Padat Penumpang Tapi Tak Punya Pelabuhan, Beginilah Nasib Warga Tomia Wakatobi
Siti Nabila, telisik indonesia
Senin, 01 Juli 2024
0 dilihat
KM Sabuk Nusantara atau Kapal Tol Laut di Perairan Wakatobi, Sultra (kanan), Potret Penumpang Kapal tengah memadati kapal tol laut (kiri). Foto: tangkapan layar video
" Tidak adanya fasilitas pelabuhan yang memadai, kerap memaksa para penumpang kapal tol laut di Perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara harus mengantri berjam-jam lamanya "
WAKATOBI, TELISIK.ID - Tidak adanya fasilitas pelabuhan yang memadai, kerap memaksa para penumpang kapal tol laut di Perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara harus mengantri berjam-jam lamanya.
Berdasarkan video yang diterima Telisik.id, memperlihatkan ratusan penumpang asal Tomia, Wakatobi yang hendak bertolak ke Baubau dan Kendari tampak memadati kapal kecil. Mereka menunggu giliran naik ke kapal tol laut atau biasa di kenal KM Sabuk Nusantara 44.
Dalam cuplikan video tersebut, juga memperlihatkan proses pemindahan barang penumpang kapal tol laut di tengah perairan dalam Wakatobi.
Baca Juga: Disebut Surga Wisata, Wakatobi jadi Pusat Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Diketahui, video tersebut direkam Rasyid, salah satu penumpang kapal asal Tomia. Dalam video, ia menjelaskan bahwa kondisi para penumpang yang tengah antri menunggu naik ke kapal tersebut.
“Ya, beginilah penumpang sabuk dari Tomia, terlihat seperti lautan manusia di atas perairan laut Tomia, mereka ada yang mau ke Baubau dan Kendari, terlihat penumpang asal Tomia sangat padat sekali. Ya inilah buktinya,” tutur Rasyid
Saat dihubungi Telisik.Id, Rasyid menjelaskan hal tersebut telah berlangsung bertahun-tahun, dimana kapal tol laut tersebut hanya bisa sandar di Wangi-Wangi karena hanya daerah itu yang memiliki pelabuhan yang memadai untuk wilayah Wakatobi. Selebihnya harus transit dari tengah laut dalam.
“Untuk wilayah Wakatobi, kapal tol laut itu hanya di Wangi-Wangi yang memungkinkan kapal untuk sandar,” katanya.
Sementara untuk wilayah lain yaitu, Pulau Kaledupa, Tomia, dan Binongko tidak memungkinkan untuk menyandarkan kapal tol laut karena tidak ada fasilitas dermaga yang bisa melayani kapal tersebut.
“Tiga daerah ini karena tidak ada pelabuhan, jadi kami harus dilepas di perairan dengan jarak sekitar kurang lebih 1 kilometer dari bibir pantai, nanti dijemput kapal-kapal kecil milik masyarakat,” jelasnya.
Baca Juga: Pelestarian Budaya Lokal jadi Fokus Kerja Kekar Wakatobi
Keberadaan tol laut menurut Rasyid, memang sangat membantu masyarakat. Hanya saja jika fasilitas pendukung seperti pelabuhan tidak bisa disiapkan maka hal ini bisa menjadi masalah baru yang timbul.
"Untuk saat ini mungkin fasilitas jembatan perlu ditambahkan lagi, mengingat kondisi penumpang yang semakin padat setiap harinya," tutupnya.
Hal serupa juga diungkapkan Anggun, warga asal Binongko, Wakatobi. Kepada Telisik.Id saat dihubungi via telepon seluler, ia mengaku adanya tol laut ini sangat membantu masyarakat namun terkadang ia merasa khawatir terlebih jika terjadi cuaca buruk, karena sangat berisiko bagi keselamatan para penumpang. (B)
Penulis: Siti Nabila
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS