Meraih Ketakwaan Hakiki di Bulan Suci Ramadan
Rima Septiani, telisik indonesia
Minggu, 02 April 2023
0 dilihat
Rima Septiani, S.Pd, Freelance Writer. Foto: Ist.
" Takwa mencakup seluruh kebaikan, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dengan mengaharap keridhoan-Nya "
Oleh: Rima Septiani, S.Pd
Freelance Writer
SETIAP memasuki bulan Ramadan kaum muslimin memiliki harapan untuk benar-benar mampu meraih ketakwaan hakiki pada diri masing-masing. Sebagaimana yang Allah SWT kehendaki. Seperti dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Kata “takwa” berasal dari kata “Waqa”. Artinya, melindungi. Maknanya, melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Wujudnya dengan menjalankan semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang halal dilakukan, yang haram ditinggalkan. Dalam seluruh aspek kehidupan. Tak ada rasa keberatan sedikit pun terhadap aturan Allah dan keputusan Rasulullah SAW.
Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan bahwa puasa disyariatkan bagi hamba-Nya untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketakwaan. Takwa mencakup seluruh kebaikan, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dengan mengaharap keridhoan-Nya.
Kaum muslimin hendaknya menjalankan rutinitas ibadah dengan mengharap ampunan dari Allah SWT. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk keseriusan mendapatkan limpahan pahala di bulan yang mulia ini dan juga meraih derajat takwa. Orang beriman harusnya bisa mengambil pelajaran dari momentum Ramadan agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dan taat sepenuhnya bertakwa kepada Allah SWT.
Baca Juga: Cina, Malaikat Penyelamat Resesi RI
Ciri orang bertakwa adalah mengimani Al-Qur’an dan kitab-kitab yang Allah turunkan sebelum Al Qur’an, mendirikan shalat, meyakini yang ghaib, meyakini akhirat, serta menginfakkan hartanya baik dalam keadaan lapang maupun sempit, mampu menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain. Jika ia berbuat dosa, maka ia akan memohon ampun kepada Allah serta tidak meneruskan perbuatan dosanya dan masih banyak lagi ciri orang bertakwa lainnya.
Sikap ini akan menjadikan diri kita mampu mengerjakan semua apa yang ada di dalam kitab Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ketika sikap ini telah kita miliki, maka ibadah puasa menahan lapar dan dahaga dari segala hal yang membatalkan mampu kita laksanakan, dan sikap takwa ini juga diharapkan mampu menjadikan kita sebagai insan yang taat secara kaffah baik dalam aspek individu, sosial dan negara.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Buruknya Pelayanan RSUD Wakatobi: Pasien Ditelantarkan?
Setiap mukmin hendaknya merealisasikan apa yang menjadi buah dari takwa ini, dengan berupaya menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya baik terkait dengan akidah, syariah, makan, minum, akhlak. Muamalah yaitu ekonomi, politik, pendidikan, pemerintahan, sosial, budaya maupun sanksi hukum seperti hudud, jinayat, ta’zir, maupun hukum lainnya.
Ketakwaan ini harusnya tidak parsial seperti melakukan sebagian dan meninggalkan sebagian hukum lainnya, karena terwujudnya takwa yang sesungguhnya adalah dengan mewujudkan individu yang bertakwa, masyarakat yang beramar ma’ruf nahi mungkar dan negara yang berdasar pada nilai-nilai Islam.
Sudah selayaknya kita berupaya untuk mewujudkan semua ini dalam kehidupan bersama dan memaksimalkan potensi dan kemampuan kita untuk mendapatkan limpahan kebaikan di bulan suci Ramadan ini. Wallahu alam bi ash shawwab. (*)
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS