Mahasiswa UNY Temukan Penyembuh Luka dari Daun Waru, Miliki Sifat Anti-Inflamasi
Affan Safani Adham, telisik indonesia
Selasa, 28 Juli 2020
0 dilihat
Mahasiswa Prodi Biologi FMIPA UNY, Dwi Rahmawati dan Aulia Eka Rahayu. Foto: Ist.
" Senyawa Anti-Inflamasi ini di antaranya terkandung pada Daun Waru. "
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Infeksi merupakan keadaan di mana mikroorganisme seperti bakteri masuk ke dalam tubuh, misalnya permukaan kulit dan bersifat membahayakan.
Salah satu infeksi yang sering terjadi pada luka seseorang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus Aureus.
Biasanya, ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses bernanah. Lalu, seseorang secara spontan menanganinya dengan obat kimia. Namun saat ini, mereka mulai beralih mencari pengobatan tradisional dengan dalih bahayanya obat kimia apabila digunakan secara terus menerus.
Dengan adanya kesadaran dari para masyarakat tentang dampak negatif obat dari berbagai bahan kimia, mereka mulai kembali ke pengobatan dengan menggunakan obat tradisional yang tidak merugikan bagi tubuh.
Untuk menghambat pertumbuhan penyakit oleh bakteri Staphylococcus Aureus dapat menggunakan salep dari Daun Waru (Hibiscus Tiliaceus).
Inilah yang diteliti tiga mahasiswa Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yakni Dwi Rahmawati, Aulia Eka Rahayu dan Titi Ari Wulandari. Melalui karyanya itu berhasil meraih dana penelitian dari Fakultas MIPA UNY.
Menurut Dwi Rahmawati, proses penyembuhan luka-luka dapat dipercepat dengan senyawa memiliki sifat Anti-Inflamasi.
"Senyawa Anti-Inflamasi ini di antaranya terkandung pada Daun Waru," jelas Dwi, Selasa, (28/7/2020).
Daun Waru, diterangkan Dwi, mempunyai senyawa Metabolit Sekunder Saponin, Flavonoid dan lima senyawa Fenol yang termasuk dalam senyawa Anti-Anflamasi.
"Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar," katanya.
Flavonoid dan Polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik dan ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh Daun Waru, di antaranya adalah penyakit batuk serta demam.
Baca juga: Menteri Nadiem Minta Maaf ke Muhammadiyah, NU dan PGRI
Sementara itu, Aulia Eka Rahayu menambahkan, penelitian itu bertujuan untuk mengetahui besarnya konsentrasi Salep Daun Waru (Hibiscus Tiliaceus) untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus Aureus dan mengetahui pengaruh Salep Daun Waru terhadap pertumbuhan Staphylococcus Aureus.
Sedangkan dijelaskan Titi Ari Wulandari, penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Organik dan Laboratorium Analitik FMIPA UNY.
Bahan yang dibutuhkan adalah Daun Waru, bakteri uji Staphylococcus Aureus, Aquades Steril, Etanol 96 persen, Tablet Ciprofloxacin 500 mg, Nutrient Agar (Oxoid), H2SO4 0,36N, BaCl2. 2H2O 1,175 persen, NaCl 0,9 persen, Adeps Lanae, Vaselin Album dan Trietanolamine (TEA).
Sedangkan alat yang digunakan adalah tabung Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, penangas air, blender, ayakan mesh 200, kaca arloji, timbangan analitik, labu ekstraksi, batang pengaduk, stirrer, cawan petri, rotary evaporator, jarum ose, pinset, incubator, laminar air flow, termometer, pencadang, autoklaf, mikro pipet, mistar berskala Kertas Saring nomor 1, kertas label, aluminium foil dan alat fotografi.
Langkah pertama adalah membuat ekstrak Daun Waru. Setelah itu, dibuat mikroemulsi yang terdiri dari ekstrak Daun Waru, Adeps Lanae, Vaselin Album, m.f.salep, TEA dan Aquades.
Sediaan salep yang akan dibuat dalam penelitian ini memiliki konsentrasi ekstrak Daun Waru yang berbeda-beda, yaitu 13 persen dan 26 persen untuk dua kali pemakaian dalam sehari selama tujuh hari pengamatan.
Ekstrak Daun Waru dicampur dengan bahan lain sampai tercampur rata di dalam Beaker Glass dengan menggunakan Magnetic Stirrer pada suhu 30-35±2°C, kemudian dicampurkan dengan bahan lain. Setelah itu, ditambahkan Aquades sampai volume yang dikehendaki, kemudian tambahkan TEA tetes demi tetes sambil diaduk perlahan sampai terbentuk gel yang jernih.
Berdasarkan penelitian ini, konsentrasi ekstrak Daun Waru lebih banyak dibandingkan dengan bahan-bahan pendukung sehingga salep daun waru lebih maksimal.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Kardin