Nenek 75 Tahun dan Ibunya yang Berusia 101 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Padi

Ridwan Amsyah, telisik indonesia
Kamis, 14 Mei 2020
0 dilihat
Nenek 75 Tahun dan Ibunya yang Berusia 101 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Padi
Nenek Tuni dan ibunya. Foto: Ridwan Amsyah/Telisik

" Cukup tidak cukup, yaa kita cukupkan saja. "

BAUBAU, TELISIK.ID - Namanya Tuni, Warga Kelurahan Waliabuku, Kota Baubau. Umurnya 75 tahun dan saat ini hidup bersama ibunya yang berumur 101 tahun.

Mereka adalah trasmigran asal Malang, Jawa Timur pada tahun 1981 di Kendari dan ke Baubau pada tahun 1994.

Nenek Tuni memiliki 4 orang anak, 10 cucu, dan 2 cicit. Namun, anaknya yang di Baubau hanya tinggal satu orang dan sudah banyak menghabiskan waktunya dengan keluarganya. Walaupun demikian, kata Nenek Tuni, anaknya kurang perhatian. Anaknya hanya sesekali menjenguk, membawakan makanan seadanya.

Saat ini Nenek Tuni dan Ibunya tinggal di bekas gudang gabah padi yang merupakan pinjaman dari warga sekitar. Namun Nenek Tuni tetap tabah dan semangat menjalani hidup sehari-hari.

Baca juga: Mahasiswa Boikot Kampus, Begini Tanggapan Rektorat UM Buton

Kata Nenek Tuni, dua tahun yang lalu ia dan ibunya tinggal di gubuk tak jauh dari tempat tinggalnya kini. Namun, gubuknya roboh dihantam angin kencang saat itu.

Sempat diajak anaknya untuk tinggal di Jakarta, namun Nenek Tuni memilih tinggal di Baubau dengan alasan suasananya lebih nyaman dan tidak mau merepotkan menantunya.

Keseharian Nenek Tuni mengurus ibunya yang sudah renta serta mencari nafkah dengan memungut kelapa milik salah satu dermawan di Kota Baubau. Sesekali juga mengurus padi milik orang di sekitar tempat tinggalnya.

Baca juga: Dari 60 Kasus Baru COVID-19 di Bombana, 14 di Antaranya Anak di Bawah Umur

Kelapa yang dipungut Nenek Tuni dijualnya sendiri di pasar. Pendapatannya pun tidak menentu, kadang Rp 20 ribu, kadang Rp 25 ribu, bahkan pernah hanya Rp 10 ribu yang didapatnya. Katanya, penghasilan tersebut kadang dipotong juga dengan ongkos sewa mobil.

Beruntung warga sekitar peka terhadap kondisi nenek tersebut. Sesekali tetangga memberikan sayur, ikan, dan lain-lain untuk dimakan.

Kata Nenek Tuni, situasi pandemi COVID-19 memperburuk keadaan hidupnya saat ini. Betapa tidak, kelapa yang dijualnya biasa mendapat penghasilan bersih Rp 20 ribu, sekarang sisa Rp 10 ribu sekali turun di pasar.

"Cukup tidak cukup, yaa kita cukupkan saja," tuturnya lesu.

Baca juga: Kasus COVID-19 Membludak, Pemda Bombana Siapkan Ribuan Alat Rapid Test

Nenek Tuni sempat bermimpi memiliki rumah sendiri yang layak. Namun, kondisinya sekarang dan usianya yang tidak muda lagi, cita-cita itu dipendamnya dan lebih memilih mengurus sang ibu yang sudah renta. Menurutnya, mengurus ibunya sudah lebih dari cita-citanya untuk memiliki rumah.

"Saya lebih baik mengurusi ibu saya yang sudah begini keadaannya, ingin melihat ibu saya sehat-sehat," ucapnya.

"Kita harus tetap jalani, yang penting sehat dan tidak kehujanan," tambahnya.

Kita sama-sama berharap semoga pemerintah memberi perhatian kepada Nenek Tuni, terutama tempat tinggal yang lama diimpikannya.

Reporter: Ridwan Amsyah

Editor: Rani

TAG:
Baca Juga