Melalui Terobosan IP 300, Konawe Digenjot Menjadi Lumbung Beras Sultra
Muhamad Surya Putra, telisik indonesia
Kamis, 08 April 2021
0 dilihat
Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa saat menaiki mesin panen padi. Foto: Ist.
" Target per hektarenya itu 9,4 ton gabah. Kita optimis capai target itu. "
KONAWE, TELISIK.ID - Dengan hasil panen petani yang setiap tahun mengalami peningkatan, Kabupaten Konawe jadi lumbung penyedia beras di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tak ayal, Kabupaten Konawe ke depan akan menjadi lumbung padi nasional dengan kualitas padi semakin baik.
Dewasa ini, Kabupaten Konawe mewujudkan program pertanian dengan inovasi melalui terobosan IP 300.
Areal persawahan yang dijadikan percontohan program IP 300 di Konawe, kini mulai siap dipanen. Salah satu sawah garapan program itu tepatnya berada di kecamatan Tongauna.
Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa saat melakukan panen raya padi di areal sawah pencanangan program IP 300 mengaku bangga atas kerja keras semua komponen khususnya para petani yang menjadi tulang punggung kemandirian pangan di otoritanya.
Katanya, terobosan sawah IP 300 ini diharapkan dapat meningkatkan hasil dan kualitas padi semakin melimpah.
Ia menambahkan, sebagai daerah yang perekonomiannya mengandalkan hasil pertanian, perlu adanya dukungan penuh pemerintah di sektor pertanian utamanya sawah.
"Saya sangat bangga dan mengapresiasi semua petani. Konawe ini memang daerah pertanian. Kita sudah terkenal sebagai daerah lumbung beras berkat usaha semua petani di Konawe," ujar Kery Saiful Konggoasa.
Pada waktu memberikan sambutan saat panen padi di kecamatan Tongauna ia berterima kasih kepada petani Konawe yang ikut mensukseskan program terobosan sawah IP 300 ini.
Mantan Ketua DPRD Konawe itu meminta kesuksesan program percontohan sawah IP 300 dapat diadopsi ke semua basis persawahan di Konawe. Dengan begitu, produksi pertanian khususnya beras dapat merata.
Namun, kata dia, pastinya beberapa aspek lain guna menunjang keberhasilan program prioritas pemerintah Kabupaten Konawe itupun, seperti aspek irigasi teknis, juga harus lebih dimaksimalkan.
"Kami dari Pemkab juga akan terus berupaya. Kita akan siapkan bibit padi berkualitas, jalan usaha tani (JUT) akan kita tingkatkan serta hal-hal lain untuk pengembangan pangan berkelanjutan. Karena sudah pasti untuk meningkatkan produksi, harus ditunjang infrastruktur yang memadai," ungkap Kery Saiful Konggoasa yang juga politisi PAN Sulawesi Tenggara itu.
Bupati yang dikenal dengan sikap sederhana itu mengemukakan, pertumbuhan ekonomi di Konawe tak lepas dari kontribusi sektor pertanian. Dengan luas areal persawahan sekira 42.500 hektar, perekonomian Konawe ditopang oleh sektor pertanian.
Lebih lanjut Kery menuturkan, di samping sektor lain, yakni industri dan manufaktur, yang perlu dilakukan saat ini yakni peningkatan harga jual gabah para petani.
"Pemerintah dalam hal ini Bulog, harus membeli beras petani sesuai standar harga yang ditetapkan. Kenapa barang-barang lain harganya mahal. Sementara, beras yang notabene makanan pokok kita ini seolah tidak ada harganya," cetus Bupati Konawe dua periode itu.
Sementara itu di tempat yang sama, salah seorang petani di kecamatan Tongauna, I Made Mirta menuturkan, sawah yang dipanen langsung oleh Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, luasnya mencapai 2 hektare.
"Target per hektarenya itu 9,4 ton gabah. Kita optimis capai target itu," ungkap petani konawe itu.
Made Mirta yang juga salah satu Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Inolobunggadue, Kecamatan Tongauna juga menyatakan akan siap menjalankan program pemerintah tiga kali tanam dalam setahun.
"Kami sudah duduk bersama ingin meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Konawe," pungkasnya Made Mirta.
Katanya, melalui jenis padi MP1 ini GP3A Inolobungadue dengan luas lahan 200 hektare siap tiga musim tanam per tahun yang dimana dulunya hanya dua kali panen bahkan hanya sekali panen.
Namun, lebih lanjut Ia mengatakan, untuk mencapai tiga kali tanam dalam setahun itu, dia memperkirakan akan ada hambatan jika semua wilayah menerapkan hal tersebut.
Itu dikarenakan kebutuhan alat pertanian kita masih kurang.
"Alat pertanian kita kurang, serta pupuk subsidi juga yang masih kurang," keluhnya.
Di lain pihak, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara Sultra, Muhammad Djudul menjanjikan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada petani Konawe.
Mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara yang tak berkesempatan hadir dalam acara panen perdana sawah IP 300, Muhammad Djudul mengatakan bahwa bantuan alat mesin pertanian seperti drayer, kombayen, serta itu jonder akan memprioritaskan untuk Konawe
"Kalau ada bantuan, Insya Allah di tempat ini kami akan prioritaskan," imbuhnya.
Ia menambahkan, pengembangan padi di daerah itu sudah sejalan dengan kebijakan atau program strategis dari kementerian pertanian, di mana saat ini program pertanian tidak lagi secara parsial tapi harus terintegrasi.
"Ketika panen telah meluap maka kita harus dekatkan dengan pasar sehingga gabah yang kita hasilkan tidak perlu lagi keluar tapi berputar di Sultra sehingga harga gabah petani bisa meningkat," ungkap Muhammad Djudul.
Di samping itu, kata dia, program strategis pertanian food estate yang tengah dikembangkan di Konawe Selatan dan Kolaka Timur.
Untuk program ini disiapkan lahan seluas 1.700 hektare dan bisa ditambah hingga 3.000 hektare.
Alokasi dananya sendiri, kementerian menyiapkan sekitar Rp 700 miliar untuk lahan seluas 1.700 hektar.
"Nantinya Konawe kita akan integrasikan masuk dalam program food estate sehingga kita mencapai 3.000 hektar dengan alokasi anggaran mencapai Rp 1 triliun," terangnya.
Untuk program ini terkait mengenai pasar, gudang, jalan, dan utamanya soal irigasi sehingga terjadi industri pertanian ini juga masuk dalam perternakan.
"Kita harus meningkatkan kualitas beras kita sehingga menjadi beras premium," ujarnya.
Katanya, kita telah mengajukan agar panen berikutnya pihak dari Kementerian Pertanian dapat menghadiri acara yang sama di Konawe. (A-Adv)