Mohammed Bin Salman Punya Proyek Gila di Arab, Buat Tempat Judi Hingga Sambut Israel
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Sabtu, 28 Januari 2023
0 dilihat
Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed Bin Salman punya mimpi besar untuk membuat Riyadh tidak lagi bergantung pada minyak di tahun 2030. Foto: AFP
" Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed Bin Salman punya mimpi besar untuk membuat Riyadh tidak lagi bergantung pada minyak di tahun 2030 "
RIYADH, TELISIK.ID - Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed Bin Salman punya mimpi besar untuk membuat Riyadh tidak lagi bergantung pada minyak di tahun 2030.
Oleh karena itu, saat ini Saudi sedang melakukan pembangunan besar-besaran di wilayah sekitar Laut Merah.
Ada banyak proyek yang digarap Saudi akhir-akhir ini guna menarik para wisatawan mancanegara dan investor. Bahkan, negara ini membuka pintu bagi wisatawan Israel, yang selama ini dilarang masuk Arab Saudi sebagai bentuk sikap tegas atas dukungannya kepada Palestina.
"Arab Saudi akan segera mengizinkan orang Israel untuk mendapatkan visa turis untuk mengunjungi pulau Tiran dan Sanafir yang akan menyediakan hotel dan kasino," tulis kantor berita Israel Globes yang dikutip Al Mayadeen.
Baca Juga: Pria Pengidap HIV Tiduri Ratusan Remaja hingga Janda Dibayar Rp 58 Ribu Sekali Main
Banyak wilayah baru yang saat ini sedang dalam proyek pembangunan pemerintah Saudi, salah satu diantaranya adalah Pulau Tiran dan Sanafir. Pulau itu sendiri sebelumnya dalam kendali Mesir hingga tahun 2016.
Nantinya, di dua pulau itu, Saudi akan membangun kasino dan hotel megah Selain itu, akan disertakan sebuah jembatan penghubung menuju wilayah Sinai, Mesir.
Sebetulnya, masih banyak proyek 'gila' lainnya yang menjadi ambisi PM Mohammed bin Salman. Adapun proyek lainnya yang turut dibangun telah dirangkum Telisik.id:
1. Proyek Laut Merah
Melansir CNBCIndonesia.com, proyek Laut Merah ini bernilai miliaran riyal. Proyek ini akan terdiri dari 50 resor, menawarkan hingga 8.000 kamar hotel dan lebih dari 1.000 properti hunian di 22 pulau dan enam lokasi daratan.
Destinasi ini juga menampilkan ngarai gunung, gunung berapi yang tidak aktif, dan situs budaya dan warisan kuno. Diharapkan Arab Saudi mendapat 22 miliar riyal pendapatan setiap tahun pada 2030 dan 464 miliar riyal tahun 2040 menurut laporan The Red Sea Development Company.
Fase satu dari Proyek Laut Merah dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2023. Fase kedua mencakup pengembangan empat atau lima pulau tambahan bakal dilakukan setelahnya.
2. Amaala
Resort mewah di pantai Barat Laut Arab Saudi ini akan "membatasi" NEOM dan Proyek Laut Merah. Amaala diharapkan menjadi penggerak pariwisata kerajaan. Bakal ada 2.500 kamar hotel dan 700 vila hunian pribadi, juga akan ada area ritel dengan 200 outlet.
Amaala juga akan memiliki Triple Bay Yacht Club di Cagar Alam MBS yang dirancang dengan desain rumah tradisional Arab.
"Kami mengantisipasi bahwa Amaala akan menjadi pusat internasional untuk kapal pesiar mewah, dan karena itu, klub kapal pesiar membutuhkan desain kelas dunia, dipengaruhi oleh elemen alam sekitar dan warisan Arab, dan didukung oleh komitmen kami terhadap keberlanjutan," kata Kepala Eksekutif Amaala, John Pagano.
3. Ad Diriyah
Terletak di pinggiran Riyadh, Ad Diriyah dianggap sebagai "permata warisan". Pengembangan senilai US$ 17 miliar akan mencakup beberapa resor mewah, termasuk merek hotel internasional utama.
Baca Juga: Fenomena Devadasi di India: Jadikan Perempuan Budak Seks Berkedok Pemujaan Dewa
Gerbang Diriyah I akan menampilkan 18 hotel dalam komunitas perkotaan tradisional serba guna yang akan dibuat dengan gaya arsitektur Najdi otentik. Ini identik dengan design khas desa-desa yang menggunakan bata lumpur dan plester yang sama seperti yang dilakukan ratusan tahun lalu.
Gerbang Diriyah II direncanakan sebagai pengembangan serba guna berskala Paris, berfokus pada pejalan kaki, dengan semua aset hiburan budaya. Gerbang Diriyah III akan memiliki aspek perumahan yang besar.
Mega proyek ini bernilai senilai US$ 50,6 miliar. Ini diharap mampu mendatangkan 27 juta pengunjung domestik dan internasional pada tahun 2030. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS