Nenek Nur Hidayat Si Penjual Sapu Keliling, Kadang hanya Dapat Rp 10 Ribu Sehari
Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Kamis, 03 Juli 2025
0 dilihat
Sang Nenek, Nur Hidayat, penjual sapu lidi keliling ditemani cucu kesayangannya. Foto: Gede Suyana Sriski/Telisik.
" Mengulas kisah seorang nenek di Kota Kendari yang hidup menumpang di tanah Ketua Rukun Tetangga (RT "

KENDARI, TELISIK.ID - Mengulas kisah seorang nenek di Kota Kendari yang hidup menumpang di tanah Ketua Rukun Tetangga (RT). Suami dan anaknya telah lama meninggal dunia, kini ia tinggal bersama cucu kesayangannya.
Setiap harinya, nenek bernama Nur Hidayat (67), menghabiskan waktunya dengan membuat sapu lidi. Sapu buatannya kemudian dijual dengan cara berkeliling jalan kaki.
Biasanya ia berkeliling dari tempat tinggalnya di Lorong Durian samping PLN Wua-Wua, hingga jembatan triping dan mangkal di sekitar jembatan itu.
Dia hidup sebatang kara sejak suami dan anaknya meninggal dunia. Tak ada lagi yang membantunya dan menguatkan dirinya yang semakin rapuh dalam kesedihan, namun tekat untuk bertahan hidup dia sangat besar dan kuat.
"Hanya Pak RT dan tetangga yang sering menjenguk saya, membantu saat saya sakit dan tidak bisa bekerja," ujar Nur Hidayat saat ditemui, Kamis (3/7/2025).
Baca Juga: Korek Barang Bekas ke Tumpukan Sampah, Ibu Rumah Tangga di Kendari Cuan Jutaan Tiap Bulan
Saat dijumpai telisik.id, ia menyambut baik dan ramah sambil menawarkan dagangannya. Mata yang sudah rabun, kulitnya yang mengeriput, mengajak tim telisik.id berjabat tangan. Meski hasil penjualan sapu lidi tak menentu, kadang hanya dapat Rp 10 ribu dalam sehari, bahkan sering tak ada yang laku sama sekali.
Namun di balik ketegarannya, tersimpan rasa kesepian dan kesedihan yang mendalam. Ia hidup tanpa keluarga, suami dan anaknya. Orang-orang yang dikasihinya itu telah kembali ke pencipta-Nya. Untunglah masih ada cucu kesayangannya yang setia menemani kemanapun dia pergi berjualan.
Salah seorang pengguna jalan yang sering melihat Nenek Nur Hidayat, Arya, selalu merasa terenyuh setiap kali melihat nenek dan cucunya itu berjualan di tengah cuaca hujan seperti saat ini.
Baca Juga: Derita Predikat Cumlaude Tak Lulus CPNS, Bertahan Hidup jadi Ojol Khusus Wanita di Kendari
"Sedih setiap kali saya lewat dan melihat mereka berdua berteduh ketika kehujanan dalam keadaan menggigil, menunggu pembeli datang," ujarnya.
Warga lain yang sempat membeli dagangan nenek tersebut merasa miris melihat kondisi Nenek Nur Hidayat, Angga, mengaku heran karena masyarakat miskin Kota Kendari tiap harinya semakin bertambah.
"Saya cukup heran mengenai meningkatnya kemiskinan di Kota Kendari, padahal seperti yang kita tahu Sulawesi Tenggara sangatlah kaya, kita punya tambang nikel di sini. Tapi masyarakatnya masih banyak yang miskin," ucapnya. (A)
??Penulis: Gede Suyana Sriski
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS