Pasar Murah Tak Efisien Turunkan Inflasi di Muna Barat, BPS Muna: Subsidi Harga ke Pedagang

Putri Wulandari, telisik indonesia
Rabu, 29 November 2023
0 dilihat
Pasar Murah Tak Efisien Turunkan Inflasi di Muna Barat, BPS Muna: Subsidi Harga ke Pedagang
Pasar murah di Muna Barat dinilai tak efektif turunkan inflasi di daerah tersebut. Foto: Putri Wulandari/Telisik

" Keluhan pedagang terkait pasar murah yang sering merugikan pedagang pasar tradisional, membuat Badan Pusat Statistik (BPS) Muna menilai, pasar murah tak efisien untuk menurunkan inflasi daerah, terutama di wilayah Muna Barat "

MUNA BARAT, TELISIK.ID - Keluhan pedagang terkait pasar murah yang sering merugikan pedagang pasar tradisional, membuat Badan Pusat Statistik (BPS) Muna menilai, pasar murah tak efisien untuk menurunkan inflasi daerah, terutama di wilayah Muna Barat.

Diketahui, menurut data BPS angka IPH Muna Barat mencapai 3,44 persen dengan tiga komoditas sebagai penyumbang inflasi yaitu beras, cabai, dan daging ayam ras. Untuk itu, Pemda Muna Barat gencar dalam menekan angka inflasi daerah dengan cara melakukan pasar murah agar masyarakat dapat menjangkau harga strategis.

Namun, adanya pasar murah yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga berdampak terhadap pedagang yang ada di pasar lokal, pasalnya jika dilakukan pasar murah maka masyarakat tak membeli komoditas di pasar dan menunggu komoditas di pasar murah dengan harga terjangkau.

Seperti yang dituturkan seorang warga Desa Guali, Kecamatan Kusambi, Muhisa mengatakan, pasar murah ada poin plus minusnya. Di pasar murah, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak, ketika berbelanja komoditi yang disiapkan oleh pemda, tetapi ia juga khawatir dengan pedagang di pasar tradisional.

Baca Juga: Demokrat Siapkan AJB dan Cahwan Balon Bupati Muna, Darwin di Muna Barat

"Ketika pasar murah diselenggarakan masyarakat berbondong-bondong untuk berbelanja di pasar murah, sehingga pedagang sembako di pasar tradisional saat itu jualannya tidak laris," ungkapnya, Rabu (29/11/2023).

Untuk itu, Kepala BPS Muna, Leman Jaya menyarankan untuk melakukan metode subsidi ke pedagang agar dapat tercapai dua fase sekaligus. Pertama, pedagang mendapat keuntungan karena ada selisih harga dari subsidi tersebut.

Kedua, masyarakat mendapatkan harga yang murah, jadi cara yang lebih efektif dilakukan oleh pemda, yaitu mensubsidi harga ke pedagang.

"Masyarakat juga bisa mendapat harga yang lebih murah dan berkelanjutan, dan yang bisa nikmati bukan hanya warga lokal di area pasar murah tetapi lebih luas lagi," urainya.

Leman katakan, metode seperti itu juga mampu menuntaskan dua hal, yaitu harga murah di tingkat konsumen yang berpengaruh terhadap daya beli, kemudian dari sisi pedagang yang tetap mendapat untung dengan disubsidi selisih harga untuk pemerintah.

Baca Juga: SMPN 1 Atap Sawerigadi Muna Barat jadi Rujukan Sekolah Google Satu-satunya di Sulawesi Tenggara

Sehingga, saat ini Pj Bupati Muna Barat, Bahri akan melakukan dua langkah dalam mengintervensi stabilisasi pasokan dan harga pangan memberikan dua opsi, yaitu memberikan subsidi kepada pedagang dan pengecer sebagai distributor agar harga beras itu setara dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Bulog.

Kemudian, pedagang dijadikan agen distributor beras SPHP Bulog, yang mana Bulog memberikan dua ton beras untuk pedagang yang ada di 11 kecamatan di Muna Barat, dengan syarat pedagang tidak diperbolehkan menjual beras SPHP di atas HET Bulog.

"Dua opsi ini akan dilakukan dan telah ditetapkan bersama tim TPID, BPS, Bulog, serta forkopimda," pungkasnya.

Kemudian, ia juga meminta agar para pencacah yang ada di tiap pasar diberikan pelatihan oleh BPS Muna bertujuan untuk pencacah dapat mengetahui dan memahami lebih jelas lagi terkait data IPH yang ada di pasar. (A-Adv)

Penulis: Putri Wulandari

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga