Mewujudkan Merdeka Belajar Melalui Komunitas Belajar

Irwan Samad, telisik indonesia
Minggu, 16 April 2023
0 dilihat
Mewujudkan Merdeka Belajar Melalui  Komunitas Belajar
Irwan Samad, Wakil Ketua PGMI Kota Kendari. Foto: Ist.

" Pendidikan kita belum diarahkan pada aspek pengembangan kreativitas, keberanian dan kemandirian berinovasi, dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan nyata "

Oleh: Irwan Samad

Wakil Ketua PGMI Kota Kendari

ADA hal menarik dari Festival Komunitas Belajar yang digelar 17 Februari 2023 lalu. Festival itu diselenggarakan oleh Guru Penggerak Sultra (GPS) dalam rangka semarak hari ulang tahunnya yang ketiga.

Pertama, GPS menfasilitasi 14 Komunitas Belajar dari berbagai ekosistem pendidikan yang tersebar di Sulawesi Tenggara. Mereka berkolaborasi dan berbagi praktik baik tentang Merdeka Belajar.

Dan yang patut diapresiasi dari kegiatan ketika itu adalah kolaborasi GPS yang berhasil menjalin sinergi dan kemitraan dengan Bank Indonesia untuk mensupport kegiatan tersebut, sehingga kegiatan berlangsung dengan sangat luar biasa.

Ketika itu, saya mewakili Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) sebagai salah satu narasumber berbagi praktik baik Merdeka Belajar di lingkungan madrasah kepada khalayak. Kedua, di sela-sela kegiatan yang luar biasa itu, berbagai Komunitas Belajar berdiskusi terkait potret dan problematika dunia pendidikan dewasa ini.  

Dalam ruang diskusi ilmiah itu, wajah pendidikan kita selama ini menjadi sorotan tajam. Salah satu yang menjadi sorotan ketika itu adalah pendidikan kita selama ini dinilai terfokus pada peningkatan kemampuan akademik semata.

Hanya menjejali dengan serangkaian teori-teori yang bersifat akademis dan mengisi ruang-ruang kognisi siswa. Sementara di saat yang bersamaan pendidikan kita belum diarahkan pada aspek pengembangan kreativitas, keberanian dan kemandirian berinovasi, dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan nyata.  

Padahal pengembangan kreativitas sangat penting menghasilkan solusi inovatif dan kreatif dalam mengatasi masalah kehidupan nyata. Siswa yang diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitas, mereka dapat belajar untuk berpikir out of the box dan menghasilkan ide-ide baru yang dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Namun sayangnya, dalam sistem pendidikan di masa lalu, kreativitas seringkali terabaikan.

Terlebih lagi, di era digital saat ini, teknologi terus berkembang dan menyebabkan perubahan yang cepat di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Siswa dilatih untuk berinovasi agar dapat belajar untuk beradaptasi dengan perubahan dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang penuh dengan ketidakpastian.

Kemampuan beradaptasi juga penting dalam kehidupan nyata karena memungkinkan setiap siswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka. Bahkan termasuk mengatasi kesulitan dan menemukan cara baru untuk menyelesaikan masalah serta memperluas pengetahuan untuk menghadapi tantangan yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Baca Juga: UHO Permantap Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Sistem pendidikan selama ini lebih cenderung mengandalkan pengajaran searah dan terstruktur, serta kurang mengakomodasi keunikan dan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Akibatnya apa? Siswa menjadi kurang termotivasi dan sulit mencapai potensi maksimalnya.

Sistem pendidikan di masa lalu hanya didesain untuk mengajarkan siswa tentang keterampilan dan pengetahuan tertentu yang dianggap penting oleh kurikulum nasional. Pengajaran dalam sistem ini biasanya didasarkan pada model pengajaran satu arah dan terstruktur, yang melibatkan guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima.

Di dalam kelas, siswa memperoleh pengetahuan yang sama, melalui metode pengajaran yang serupa. Namun, model ini memiliki kelemahan karena tidak mengakomodasi keunikan dan kebutuhan individu dalam proses belajar mengajar.

Padahal setiap siswa memiliki kemampuan, kebutuhan, dan gaya belajar yang berbeda. Terkadang, siswa yang memiliki potensi besar terbatas oleh model pengajaran ini, yang tidak memungkinkan mereka untuk berkembang sesuai dengan kemampuan mereka.

Sebagai contoh, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik, yaitu belajar dengan bergerak atau melakukan aktivitas fisik, mungkin tidak terakomodasi dalam sistem pengajaran yang hanya mengandalkan pengajaran searah dan terstruktur.

Hal ini dapat membuat mereka sulit untuk fokus dan kurang termotivasi dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, siswa yang memiliki gaya belajar visual, yaitu belajar dengan menggunakan gambar atau ilustrasi, mungkin akan lebih mudah belajar dalam sistem ini.

Nah, jika seperti itu kondisinya, akibatnya apa? Keterbatasan dalam pengembangan kreativitas dan kemampuan beradaptasi ini dapat menghambat perkembangan individu secara maksimal. Kita bisa menyaksikan rendahnya tingkat inovasi dan kreativitas dalam berbagai bidang di Indonesia.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun kemajuan bangsa. Melalui pendidikan, individu dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi dan mencapai tujuan hidupnya.

Namun, sistem pendidikan yang menitikberatkan pada aspek akademik saja, tanpa memperhatikan pengembangan kreativitas, keberanian dan kemandirian berinovasi, dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan nyata, dapat menghambat perkembangan individu dan kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Salah satu dampak dari keterbatasan dalam pengembangan kreativitas dan kemampuan beradaptasi ini adalah rendahnya tingkat inovasi dan kreativitas dalam berbagai bidang di Indonesia. Indonesia seringkali tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain dalam hal inovasi dan kreativitas.

Hal ini terlihat dari kurangnya produk inovatif yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia, rendahnya tingkat pengajuan paten di Indonesia, serta rendahnya peringkat Indonesia dalam indeks inovasi global.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pendidikan yang lebih holistik dan mengakomodasi kebutuhan individu dalam pengembangan kreativitas, keberanian berinovasi, dan kemampuan beradaptasi dalam kehidupan nyata.

Pendekatan ini dapat dilakukan melalui pendidikan yang lebih berorientasi pada pengembangan keterampilan dan pemecahan masalah, pengembangan kreativitas dan inovasi, serta pengembangan kecerdasan emosional dan sosial.

Pendidikan yang lebih berorientasi pada pengembangan keterampilan dan pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan bekerja sama dalam tim.

Baca Juga: Bola, Politik, Ekonomi dan Kemanusiaan

Hal ini dapat membantu siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan yang kompleks dan berubah-ubah. Nah, apa yang dihasilkan dalam ruang diskusi tersebut? Kita menyadari bahwa konsep Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya merupakan salah satu solusi yang tepat dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan dan sosial kita saat ini.

Merdeka Belajar memberikan kesempatan pada siswa untuk memilih jalur belajar yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Selain itu, konsep ini juga memungkinkan adanya penilaian yang lebih fleksibel dan beragam, sehingga tidak hanya mengukur hasil belajar, tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Implementasi praktik baik Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya juga dapat memacu kemajuan bangsa secara keseluruhan, dengan mendorong munculnya inovasi dan kreativitas yang berbasis pada keunikan lokal. Hal ini dapat meningkatkan daya saing bangsa di tingkat global, serta membuka peluang kerja dan kewirausahaan baru.

Dalam konteks yang lebih luas, konsep Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya juga dapat menjadi dasar untuk membangun bangsa yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan kebebasan dalam belajar dan berbudaya, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan modern, serta memberikan contoh bagi negara lain dalam membangun sistem pendidikan dan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.

Dan, Komunitas Belajar tentu punya peran yang sangat besar dalam menggerakkan ekosistem pendidikan di mana mereka berada. Mereka tentu akan berkolaborasi dan berbagi praktik baik dengan semua pihak yang dianggap memiliki kepentingan yang sama untuk memajukan pendidikan. Semoga Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya dapat terwujud untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga