Pameran Tanaman Hias di HUT Kolut ke-18 Hadirkan Bonsai Tertua di Kolut
Muh. Risal H, telisik indonesia
Minggu, 09 Januari 2022
0 dilihat
Sekda Pemprov Sultra, Dr. Hj. Nur Endang Abbas SE., M.Si melihat bonsai usai 40 tahun yang ikut dalam pameran bonsai. Foto: Muh. Risal H/Telisik
" Selain memeriahkan HUT Kolut ke-18, pameran bonsai ini bertujuan untuk berbagi pengalaman kepada para pencinta tanaman hias khususnya bonsai "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Serangkaian kegiatan dilakukan dalam rangka memeriahkan HUT Kabupaten Kolaka Utara ke-18.
Di antaranya pawai budaya yang diikuti 14 paguyuban serta lomba permainan tradisional berupa tarik tambang yang diikuti organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemerintah Daerah Kolaka Utara (Kolut).
Selain itu, digelar pula pameran tanaman bonsai. Pameran tanaman hias tersebut dilaksanakan di area Lapangan Aspirasi Lasusua, JuKolaka Utaramat (7/1/2022) dengan melibatkan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), Cabang Kolaka Utara.
Sekertaris PPBI Cabang Kolut, Muhammad Darwis mengatakan, selain memeriahkan HUT Kolut ke-18, pameran bonsai ini bertujuan untuk berbagi pengalaman kepada para pencinta tanaman hias khususnya bonsai sekaligus menyampaikan jika di Kolut ada pencinta bonsai.
"Penggemar bonsai di Kolut masih terbilang baru. Sekitar 2 tahun lalu, dan kami resmi tergabung di PPBI itu November 2021 kemarin. Kemudian atas saran Bapak Bupati kami terlibat dalam momen HUT Kolut ke-18 untuk membuktikan jika kami eksis dan ada," terangnya, Minggu (9/1/2022).
Kata dia, kurang lebih 105 pohon tanaman bonsai yang dipamerkan saat HUT Kolut ke-18 kemarin dengan berbagai jenis seperti kimeng, asam jawa, benjamina, waru, beringin putih, santigi, dolar, serut, dan beberapa jenis bonsai korea.
"Semua karya putra Kolaka Utara," tukasnya.
Baca Juga: Perbup Manggarai Akan Direvisi, Kades Bisa Berhentikan Perangkat Tak Loyal
Pantauan Telisik id, pada saat pameran kemarin, salah satu daya tarik dalam pameran bonsai, selain pertamakali digelar, hadirnya tanaman bonsai jenis benjamina berusia 40 tahun juga menyita perhatian publik, tidak terkecuali Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE, M.Si.
Menurut Darwis, bonsai tersebut milik salah satu pencinta bonsai di Kolut. Dan termasuk bonsai tertua dari sekian bonsai yang ikut pameran.
"Yang paling tua memang itu, usianya sampai 40 tahun," ucapnya.
Tetapi, lanjutnya, usia bonsai tidak menjadi tolak ukur untuk menentukan jika bonsai tersebut yang terbaik.
"Kalau dalam konteks keunggulan sebuah bonsai tidak dilihat dari sisi usia. Tapi dari karakter bonsai, akar dan batang yang bagus, karakter tuanya nampak mulai perakaran, batang, memiliki cabang dan anak cabang, ranting, anak ranting, cucu ranting, cicit ranting, serta mampu menampakkan karakter tua di alam. Baru itu bisa dikatakan bonsai terbaik," urainya.
Ia juga mengatakan, membuat bonsai tidak mudah karena bonsai memiliki nilai seni di dalamnya.
"Jadi pekerjaan membuat bonsai itu perpaduan antara seni dan bertani," bebernya.
Meski PPBI Kolut telah menghasilkan ratusan karya, namun belum ada yang pernah mengikuti kontes bonsai. Hal tersebut dikarenakan usia PPBI Kolut yang masih terbilang muda sehingga mereka fokus melakukan pembenahan.
Baca Juga: Satu Unit Rumah di Pota Manggarai Hangus Terbakar
Arham, salah satu penggiat bonsai Kolut saat ditemui di lokasi pameran menuturkan, organisasi PPBI baru terbentuk di dua daerah di Sultra.
"Untuk organisasi PPBI di Sultra itu, baru terbentuk di Kota Kendari dan Kolaka Utara. Jadi baru dua daerah," katanya.
Untuk informasi, dilansir dari Wikipedia, bonsai adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas.
Istilah bonsai juga dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. (B)
Reporter: Muh. Risal H
Editor: Haerani Hambali