Ma Kyal Sin: Berarti Hingga Mati
Haidir Muhari, telisik indonesia
Kamis, 18 Maret 2021
0 dilihat
Ma Kyal Sin atau Deng Jia Xi atau Angel. Foto: Repro pikiran-rakyat.com
" Suara pertama saya, dari lubuk hati saya. Saya melakukan tugas saya untuk negara saya. "
MYANMAR, TELISIK.ID - Perempuan muda itu mengenakan kaos berwarna hitam bertuliskan "Everything will be OK", berada di barisan demonstran menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar.
Ma Kyal Sin atau Deng Jia Xi atau dikenal juga sebagai Angel, dilansir dari cnbcindonesia.com, merupakan salah satu dari ratusan pengunjuk rasa pada 3 Maret 2021. Unjuk rasa itu dilakukan di Jalan Mandalay.
Bersama 18 pengunjuk rasa lainnya, Kyal Sin, atlet taekwondo ini, akhirnya tewas. Peluru menyasar tepat di kepalanya.
Usianya belum juga genap dua puluh tahun. Kyal Shin mati setelah pokok pikiran yang menolak kudeta junta militer Myanmar.
Sehari setelah ia dimakamkan, tepatnya 5 Maret 2021, peristirahatan terakhirnya dibongkar oleh pemerintah. Terlepas dari pro kontra pembongkaran pusaranya, laporan pemeriksaan forensik yang dilakukan pemerintah, Angel tewas karena proyektil yang melubangi kepalanya berukuran 1,2 cm kali 0,7 cm.
Kyal Sin sebelumnya sempat berbagi kebanggaan karena telah memberikan suara untuk pertama kalinya pada pemilu 8 November 2020. Ia mengabadikan momen itu dengan mengunggah foto dirinya sedang mencium jarinya yang berwarna ungu.
"Suara pertama saya, dari lubuk hati saya. Saya melakukan tugas saya untuk negara saya," tulis Kyal Sin dalam postingannya.
Apakah memang setiap nalar kritis harus berarti mati? Apakah perbedaan pemikiran harus selalu dibungkam? Generasi bangsa yang membeo terhadap rezimkah yang diimpikan dari bernegara di era demokrasi?
Baca Juga: Update UTBK-SBMPTN 2021: 38.605 Siswa Sudah Mendaftar
Kyal Shin, telah menghitung risiko saat ia memutuskan untuk menjadi generasi muda bangsa yang kritis. Meskipun itu harus berarti kematian.
Untuk itu, dilansir dari Tempo.co, Angel menurut tuturan orang-orang dekatnya, telah meninggalkan surat wasiat. Surat wasiat itu bukan kuasa, tetapi tentang memberi arti dan kebermanfaatan.
Dalam surat wasiat itu, Kyal Sin meminta keluarganya untuk mendonasikan organ tubuhnya yang masih dapat difungsikan kepada orang yang membutuhkan.
Bahkan hingga matipun ia ingin organ tubuhnya tetap hidup dan terus memberi arti kepada manusia. Ragamu telah terpapar di pusara, tetapi semangat dan idealisme yang ingin terus memberi arti tentu akan anumerta dalam perjalanan sejarah manusia.
Semua akan baik-baik saja. Everything will be Ok. (C)
Reporter: Haidir Muhari
Editor: Haerani Hambali