Mantan Karyawan Perusahaan Tambang, Banting Setir jadi Pedagang Buah Keliling

Erni Yanti, telisik indonesia
Sabtu, 16 September 2023
0 dilihat
Mantan Karyawan Perusahaan Tambang, Banting Setir jadi Pedagang Buah Keliling
Ansori, pedagang buah keliling, sedang melayani pembeli dengan ramah. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Ansori terpaksa banting setir menjadi penjual buah keliling, dari pekerjaan sebelumnya sebagai karyawan perusahaan tambang "

KENDARI, TELISIK.ID - Tidak ada usaha sia-sia bagi orang yang memulai dengan kesungguhan hati. Itulah tampaknya menjadi sugesti penyemangat bagi pria kerap disapa Ansori.

Bapak dua anak ini hampir tiap hari keliling kota untuk menjajakan dagangan buahnya, seperti pisang, jambu kristal, jeruk, buah naga dan pepaya.

Biasanya ia mangkal sekitaran bundaran kantor gubernur Jl. Haluoleo, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia memarkir motor bersama gerobaknya di bahu jalan.

Ansori pun terpaksa banting setir menjadi penjual buah keliling menggunakan sepeda motor sambil membawa gerobak, isinya aneka macam buah-buahan. Sebelumnya, ia bekerja sebagai karyawan di perusahaan pertambangan dengan jabatan kepala laboratorium. Namun karena pekerjaannya sering dipindahkan ke beberapa daerah, ia memilih resign.

"Menjual sudah satu tahun terakhir ini. Sebelumnya di tambang ada kantor di Kendari, terus saya dimutasi ke Buton, ke Muna Barat terus lama makin jauh, jadi sudah tidak mau," kata Ansori, Jumat (15/9/2023).

Setelah memilih berhenti, kemudian ia berpikir bagaimana caranya agar memiliki penghasilan lagi untuk menghidupi keluarganya. Sempat berpikir untuk kerja bangunan saja sebagai tukang, namun ia tidak begitu meyakini hal itu.

Baca Juga: Perjuangan Seorang Karyawan Rumah Makan, Gaji Kecil Berbagi dengan Orang Tua

Sejak menjadi pedagang buah keliling, banyak cobaan yang menimpanya. Mulai dari diusir, hingga larangan mangkal walaupun di bahu jalan.

Tak hanya itu, teman-temannya sering memandangnya sebelah mata karena pekerjaannya. Namun ia menanggapi dengan santai.

Baginya, ia memandang sesama manusia tidak pada pekerjaan, namun apa yang ia jalani dengan kerendahan hati, karena tidak semua yang terlihat indah di luar, di dalam juga indah.

"Saya berprinsip bahwa jika orang memandang saya sebelah mata karena pekerjaan saya, maka tunggu dulu, lihat dulu isi dompetnya. Karena saya pernah rasakan pekerjaan seperti mereka, jadi saya tidak ambil pusing," tuturnya.

Hal itu tak menjadikan ia putus asa untuk terus berjualan, berharap ada kesuksesan menanti dirinya di kemudian hari.

Kecintaannya terhadap pekerjaan itu, membawa keahlian dalam memasarkan buah hingga memiliki penghasilan yang tinggi.

Walaupun pemasukan tidak menentu setiap harinya, namun ia mampu membeli motor dari hasilnya jualan buah. Kesyukuran itulah yang terus ia pegang teguh.

Baca Juga: Kisah Pasutri Penjual Pisang Tiap Hari Susuri Jalan Kota Kendari

"Kemarin saya dapat sampai Rp 700 ribu. Kalau modal pisang itu Rp 100 ribu, pepaya Rp 150 ribu, itupun tiga kali saya jual. Hari pertama sudah untung, hari kedua dan ketiga sudah keuntungan yang kita jual," katanya.

Buah yang dijual, ia beli langsung di kebun pemiliknya. Kemudian memetik dan memilih sendiri buah yang akan diambilnya.

Salah seorang pembeli, Nia mengatakan, suka membeli buah yang dijual Ansori. Di samping murah, juga manis.

"Di sini juga bagus-bagus buahnya. Sesuai dengan yang kita inginkan, manis," ucapnya. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga