Lima Tahun Menderita Gizi Buruk, Balita Ini Hanya Bisa Terbaring Kaku

Hir Abrianto, telisik indonesia
Jumat, 21 Februari 2020
0 dilihat
Lima Tahun Menderita Gizi Buruk, Balita Ini Hanya Bisa Terbaring Kaku
Al Faqih bersama Nasniati, Ibu Kandungnya. Foto: Hir/Telisik

" Bapaknya kerja mengangkat papan kalau ada pohon yang sudah ditebang di hutan. Untuk satu bulan paling tinggi Rp500 ribu itu kalau lancar. Jadi kita hanya bisa belikan susu kaleng untuk diminumkan padahal kita dilarang kasi susu begitu. "

BOMBANA, TELISIK.ID - Malang nasib Al Faqih, bocah asal Desa Lampeantani, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Sejak berusia 6 bulan Ia hanya berbaring tak bisa menikmati masa kanak-kanaknya, bermain, berlarian dan menghirup udara segar. 

Sudah terhitung 5 tahun gizi buruk menggerogoti saraf dan tulang belulangnya. Makin lama, kondisinya pun terus memprihatinkan. Tubuhnya yang amat sangat kaku dan terlihat sangat kurus kini hanya hidup dalam kepasrahan orang tuanya.

Baca Juga : Forum Puspa Bakal Preasure Penanganan Kekerasan Seksual di Butur

Saat ditemui di rumahnya yang berukuran 3×5 meter, Kamis (20/02/20), Nasniati, ibunda Faqih menceritakan tentang keinginannya untuk melihat anak sulungnya itu beranjak dari bantal dan tikar untuk bermain layaknya anak normal lainnya.

Keinginannya membawa Faqih berobat, hanya sekedar angan-angan. Apa daya, mereka tak bisa berbuat apapun karena tidak punya uang untuk membiayai pengobatan anaknya. Bahkan untuk makan sehari hari saja, sangat sulit.

"Sesekali, pegawai puskesmas datang melihat keadaan anak saya," ucapnya sambil menyeka air mata.

Baca Juga : Baru 4 Bulan, Proyek Jalan Rp 2 M Sudah Rusak

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ayah Faqih menjadi kuli panggul (pemikul papan). Namun, kata Nasniati, penghasilan yang didapatkan suaminya sangat jauh dari kata cukup untuk kebutuhan perawatan anaknya.

“Bapaknya kerja mengangkat papan kalau ada pohon yang sudah ditebang di hutan. Untuk satu bulan paling tinggi Rp500 ribu itu kalau lancar. Jadi kita hanya bisa belikan susu kaleng untuk diminumkan padahal kita dilarang kasi susu begitu,” ucapnya sambil terisak.

Ibu dua anak ini menuturkan, Faqih mulai terkena penyakit ketika usianya masih  6 bulan. Saat itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bombana, namun upaya pengobatan putra sulungnya itu tak membuahkan hasil. Bahkan, dokter yang menangani menyarankan agar dirujuk ke Makassar untuk perawatan.

Pihak rumah sakit mendiagnosa Faqih mengalami penyakit (gangguan) saraf dan terdapat cairan yang harus disedot dari kepalanya. 

"Katanya dokter, semakin lama kepalanya anakku akan tambah besar, tapi  justru yang terjadi malah badannya yang tambah kecil. Saat itu kami ingin bawa ke Makassar tapi kami tidak punya uang,” tuturnya.

Baca Juga : Di Bombana, Petani Kerap Menghindari Penyuluh

Nasniati juga mengungkapkan bahwa pada bulan
Desember 2019 lalu, Dinas Sosial telah mengulurkan bantuan berupa susu formula dan uang tunai sebesar Rp3.500.000 dan uang itulah yang digunakan membali obat dan susu.

"Saya sudah pasrah, saya akan jaga anakku sampai kapanpun,” lirihnya.

Sampai saat ini Telisik.Id belum berhasil melakukan konfirmasi kepada Pemda Bombana terkait masalah yang diderita Faqih.

Reporter: M10
Editor: Rani

Artikel Terkait
Baca Juga