Makanan Indonesia Ini Jadi Sup Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas
Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 31 Juli 2023
0 dilihat
Rawon, makanan khas Jawa Timur jadi kuliner sup terenak di dunia versi Atlas Taste. Foto: Repro Kompas.com
" Rawon adalah hidangan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Sup beraroma khas ini biasanya dibuat dengan daging sapi yang direbus perlahan dan bahan-bahan tradisional Indonesia "
SURABAYA, TELISIK.ID - Indonesia kaya akan rempah dan kelezatan kulinernya. Hal ini juga menjadikan banyak makanan khas Indonesia yang diakui dan masuk sup terlezat di dunia.
Dilansir dari Kompas.com dan Manado.tribunnews.com, berikut daftar 10 sup atau makanan berkuah terbaik di dunia versi laman Taste Atlas.
1. Rawon, Indonesia
Rawon adalah hidangan khas Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Sup beraroma khas ini biasanya dibuat dengan daging sapi yang direbus perlahan dan bahan-bahan tradisional Indonesia lainnya, seperti daun jeruk, serai, jahe, dan cabai.
Namun, terdapat bahan kunci yang menjadi ciri khas dari rawon, yakni kluwek. Bumbu khas Indonesia ini sangat beracun jika masih mentah dan harus difermentasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Kluwek ditumbuk dengan bahan dan rempah-rempah lainnya sehingga memberikan rasa asam dan gurih serta warna hitam pekat yang unik pada hidangan ini.
2. Tonkotsu ramen, Jepang
Tonkotsu adalah gaya ramen unik yang terdiri dari kaldu babi berlemak tinggi, mi segar, kuning telur yang lembut. Ramen yang sangat populer ini biasanya diberi taburan daun bawang, rebung, rumput laut nori untuk kerenyahan, dan jagung manis.
3. Tom kha gai, Thailand
Tom kha gai adalah hidangan nasional Thailand yang lezat yang berasal dari utara negara ini dan mendapat pengaruh dari negara tetangga, yakni Laos. Nama tom kha gai yang berarti sup ayam lengkuas rebus ini menggunakan berbagai bahan sehingga mempunyai cita rasa yang kaya.
Baca Juga: Resep Ikan Pindang Bumbu Sarden
Sup ini terdiri dari santan, potongan atau suwiran ayam, lengkuas (tanaman berkayu berwarna coklat kemerahan atau merah muda yang mirip jahe), serai, bawang putih, bawang putih, cabai rawit, daun jeruk purut, kecap ikan, dan jamur shiitake.
Rasa lengkuas yang pedas, menyengat, sedikit asam, dan floral memberikan kontras yang menarik dengan santan yang lembut, menciptakan hidangan yang sangat aromatik dalam prosesnya.
Tom kha gai sangat bergizi dengan khasiatnya yang luar biasa, seperti menenangkan saluran pencernaan.
4. Sopa de lima, Meksiko
Hidangan tradisional dari Semenanjung Yucatan, Meksiko, sopa de lima adalah sup ayam dan tomat yang pedas serta beraroma nikmat. Sup ini dibumbui dengan jeruk nipis Yucatan yang unik dan pahit serta cabai habanero yang pedas.
Karena jeruk nipis asli Yucatan tersebar di seluruh semenanjung, tidak mengherankan jika jeruk nipis ini digunakan dalam berbagai resep masakan Yucatan. Sup ini cocok dinikmati di berbagai iklim atau musim serta mempunyai manfaat bagi tubuh karena kandungannya.
5. Taiwanese hot pot, Taiwan
Hot pot versi Taiwan disantap selama musim dingin, terutama pada hari-hari yang dingin dan hujan. Hidangan ini tidak memiliki resep khusus, namun terdiri dari sepanci kaldu dan berbagai macam bahan yang dimasak di dalamnya.
Bahan di dalam panci kaldu itu diambil dan kemudian dicelupkan ke dalam saus yang menyertainya sebelum dimakan. Kaldunya dapat dibuat dari bonito dan kombu, rempah-rempah China, acar kubis, susu, miso, atau kimchi.
Bahan-bahan yang dimasak di dalamnya sering kali termasuk sayuran akar, tahu, pangsit, kue ikan, talas goreng, atau daging yang diiris tipis. Sebagian besar restoran hot pot memiliki bar bumbu dengan saus dan hiasan seperti saus sha cha (saus barbekyu yang berasal dari sate), kecap asin, cuka putih, cuka hitam, pasta wijen, bawang putih, daun ketumbar, cabai, daikon, dan wijen.
6. Ciorba radauteana, Rumania
Ciorba radauteana adalah sup tradisional Rumania. Ini merupakan sup yang dibuat dengan kombinasi ayam, bawang bombay, paprika merah, seledri, wortel, air perasan lemon, bawang putih, peterseli, dan krim asam.
Sesuai namanya, sup yang terasa asam karena campuran lemonnya ini berasal dari kota Radauti, Rumania. Bahan-bahan tersebut kemudian direbus dengan api sedang hingga daging dan sayuran menjadi empuk.
Di Rumania, sup ini dikenal dengan khasiatnya sebagai obat penghilang rasa sakit dan menyembuhkan gejala flu.
7. Bori-bori, Paraguay
Bori-bori (vori-vori) merupakan sup lezat khas Paraguay yang berisi daging (biasanya daging sapi atau ayam), pangsit lembut yang terdiri dari tepung jagung dan keju, serta sayuran seperti wortel, seledri, dan bawang.
Sup ini dibumbui secara tradisional dengan daun salam, cengkeh, dan peterseli, sementara kunyit memberikan warna keemasan yang kaya.
Baca Juga: Makanan Sehat Khas Indonesia yang Bisa Dijadikan Menu Halal bi Halal
Bori-bori sangat populer selama bulan-bulan musim dingin, meskipun terkadang juga dikonsumsi selama musim panas. Hal itu karena bori-bori disajikan dalam keadaan hangat dengan ditaburi peterseli dan paruta keju parmesan.
8. Ramen, Jepang
Ramen adalah sup mi yang pertama kali muncul di Jepang pada 1910, ketika para juru masak China mengkombinasikan mi dengan kaldu asin. Mi keriting ini berwarna kuning cerah dan lebih elastis daripada mi Jepang yang dibuat pada saat itu.
Adonannya diuleni dengan air mineral yang mengandung natrium karbonat yang disebut kansui.
9. Shoyu ramen, Jepang
Shoyu ramen yang berbahan dasar kecap asin adalah salah satu dari empat kelompok utama ramen dengan mi, kaldu, dan berbagai topping yang menjadi tiga elemen penting. Shoyu ramen mempunyai kuah yang berwarna gelap dan asin. Hal itu membedakan dari jenis ramen lainnya.
Biasanya, ramen ini menggunakan kaldu daging atau makanan laut yang dicampur dengan kombinasi kaldu kombu dan kecap asin yang harum.
10. Zurek, Polandia
Zurek adalah sup tradisional Polandia dengan memiliki ciri khas rasa asam yang berasal dari ragi asam atau fermentasi roti dan tepung gandum hitam. Sup ini juga mengandung daging seperti sosis, bacon, atau ham, dengan tambahan sayuran seperti kentang dan jamur.
Meskipun sangat populer di seluruh Polandia, setiap daerah memiliki versi hidangannya sendiri. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS