Mengenal Tapua, Alat Tenun Konvensional yang Hasilkan Ratusan Jenis Sarung Buton
Sofi Insan Wardani, telisik indonesia
Selasa, 09 Mei 2023
0 dilihat
Tapua alat tenun konvensional masyarakat Buton yang masih digunakan hingga sekarang (kiri) dan sarung Buton yang ditenun menggunakan alat tradisional. Foto: Sofi Insan Wardani/Telisik
" Tidak hanya sebagai alat tenun, tapua juga merupakan simbol kekayaan budaya dan warisan leluhur yang masih tetap lestari sampai sekarang "
BAUBAU, TELISIK.ID - Meskipun zaman telah berubah dan teknologi semakin canggih, penggunaan tapua sebagai alat tenun konvensional, masih menjadi pilihan masyarakat Buton. Tidak hanya sebagai alat tenun, tapua juga merupakan simbol kekayaan budaya dan warisan leluhur yang dijaga dengan penuh kebanggaan dan masih tetap lestari sampai sekarang.
Tapua yang terbuat dari kayu dengan rancangan yang khas, digunakan sebagai pintalan benang-benang yang telah diatur sedemikian rupa kemudian ditenun dengan menggunakan beberapa alat pendukung.
"Selain tapua, ada beberapa alat lainnya yaitu dopi, sulempanata, kantaburi, liwuo, pando-pando, balida, kakuti, jangka tubo, talikundo, tudakana balida, dan kusoli," beber Wa Poo, salah seorang penenun sarung khas Buton.
Pada dasarnya, kata dia, alat-alat tersebut terbuat dari kayu dan bambu dengan fungsi yang berbeda-beda dan merupakan satu kesatuan yang tidak boleh terpisahkan.
Rubama, penenun lainnya mengatakan, semua alat tersebut digunakan saat menenun. Kalau kurang satu saja, tidak akan bisa menjadi sarung.
Alat tenun konvensional tersebut terbukti telah menghasilkan ribuan jenis sarung Buton, yang mana sarung tersebut sering dianggap sebagai simbol status sosial dan kebanggan budaya masyarakat Buton.
Beberapa jenis sarung Buton yang populer, antara lain:
1. Bancana Kaluku, berasal dari Bahasa Wolio yang dalam bahasa Indonesia berarti bakal buah kelapa. Adapun warna dasar dari sarung jenis ini adalah kuning, hijau dan putih.
2. Kambana Paratukala, sarung jenis ini ditandai dengan pola warna menyerupai bunga labu dengan warna dasar kuning, putih dan jingga.
3. Katamba Gawu, jenis sarung ini menampilkan pola bergaya etnis yang khas dengan warna-warna cerah dan kuat. Motif sarung jenis ini terinspirasi oleh langit yang berwarna biru cerah dengan warna dasar biru dan putih.
Melalui keindahan dan keunikan sarung Buton yang dihasilkan melalui tenunan menggunakan tapua, tradisi warisan leluhur tetap hidup dan terus dihargai.
Sekalipun modernisasi dan teknologi baru telah menghadirkan mesin tenun modern, namun tapua sebagai alat menenun konvensional tetap memiliki tempat penting dalam pelestarian kain tenun khas Kesultanan Buton. (B)