Pentingnya Konsumsi Telur Ayam Cegah Stunting pada Anak
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 22 Oktober 2023
0 dilihat
BKKBN Sulawesi Tenggara mendorong ibu hamil penuhi nutrisi untuk mencegah stunting. Foto: Facebook BKKBN Sulawesi Tenggara
" Tingkat konsumsi telur yang cukup, dapat menjadi solusi penting dalam upaya pencegahan stunting pada anak "
KENDARI, TELISIK.ID - Tingkat konsumsi telur yang cukup, dapat menjadi solusi penting dalam upaya pencegahan stunting pada anak-anak. Mengonsumsi telur secara teratur dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, terutama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara, Asmar. Menurutnya, untuk memastikan bahwa perkembangan otak anak tetap optimal, penting bagi mereka untuk rutin mengonsumsi telur ayam.
Telur ayam mengandung beragam nutrisi yang penting, termasuk protein, vitamin, dan mineral yang berperan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Dengan memberikan asupan telur yang cukup, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan perkembangan otak yang optimal.
“Baiknya saat anak sudah bisa diberi makanan pendamping, maka tambahkan telur. Setidaknya dua butir telur lah per hari,” katanya kepada Telisik.id saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (19/10/2023) lalu.
Lebih lanjut Ia mengatakan, anjuran mengonsumsi telur itu merupakan program nasional yang digalakkan BKKBN. Hal ini dilakukan agar makanan anak tetap terpenuhi gizinya.
“Jadi kandungan protein dalam telur bagus untuk membantu perkembangan otak,” ujarnya.
Sebelumnya, dikutip dari antaranews.com, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo juga menganjurkan konsumsi telur untuk mencegah stunting pada anak balita.
Hasto menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi, termasuk protein hewani, pada 1.000 hari pertama kehidupan anak untuk mencegah stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.
Mengingat stunting kebanyakan terjadi pada anak dalam rentang usia enam sampai 24 bulan, Ia mengatakan, pemenuhan kebutuhan nutrisi anak selama kurun itu mesti benar-benar diperhatikan.
Telur yang mengandung protein, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, seng, serta vitamin A, B, D, dan K, menurut dia, bisa digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.
Pencegahan stunting ini tidak hanya dilakukan pada anak, tapi juga pada ibu hamil. Menurut Ketua Tim Kerja Perencanaan Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara, Sitti Maryam, salah satu upaya untuk mengatasi stunting baru pada anak adalah melakukan pencegahan stunting saat awal kehamilan ibu.
Pencegahan ini, kata dia, dilakukan karena pertumbuhan dan perkembangan janin terjadi secara signifikan pada trimester pertama kehamilan.
Menurutnya, percepatan penurunan stunting adalah upaya yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas melalui kerja sama multisektor di pusat, daerah dan desa.
"Pencegahan stunting terbaik sebaiknya dilakukan pada masa awal kehamilan," kata Sitti Maryam pada forum koordinasi percepatan penurunan stunting tingkat di Aula Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, belum lama ini. (A-Adv)