Nantikan Festival Liang Kobori 2024, Gali Potensi Kearifan Lokal dan Promosi Situs Gua Prasejarah
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 17 Juni 2024
0 dilihat
Pamflet Festival Liang Kobori 2024 (kiri), Kepala Desa, Farlin, memegang layang-layang Kolope (kanan). Foto: Kolase
" Festival Liang Kobori akan kembali digelar pada tahun 2024. Desa Liang Kobori telah mempersiapkan acara mulai dari lomba dengan hadiah jutaan rupiah, hingga hiburan seni pertunjukan "
KENDARI, TELISIK.ID - Festival Liang Kobori akan kembali digelar pada tahun 2024 ini. Desa Liang Kobori telah mempersiapkan acara mulai dari lomba dengan hadiah jutaan rupiah, hingga hiburan seni pertunjukan.
Desa yang terletak di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ini, telah menyiapkan berbagai kegiatan yang akan berlangsung pada 12-15 Juli 2024 di Gua Liang Kobori, sebuah situs bersejarah yang menjadi bukti peninggalan peradaban manusia prasejarah.
Gua Liang Kobori kini menjadi situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah. Selain itu, gua ini pun menjadi tempat pariwisata dan penelitian kepurbakalaan. Gua ini terkenal karena adanya ornamen-ornamen berupa lukisan yang terdapat pada dinding gua.
Lukisan-lukisan tersebut merupakan hasil karya manusia purba. Dikutip dari Wikipedia, gua ini merupakan salah satu gua alam yang memiliki ornamen di dalamnya, berupa lukisan hasil karya manusia purba, selain gua serupa yang terdapat di daerah lain di Indonesia atau di luar negeri seperti di Prancis dan Spanyol.
Pada festival tahun ini, berbagai jenis lomba akan diadakan meliputi tingkat kabupaten dan desa. Di tingkat kabupaten, terdapat lomba layang-layang kolope, modero, rambi wuna, kabhanti wuna, lagu daerah Muna, peragaan busana daerah, tari kreasi, dan kalego.
Gua ini pertama kali diteliti oleh seorang sejarawan bernama Kosasih S.A. pada tahun 1977. Gua ini terletak kurang lebih 10 km dari pusat kota Raha melalui jalan poros Raha-Mabolu, tepatnya di perbatasan antara Desa Bolo dan Desa Masalili, Kecamatan Lohia.
Untuk mencapainya, dapat menggunakan kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi selama kurang lebih satu jam perjalanan. Tetapi, untuk mencapai bibir gua, tidak semudah yang dikira.
Memasuki lorong lagi sejauh kurang lebih 2-3 km dengan akses jalan yang kurang memadai, tetapi kita akan tetap terpukau dengan keindahan alam di sekitar jalan masuk. Ketika memasuki areal situs peninggalan Liang Kobori dan Metanduno, gua pertama yang kita temui adalah Gua Metanduno. Gua Metanduno merupakan gua alam yang kita jumpai terlebih dahulu sebelum Gua Liang Kobori.
Pada gua ini, kita dapat melihat berbagai hasil peninggalan manusia pra sejarah, misalnya saja lukisan-lukisan hewan pada dinding gua serta asap yang menurut pemandu, La Ode Samada, merupakan sisa kegiatan memasak yang dilakukan oleh manusia pra sejarah.