Pandemi Covid-19 Kembali Merebak di Negara Tetangga, Begini Situasi Terkini Tanah Air
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 22 Mei 2025
0 dilihat
Lonjakan Covid-19 melanda Asia, Indonesia tetap waspada dan perketat pengawasan. Foto: Repro Shutershock.
" Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di sejumlah negara Asia seperti Hong Kong, Singapura, dan Thailand "

JAKARTA, TELISIK.ID - Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di sejumlah negara Asia seperti Hong Kong, Singapura, dan Thailand.
Di tengah kekhawatiran global terhadap varian baru dan melemahnya kekebalan, Indonesia tetap berada dalam kondisi yang dinilai aman oleh pemerintah dan tenaga kesehatan. Masyarakat diimbau tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan.
Asia kembali dikejutkan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di beberapa negara. Peningkatan kasus paling mencolok tercatat di Hong Kong, Singapura, dan Thailand, yang memicu kekhawatiran baru atas kemungkinan mutasi virus dan penurunan tingkat kekebalan populasi, meskipun cakupan vaksinasi di negara-negara tersebut tergolong tinggi.
Di Hong Kong, peningkatan jumlah kasus berlangsung cepat dalam kurun waktu 10 minggu terakhir. Data pemerintah mencatat, jumlah kasus mingguan Covid-19 per 10 Mei 2025 telah mencapai 1.042 kasus.
Angka tersebut meningkat dari 972 kasus pada pekan sebelumnya dan melonjak drastis jika dibandingkan dengan hanya 33 kasus per minggu pada awal Maret.
Lebih mengkhawatirkan lagi, tingkat positivitas Covid-19 di Hong Kong juga melonjak tajam. Jika pada awal Maret angka tersebut tercatat 0,31 persen, maka pada awal April meningkat menjadi 5,09 persen. Kini, pada minggu kedua bulan Mei, tingkat positivitas mencapai 13,66 persen.
Pemerintah Hong Kong juga mencatat hampir 50 kasus parah dalam dua minggu terakhir, termasuk sejumlah kematian.
“Masyarakat diimbau untuk terus menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan secara ketat demi melindungi diri dari infeksi Covid-19 serta mencegah penyebaran penyakit di komunitas,” bunyi pernyataan resmi pemerintah Hong Kong, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (22/5/2025).
Pemerintah setempat juga mendorong vaksinasi ulang untuk kelompok berisiko tinggi. Mereka merekomendasikan agar penderita komorbid dan individu dengan sistem kekebalan tubuh rendah, mendapatkan dosis vaksin tambahan minimal enam bulan setelah vaksinasi terakhir atau setelah infeksi, tanpa memandang jumlah total dosis sebelumnya.
Baca Juga: Ketua Umum Golkar dan Demokrat Sebut Pandemi COVID-19 Berdampak Pembelian Alutsista di Kemenhan
Di Singapura, lonjakan kasus terjadi dengan cepat hanya dalam sepekan. Dalam minggu yang berakhir pada 3 Mei, kasus harian meningkat dari 11.100 menjadi 14.200, atau naik sekitar 30 persen. Rata-rata rawat inap harian juga mengalami peningkatan, dari 102 menjadi 133 pasien.
Pemerintah Singapura menyebut faktor utama penyebab kenaikan adalah menurunnya kekebalan populasi serta beredarnya varian baru seperti LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan subvarian dari JN.1.
Kedua varian ini menyumbang lebih dari dua pertiga kasus di negara tersebut. Vaksin Covid-19 terbaru yang digunakan di Singapura pun berbasis varian JN.1 untuk menyesuaikan dengan tren mutasi yang sedang berlangsung.
Sementara itu, Thailand menghadapi gelombang baru infeksi setelah masa liburan nasional. Hingga pertengahan Mei 2025, negara tersebut mencatat 71.067 kasus dan 19 kematian akibat Covid-19.
Meski angka kematian masih rendah dibandingkan gelombang sebelumnya, para pakar di Thailand memperingatkan agar masyarakat tetap waspada dan mempertahankan protokol kesehatan.
Di tengah kondisi regional yang penuh kewaspadaan, Indonesia berada dalam situasi yang lebih stabil. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menyatakan bahwa hingga minggu ke-19 tahun 2025, penyebaran Covid-19 di Tanah Air masih dalam batas aman.
"Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman. Surveilans penyakit menular, termasuk COVID-19, terus kami perkuat, baik melalui sistem sentinel maupun pemantauan di pintu masuk negara," ujar Aji, melansir situs resmi kemenkes.
Ia menambahkan bahwa belum ada rencana untuk memberlakukan pembatasan perjalanan, namun sistem pengawasan tetap diperketat.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah peningkatan pengawasan di pintu masuk internasional dengan memanfaatkan sistem SatuSehat Health Pass (SSHP).
Hingga saat ini, belum diterbitkan larangan perjalanan ke luar negeri. Meski demikian, Aji mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati, khususnya jika hendak bepergian ke negara-negara yang sedang mengalami lonjakan kasus.
Di sisi layanan medis, situasi di dalam negeri menunjukkan penurunan angka kasus. Dokter spesialis paru, dr Agus Susanto, SpP, mengungkapkan bahwa ia sudah jarang menangani pasien Covid-19 di rumah sakit.
"Saya sudah lama nggak ketemu pasien COVID, mungkin 2 bulan lalu masih ada rawat 1 pasien covid, habis itu nggak ada lagi," ujar dr Agus seperti dikutip dari Detik.
Baca Juga: WHO Nyatakan Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Senada, Guru Besar Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari Universitas Indonesia, Prof Dr dr Erlina Burhan, menyampaikan bahwa Covid-19 masih ada, tetapi gejala yang muncul sebagian besar ringan dan tidak memerlukan perawatan intensif.
"Informasi dari teman teman sejawat yang konsul, jumlahnya relatif sedikit," ucap dr Erlina.
Ia juga menjelaskan bahwa pemeriksaan swab tenggorok kini jarang dilakukan karena minimnya gejala yang berat.
Meski situasi di Indonesia cukup terkendali, Prof Erlina tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah. Ia menekankan pentingnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan yang efektif. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS