Mengenal Permainan Tradisional Lojo Masyarakat Buton
Elfinasari, telisik indonesia
Rabu, 29 Mei 2024
0 dilihat
Permainan tradisional Lojo yang dikemas dalam bentuk Tari Lojo oleh SD N 1 Baadia Kota Baubau. Foto: Elfinasari/Telisik
" Lojo atau loji adalah permainan tradisional yang dikenal sejak dahulu di wilayah Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara. Permainan ini hanya memerlukan bahan-bahan sederhana Bambu dan tempurung kelapa "
BAUBAU, TELISIK.ID – Lojo atau loji adalah permainan tradisional yang dikenal sejak dahulu di wilayah Kepulauan Buton, Sulawesi Tenggara. Permainan ini hanya memerlukan bahan-bahan sederhana Bambu dan tempurung kelapa.
Praktisi budaya, Ridwan Ane, menuturkan bahwa saat ini permainan tradisional tersebut sudah hampir punah. Untuk meminimalisir kepunahan ini, permainan Lojo dijadikan tarian penyambutan tamu.
Tari Lojo merupakan salah satu kearifan lokal yang diangkat dari wilayah Kepulauan Buton dan terinspirasi dari permainan tradisional Lojo yang hampir hilang.
"Jadi permainan tradisional Lojo saat ini kami jadikan sebagai tarian untuk penyambutan tamu," ungkap Ridwan Ane yang juga merupakan guru di SDN 1 Baadia.
"Saya buatkan lapangan khusus Lojo dengan tujuan agar anak-anak tahu bahwa nenek moyangnya pernah bermain Lojo," tambahnya.
Baca Juga: Mengenal Layang-Layang Tertua di Dunia Bakal Diterbangkan Juli dalam Even Kaghati
Kemudian tempurung kelapa diukir dalam berbagai bentuk, seperti segitiga, bundar, atau bentuk hati (love) dengan diameter 5 hingga 7 sentimeter. Tempurung kelapa yang sudah diukir ini kemudian disebut Lojo. Setiap Lojo harus dilubangi pada sisi depannya untuk menjadi tempat bersandarnya alat pemukul saat melakukan aksi penembakan.
Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang saling berhadapan. Setiap tim dapat terdiri dari dua orang atau lebih tanpa batasan peserta. Lojo biasanya dimainkan di area tanah lapang yang datar atau di halaman rumah.
Permainan ini dimainkan secara beregu. Sejak pandemi COVID-19, permainan lojo mulai dihidupkan kembali oleh Karang Taruna dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata). Lojo ini telah ada sejak zaman kemerdekaan karena gerakannya yang sederhana dan mudah diadakan.
Alat pemukul yang digunakan untuk menembakkan loji terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 40 sentimeter dan lebar dua sentimeter. Loji bertahan adalah tempurung yang sudah disusun dengan jarak tertentu, sementara loji menyerang adalah tempurung yang ditembakkan untuk menjatuhkan loji bertahan.
Baca Juga: Pesona Alam Kolaka Utara Bakal Dipamerkan September dalam Even Jelajah Wisata
Untuk menghidupkan kembali warisan budaya ini, permainan lojo dibawa ke dunia tari. Dalam tarian tersebut, ada elemen permainan seperti memasang benteng dan menyerang, mirip dengan permainan lojo asli. Ketika seorang penari berhasil menyelesaikan tugasnya, ia dianggap menang, sama seperti dalam permainan.
Kabid Pembinaan SMP Dikbud Baubau, Hasrin, mengapresiasi kegiatan panggung ekspresi oleh SD N 1 Baadia. Mereka bebas berekspresi seperti menari, baca puisi, menggambar dan lainnya.
"Saya kira ini kegiatan yang sangat bagus. Orang tua bisa menyaksikan sendiri anak-anak mereka tampil dan ini kelebihan yang harus kita banggakan serta dukung bersama," tuturnya.
Kepala Sekolah SDN 1 Baadia, Rusdin Puu, juga mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kearifan lokal harus tetap dijaga melalui panggung ekspresi seperti ini terlebih anak SD yang membawakan.
"Penampilan tarian seperti tari Lojo dan lainnya harus tetap dilestarikan," ungkapnya. (A)
Penulis: Elfinasari
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS