Peneliti Terbaru Ungkap Sumber Meteor yang Kerap Menghujani Bumi

Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 17 November 2024
0 dilihat
Peneliti Terbaru Ungkap Sumber Meteor yang Kerap Menghujani Bumi
Para peneliti mengungkapkan asal usul meteor yang sering menghantam bumi. Foto: Repro AFP

" Sebuah penemuan terbaru dalam dunia astronomi telah mengungkap misteri dari mana sebagian besar meteor yang kerap kali menghantam bumi berasal "

KENDARI, TELISIK.ID - Sebuah penemuan terbaru dalam dunia astronomi telah mengungkap misteri dari mana sebagian besar meteor yang kerap kali menghantam bumi berasal.

Para peneliti dari berbagai lembaga telah berhasil melacak asal-usul lebih dari 90 persen meteorit yang ditemukan di planet kita, dilansir dari cnnindonesia.com, Minggu (17/11/2024).

Hingga saat ini, kita hanya mengetahui asal-usul sebagian kecil meteorit yang jatuh ke bumi. Namun, serangkaian penelitian terbaru telah memberikan pemahaman yang lebih komprehensif, mengungkapkan bahwa lebih dari 90 persen meteorit yang kita temukan memiliki asal-usul yang sama.

Tiga studi terbaru telah berhasil mencocokkan jenis batuan dan orbit asteroid dengan meteorit di bumi melalui pengamatan teleskop yang sangat detail dan simulasi komputer.

Baca Juga: Bukan Samsung dan Xiaomi, Ini HP Terlaris di Dunia

Penelitian ini berada di bawah kepemimpinan para ilmuwan dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, Observatorium Selatan Eropa, dan Universitas Charles di Ceko.

Berdasarkan analisis sebelumnya, meteorit-meteorit yang menghantam bumi memiliki kesamaan komposisi dan tingkat paparan radiasi kosmik.

Hal ini mengindikasikan bahwa mereka berasal dari pecahan benda induk yang relatif baru terbentuk.

Para peneliti mengkhususkan diri pada studi meteorit H dan L chondrite, yang merupakan jenis meteorit paling umum dan menyumbang sekitar 70 persen dari total meteorit.

Meteorit ini unik karena mengandung chondrules, yaitu partikel-partikel kecil yang terbentuk dari pendinginan cepat material cair di ruang angkasa.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meteorit jenis H dan L berasal dari tabrakan di antara asteroid Massalia, Karin, dan Koronis di sabuk asteroid utama. Para ilmuwan bahkan berhasil memperkirakan waktu terjadinya tabrakan tersebut.

Tabrakan besar di asteroid Massalia terjadi sekitar 466 juta hingga 40 juta tahun lalu, sedangkan tabrakan di keluarga Karin dan Koronis terjadi sekitar 5,8 juta dan 7,6 juta tahun lalu.

“Bukti pendukungnya termasuk keberadaan pita debu terkait, usia paparan sinar kosmik meteorit H chondrite, serta distribusi orbit pra-atmosfer meteorit,” tulis para peneliti dalam salah satu studi mereka, melansir Science Alert, Minggu (17/11/2024).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas meteorit yang kita temukan di bumi berasal dari sejumlah kecil keluarga asteroid. Selain itu, peristiwa tabrakan yang menyebabkan terbentuknya meteorit-meteorit ini terjadi dalam waktu yang relatif dekat dengan masa sekarang.

Siklus hidup asteroid yang melibatkan tabrakan berulang menyebabkan terbentuknya banyak fragmen kecil. Fragmen-fragmen inilah yang kemudian lepas dari sabuk asteroid dan jatuh ke bumi sebagai meteorit, menjelaskan mengapa kita masih menemukan meteorit hingga saat ini.

Baca Juga: Apple Siapkan Rp 157 Miliar Bangun Pabrik di Bandung Demi Bisa Jual iPhone 16 di Indonesia

Tabrakan berulang dalam keluarga asteroid menghasilkan banyak pecahan kecil yang terus-menerus terlepas dan jatuh ke bumi, sehingga meteorit masih sering kita temui hingga sekarang.

Selain meteorit H dan L, para peneliti juga mempelajari jenis meteorit lainnya dan berhasil melacak asal-usul lebih dari 90 persen meteorit yang ditemukan. Meteorit-meteorit ini dikaitkan dengan keluarga asteroid seperti Veritas, Polana, dan Eos.

Dengan temuan ini, para astronom dapat lebih memahami evolusi tata surya dan jalur asteroid serta meteorit. Penelitian akan terus dilakukan untuk mengidentifikasi semua jenis meteorit.

“Penelitian di kemudian hari harus fokus pada beberapa kelas meteorit yang tersisa, terutama meteorit besi, pallasit, dan ureilit,” tulis para peneliti dalam studi mereka. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga