Pasien Batu Ginjal Tempuh 20 Jam Jalur Laut dari Maluku Utara ke Kendari demi Berobat dengan JKN
Ana Pratiwi, telisik indonesia
Sabtu, 22 November 2025
0 dilihat
Erma saat ditemui petugas BPJS Kesehatan di ruang tunggu poli RS Hermina Kendari. Foto: Website BPJS Kesehatan
" Erma (33), warga Maluku Utara, menempuh perjalanan laut hampir 20 jam untuk melanjutkan pengobatan batu ginjal yang dideritanya selama empat tahun "

KENDARI, TELISIK.ID – Erma (33), warga Maluku Utara, menempuh perjalanan laut hampir 20 jam untuk melanjutkan pengobatan batu ginjal yang dideritanya selama empat tahun.
Ia awalnya dirawat di Puskesmas Bobong, kemudian dirujuk ke RS Hermina Kendari untuk menjalani tindakan laser sesuai rekomendasi dokter urologi.
“Awalnya saya takut sekali untuk menjalani tindakan medis. Tapi setelah empat tahun menahan nyeri batu ginjal, saya berbesar hati untuk melanjutkan pengobatan. Saya harus sembuh,” ujar Erma di RS Hermina Kendari, beberapa waktu lalu.
Rasa nyeri yang sering muncul membuat aktivitas sehari-hari Erma terganggu. Ia mengaku Kendari masih lebih mudah dijangkau dibanding Ambon.
Baca Juga: Mulai 1 Desember RS Jantung Oputa Yi Koo Resmi Layani Pasien BPJS: Gubernur Sultra Ingatkan Perluasan Akses Layanan
“Kalau ke Ambon bisa sampai dua malam di laut. Ke Kota Kendari memang 20 jam, tapi masih lebih singkat,” jelasnya.
Meski Puskesmas Bobong termasuk fasilitas non-jarkomdat (jaringan komunikasi data) sehingga rujukan tidak bisa dilakukan secara online, petugas puskesmas segera berkoordinasi dengan RS Hermina agar pelayanan tetap lancar.
“Rujukan saya manual, tapi petugas puskesmas sangat membantu. Mereka koordinasi dengan rumah sakit sehingga saya bisa langsung bertemu dokter. Semua terasa dipermudah,” tuturnya.
Erma telah menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak dua tahun lalu melalui segmen pekerja bukan penerima upah (PBPU). Menurutnya, program tersebut sangat membantu dirinya menekan biaya pengobatan yang besar.
“Kalau harus bayar sendiri pasti biayanya besar sekali. Dengan JKN, saya tidak perlu memikirkan biaya, tinggal fokus ke pengobatan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa pelayanan yang diterimanya setara dengan pasien umum. “Jauh-jauh dari pulau seberang, tapi tetap dilayani dengan baik. Tidak ada bedanya dengan pasien lain,” tegasnya.
Bagi Erma, JKN bukan hanya soal biaya pengobatan, tetapi juga jaminan akses bagi masyarakat terpencil.
Baca Juga: Telisik.id Gelar Family Gathering Meriah, Bahas Program Kerja Tahun 2026
“Dengan JKN, saya tidak khawatir lagi. Ada jaminan biaya, ada kepastian pelayanan. Itu sangat berarti bagi saya,” ucapnya.
Ia berharap masyarakat lain segera mendaftarkan diri. “Jangan takut untuk berobat. Kalau sudah jadi peserta JKN, kita tidak perlu khawatir soal biaya. Tinggal fokus ke kesembuhan,” pesannya.
Erma menutup kisahnya dengan harapan agar pengobatannya kali ini membawa hasil baik setelah empat tahun berjuang.
“Semoga penyakit ini segera sembuh. Dan semoga makin banyak masyarakat Indonesia, termasuk di pelosok, bisa merasakan manfaat JKN seperti saya,” harapnya. (D-Adv)
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS