Mantan PJ. Bupati Busel Tanggapi Rencana Hutang Pemda Busel

Deni Djohan, telisik indonesia
Sabtu, 16 November 2019
0 dilihat
Mantan PJ. Bupati Busel Tanggapi Rencana Hutang Pemda Busel
Mantan Pj. Bupati Busel, H. Muhammad Faizal. Foto: Istimewa

" Contoh RSUD Bahteramas. Sebelumnya, PAD nya hanya Rp 45 miliar. Saat ini PAD nya sudah Rp 100 miliar pertahun. "

BATAUGA, TELISIK.ID - Rencana pemerintah Buton Selatan (Busel) yang akan melakukan pinjaman terus menuai tanggapan sejumlah pihak. Setelah tokoh pemuda Busel, La Ode Rusyamin, kini giliran mantan Penjabat (Pj) Bupati Busel, H. Muhammad Faizal MSi.

Menurutnya, pinjaman daerah adalah hal yang wajar asal digunakan untuk peningkatan sektor usaha produktif atau proyek yang dapat mengembalikan pinjaman tersebut.

"Contoh RSUD Bahteramas. Sebelumnya, PAD nya hanya Rp 45 miliar. Saat ini PAD nya sudah Rp 100 miliar pertahun," kata Faizal saat di konfirmasi melalui sambungan messenger-nya, Sabtu (16/11/2019).

Lebih jauh dikatakan, pembangunan infrastruktur seperti jalan atau jembatan yang menggunakan dana pinjaman juga boleh dilakukan. Namun itu merupakan pilihan terakhir pemerintah.

"Usahakan dulu dari APBD dan dana dekon atau tugas perbantuan dari kementrian, bahkan kalo perlu dari bantuan luar negeri," tambahnya.

Selain peruntukan anggaran, staf khusus Gubernur Sultra, Ali Mazi ini mengaku, tak sepakat jika sumber dana pinjaman diambil dari perbankan. Alasannya, bunga pinjaman yang dibebankan terhadap daerah cukup tinggi. Sebaiknya Pemda memohon mengambil pinjaman dari pemerintah melalui PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Kementerian Keuangan.

"Kalau melalui perbankan boleh saja. Asal dibuat berdasarkan studi kelayakan secara teknis, ekonomi dan lingkungan serta kemampuan membayar kembali. Kalau daerah meminjam di PT. SMI bunganya murah juga bisa dibantu Kemenkeu melalui penambahan dana transfer," katanya.

"Informasi yang saya ketahui, di Indonesia daerah yang pertama pinjam di Kemenkeu itu Prov Sultra dan saya yang urus, dokumen kelengkapan untuk seluruh daerah indonesia itu saya yang buat, mereka hanya copy dan revisi sedikit," tambahnya.

Dirinya tak yakin, jika penghasilan di tiga rencana pembangunan yakni tersebut RSUD, pelabuhan perikanan dan pelabuhan rakyat di Bandara Batauga dapat menutupi biaya angsuran yang nilainya sebesar Rp 40 miliar pertahun. Nilai itu di luar bunga pinjaman yang setiap tahunnya Rp 12 miliar.

"Makanya saya sarankan pinjam di PT. SMI supaya tidak berlaku prinsip masuk kantong kiri keluar kantong kanan," tutupnya.

Reporter : Deni
Editor: Sumarlin

Baca Juga