RSJPDO Sultra Berhasil Lakukan Operasi Clipping Aneurisma Pertama, Tandai Era Baru Layanan Stroke di Kendari

Ana Pratiwi, telisik indonesia
Sabtu, 31 Mei 2025
0 dilihat
RSJPDO Sultra Berhasil Lakukan Operasi Clipping Aneurisma Pertama, Tandai Era Baru Layanan Stroke di Kendari
Operasi clipping aneurisma otak berhasil dilakukan di Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah, dan Otak Oputa Yi Koo Kendari. Foto: Ana Pratiwi/Telisik

" Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo Provinsi Sulawesi Tenggara mencetak sejarah baru dalam dunia medis Sultra "

KENDARI, TELISIK.ID – Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo Provinsi Sulawesi Tenggara mencetak sejarah baru dalam dunia medis Sultra.

Untuk pertama kalinya, operasi clipping aneurisma otak berhasil dilakukan di Rumah Sakit Jantung, Pembuluh Darah, dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo, Kendari. Tindakan bedah saraf yang kompleks ini menandai babak baru dalam layanan kesehatan saraf dan stroke.

Operasi ini dipimpin oleh dr. Laode Maly Ray, Sp.BS, FINPS, FINSS—dokter bedah saraf berdomisili di Sultra—dengan bimbingan langsung dari tim dokter spesialis dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), yakni dr. Abrar Arham, Sp.BS, dan dr. Akbar.

dr. Abrar menjelaskan bahwa aneurisma otak adalah penyakit pada dinding pembuluh darah otak yang mengalami penipisan sehingga mudah menggelembung dan pecah. Kondisi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan otak.

"Operasi clipping adalah tindakan bedah terbuka yang dilakukan untuk mengatasi aneurisma. Kami memasang klip logam kecil di leher aneurisma agar aliran darah berhenti masuk ke bagian yang lemah," jelas dr. Abrar, Sabtu (31/5/2025).

Ia menyebut operasi berjalan sangat baik dan dilakukan oleh tim dokter Ray dan dr. Akbar. “Alhamdulillah, pasien sudah sadar dan kondisinya sangat baik. Ini menjadi tonggak baru layanan stroke di Kendari dan Sulawesi Tenggara,” tambahnya.

Baca Juga: Seluruh Daerah Sulawesi Tenggara Kebagian Jatah Sapi Kurban Prabowo Standar 1 Ton

Dr. Abrar juga menekankan pentingnya proses pendampingan berkelanjutan, tidak hanya berupa kehadiran fisik, tapi juga diskusi kasus, persiapan operasi, hingga kemungkinan tim RS PON kembali turun tangan apabila ada kasus yang lebih kompleks.

Sementara itu, Dokter Ray, yang melakukan tindakan Operasi menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan tindakan ini.

“Sebelumnya, tindakan seperti ini belum pernah dilakukan di Sultra. Alhamdulillah, kini kita sudah mampu melaksanakannya sendiri berkat bimbingan dari RS PON,” ungkapnya.

Menurutnya, selama dua tahun terakhir, ia telah menangani sekitar 80 pasien dengan kondisi serupa, namun hanya tiga yang berhasil selamat.

"Salah satu pasien yang selamat adalah yang kami operasi kemarin. Dan sekarang sudah ditangani dengan terapi definitif," kata dokter Ray.

Ia menilai keberhasilan ini sebagai awal era baru pelayanan stroke di Sultra, dengan harapan pelayanan kesehatan di provinsi ini semakin maju dan mandiri ke depannya.

Direktur RSJPDO Oputa Yi Koo, dr. Al Gazali, mengonfirmasi bahwa operasi berlangsung lancar dan pasien menunjukkan pemulihan yang cepat.

“Operasi dilakukan mulai pukul 08.00 hingga 14.00 WITA. Pasien sempat tidak sadar selama 5–6 jam, tapi malam harinya sudah sadar dan hari ini dalam kondisi sangat baik,” jelasnya.

Ia menambahkan, pasien masuk rumah sakit sejak 29 Mei 2025 dengan keluhan sakit kepala dan setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter Ray, diputuskan untuk dilakukan tindakan clipping aneurisma.

Operasi tersebut menjadi tonggak penting bagi rumah sakit yang sebelumnya juga telah berhasil melaksanakan operasi bypass jantung pada Desember 2024.

Lebih lanjut, dr. Al Gazali menjelaskan bahwa RSJPDO Oputa Yi Koo kini telah dilengkapi peralatan medis modern seperti mikroskop bedah, CT scan, dan alat penunjang lainnya. 

"Peralatan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun lalu, dan alhamdulillah sekarang sudah bisa digunakan. Artinya, warga Sultra kini tidak perlu lagi ke Makassar, Jakarta, atau Surabaya untuk operasi saraf maupun jantung. Cukup di sini saja," tegasnya.

Keberhasilan ini juga mendapat dukungan dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Jakarta. Tim dari RS PON bahkan menilai bahwa fasilitas di RSJPDO Oputa Yi Koo sudah sangat layak dan tindakan lanjutan tidak perlu lagi dirujuk ke Jakarta.

"Kalau kasusnya banyak, tim dari RS PON siap datang dan membantu operasi langsung di sini," tambah dr. Al Gazali.

Sebagai wujud penguatan layanan, RSJPDO telah menjalin kerjasama (MoU) dengan sejumlah rumah sakit nasional terkemuka seperti RS PON, RS Harapan Kita, dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Dalam waktu dekat, kerja sama serupa juga akan dilakukan dengan RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Dari sisi sumber daya manusia, RSJPDO telah memiliki tenaga medis unggulan. “Saat ini kami memiliki tiga dokter bedah jantung, dua di antaranya akan kembali bertugas pada Oktober, dan satu lainnya menyusul tahun depan. Untuk bedah saraf, kami punya dua dokter yang sangat mumpuni,” pungkasnya.

Dengan kesiapan SDM dan fasilitas tersebut, RSJPDO Oputa Yi Koo kini siap menjadi pusat rujukan layanan jantung, pembuluh darah, dan bedah otak di Sulawesi Tenggara. Sebuah lompatan besar dalam pelayanan kesehatan daerah.

Sementara itu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan operasi clipping aneurisma pertama di Sulawesi Tenggara. Ia menyebut provinsi ini kini menjadi daerah ke-30 yang mampu melakukan tindakan tersebut.

“Stroke adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia, dengan 300 ribu kasus per tahun. Maka, kehadiran layanan seperti clipping sangat vital,” kata Menkes.

Baca Juga: Ijazah Buruh Kerap Ditahan, Disnaker Kendari Bakal Buat Perwali usai Ada Surat Edaran Menteri

Ia menekankan bahwa 514 rumah sakit kabupaten/kota harus mampu menangani stroke iskemik dan hemorrhagik, termasuk tindakan trombosis, kraniotomi, dan coiling.

Untuk rumah sakit provinsi, seperti RSJPDO Oputa Yi Koo, harus mampu melakukan tindakan lanjutan yang lebih kompleks seperti clipping aneurisma.

Menkes juga mengingatkan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi dokter dan perawat. “Saya berharap pendampingan ini tidak hanya sekali. Proses ini harus kontinu dan masuk ke dalam sistem pembiayaan BPJS agar terjangkau masyarakat luas,” ujarnya.

Ia juga memuji RS PON yang telah aktif memperluas jangkauan layanan ke daerah. "Terima kasih kepada tim RS PON dan seluruh kolegium yang bersedia berbagi ilmu untuk membangun layanan stroke di seluruh provinsi Indonesia," tutupnya.

Keberhasilan operasi clipping aneurisma pertama di RSJPDO Oputa Yi Koo ini bukan hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga menjadi simbol kemajuan layanan kesehatan di Sulawesi Tenggara.

Dengan kesiapan SDM, peralatan medis canggih, dan dukungan dari pusat, masyarakat kini bisa mengakses layanan medis berkualitas tinggi tanpa harus meninggalkan kampung halaman. (C-Adv)

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga