicara Satgas COVID-19 Sultra, Dokter Laode Wayong Rabiul Awal mengingatkan, penting bagi masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pada situasi apapun.
Terutama, ketika berada pada situasi dengan tingkat kerumunan tinggi.
Ia menyatakan, virus corona yang menjadi penyebab COVID-19 adalah virus yang tidak bisa dilihat. Bahkan, tidak semua orang yang dinyatakan positif COVID-19 menunjukkan adanya gejala penyakit tersebut sebelum akhirnya menjalani tes.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Saya imbau bagi seluruh elemen masyarakat agar memiliki kepedulian bahwa kita masih berada dalam kondisi pandemi COVID-19," ujar dr. Wayong
Sementara itu, seorang karyawan swasta Ahmat menilai pemerintah kurang serius dalam merespon pandemi COVID-19 di Sultra. Padahal, kata dia, jika bisa dilakukan terukur dari awal penyebaran pandemi COVID-19 seharusnya bisa ditekan.
“Pemerintah tidak sungguh-sungguh dan lambat merespons. Kalau dari awal sudah sadar COVID-19. Ini serius, penyebaran pasti bisa ditekan." jelasnya. (B)
Reporter: Siswanto Azis
Editor: Haerani Hambali