Peran Institusi Pendidikan Kesehatan Atasi Stunting

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 26 Juni 2023
0 dilihat
Peran Institusi Pendidikan Kesehatan Atasi Stunting
Poltekkes Kendari ikut berperan dalam pencegahan stunting, khususnya pada masyarakat pesisir. Foto: Repro Poltekkeskendari.ac.id

" Institusi pendidikan kesehatan punya andil dalam memberantas masalah-masalah kesehatan di masyarakat, salah satunya stunting "

KENDARI, TELISIK.ID - Institusi pendidikan kesehatan punya andil dalam memberantas masalah-masalah kesehatan di masyarakat, salah satunya stunting.

Hal tersebut juga berlaku bagi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kendari, sebagai satu-satunya vokasi kesehatan negeri di Sulawesi Tenggara. Poltekkes Kendari jadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menangani stunting.

Seperti yang dikatakan Wakil Direktur Poltekkes Kendari, La Banudi, pihaknya punya peran sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam menangani stunting.

Mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kesehatan yang unggul dalam ilmu pengetahuan, teknologi kesehatan dan etik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat daerah pesisir dan kepulauan, serta mampu bersaing pada tingkat nasional dan Asia Tenggara.

Baca Juga: Gereja di Nusa Tenggara Timur Ikut Tangani Stunting

Poltekkes Kendari fokus memberantas stunting di daerah pesisir, salah satunya pada masyarakat Bungkutoko, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.

Daerah tersebut dipilih jadi target penelitian dan pengabdian karena wilayahnya sebagai daerah pesisir di tengah ibu kota. Selain itu, Bungkutoko juga punya sumber daya laut yang bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber protein masyarakatnya.

Di daerah tersebut, Poltekkes Kendari melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar, mengenai pencegahan stunting menggunakan metode pendekatan dan kolaborasi intra profesional.

Artinya, semua bidang keilmuan atau prodi yang ada di Poltekkes Kesehatan ikut serta dan punya perannya masing-masing dalam pencegahan stunting.

"Stunting itu kan disebabkan oleh dua hal, pertama karena kurang konsumsi makanan bergizi dan penyakit infeksi. Semua punya peran, yang gizi berperan dalam hal makanannya, begitu juga kebidanan, keperawatan, dan analis laboratorium dalam pencegahan penyakit infeksi," jelasnya.

Menurutnya, stunting bukanlah masalah yang bisa diberantas dalam waktu satu dua hari, karena isu tersebut merupakan fenomena yang muncul akibat kurangnya makanan yang dikonsumsi di masa lampau, yaitu saat 1000 hari pertama kehidupan.

Pencegahan stunting mesti dilakukan sedini mungkin dari perempuan remaja, sebelum menikah dan menjadi ibu.

Ke depannya Poltekkes Kendari akan bekerjasama bersama pemerintah provinsi dalam mendirikan rumah cegah stunting, program tersebut setidaknya akan direalisasikan tahun ini.

Dilansir dari Sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022.

Baca Juga: Kolaka Utara Yakin Stunting Turun 14 Persen di 2024

Target stunting terus digenjot dengan target 14 persen di tahun 2024, kata Kepala Badan Kebijakan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI Syarifah Liza Munira.

Pencegahan stunting yang lebih tepat harus dimulai dari hulu yaitu sejak masa kehamilan sampai anak umur 2 tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan. Pada periode setelah lahir yang harus diutamakan adalah pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan secara rutin.

Dengan demikian dapat diketahui sejak dini apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan. (B)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga