Pamer Ibadah di Medsos: Waspada Sum'ah, Penyakit Hati yang Menghapus Pahala
Merdiyanto , telisik indonesia
Sabtu, 08 November 2025
0 dilihat
Waspada sum'ah penyakit hati yang menghapus pahala ibadah. Foto: Repro ngopibareng.
" Di era digital yang serba terhubung, media sosial menjadi panggung bagi berbagai cerita kehidupan, termasuk ibadah "

JAKARTA, TELISIK.ID - Di era digital yang serba terhubung, media sosial menjadi panggung bagi berbagai cerita kehidupan, termasuk ibadah.
Namun, kebiasaan flexing atau pamer aktivitas keagamaan seperti shalat di masjid mewah, puasa sunnah, atau sedekah di depan kamera sering kali berujung pada sum'ah atau penyakit hati yang merusak ikhlas.
Fenomena ini semakin marak, dengan survei internal Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2025 menunjukkan bahwa 72% pengguna medsos Muslim usia 18-35 tahun pernah memposting ibadah mereka, meski 45% di antaranya mengaku merasa tergoda oleh like dan komentar sebagai bentuk validasi.
Sum'ah, yang berasal dari kata Arab sami'a, adalah keinginan untuk menceritakan atau memamerkan amal shaleh agar didengar dan dipuji orang lain, meskipun niat awal mungkin ikhlas, dilansir dari NU Online, Jumat (7/11/2025).
Ini berbeda dengan riya', tapi dampaknya sama: pahala hilang seperti air yang memadamkan api. Seperti diungkapkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW,
"Barang siapa memperdengarkan amalnya agar dipuji, maka Allah akan memperdengarkan aib amalnya."
Baca Juga: Bolehkah Salat Sambil Menutup Mata? Begini Pendapat Ulama
Ustadz Khalid Basalamah, dalam kajiannya, menyoroti bahwa sum'ah sering lahir dari kebutuhan akan pengakuan sosial di era Instagram dan TikTok.
"Media sosial seperti racun manis; awalnya motivasi, tapi cepat berubah jadi kompetisi amal. Ingat, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 271.
Artinya: Jika kamu menyembunyikan dan menginfakkan hartamu, maka itu lebih baik bagimu.
Dampak Sum'ah di Balik Layar Like
Sum'ah bukan hanya soal hilangnya pahala, tapi juga menimbulkan efek domino. Pertama, kerusakan spiritual: Amal yang dipamerkan menjadi syirik kecil, seperti dijelaskan para ulama klasik, di mana flexing ibadah mirip pamer duniawi yang merusak niat murni.
Kedua, dampak sosial: Ini menciptakan polarisasi, di mana yang tak ikut pamer merasa rendah diri, sementara yang sering posting justru gelisah jika engagement rendah, dilansir dari Okezone, Jumat (7/11/2025).
Bahkan, di kalangan selebriti, kasus seperti influencer yang live sedekah untuk endorse sering dikaitkan dengan sum'ah, yang menurut Dr. Tajuddin dari Pondok Pesantren Tebuireng, "Merusak esensi zakat sebagai ibadah rahasia."
Cara Mengobati: Kembali ke Ikhlas di Tengah Scroll
Untungnya, Islam punya obat mujarab untuk sum'ah. Pertama, muhasabah: Sebelum posting, tanyakan diri, "Ini untuk Allah atau untuk like?"
Baca Juga: Deretan Amalan di Bulan Jumadil Awal 1447 H: Momentum Introspeksi dan Raih Pahala Berlipat
Kedua, ganti dengan berbagi positif: Posting motivasi umum tanpa detail pribadi, atau matikan notifikasi untuk fokus.
Ketiga, perbanyak dzikir dan shalat sunnah secara pribadi, serta bergaul dengan komunitas yang mengingatkan akhirat.
Dengan kesadaran ini, umat diharapkan mengubah medsos dari panggung pamer jadi sarana dakwah ikhlas. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS