Perjanjian Pilpres dan Utang Rp 50 M Antara Anies Baswedan, Sandiaga dan Prabowo Terungkap

Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Senin, 06 Februari 2023
0 dilihat
Perjanjian Pilpres dan Utang Rp 50 M Antara Anies Baswedan, Sandiaga dan Prabowo Terungkap
Dua janji politik terkait Anies Baswedan diungkap dalam waktu berdekatan. Perjanjian pertama adalah antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sementara perjanjian kedua disebut antara Anies dan Sandiaga. Foto: detik.com

" Dua janji politik terkait Anies Baswedan diungkap dalam waktu berdekatan. Perjanjian pertama adalah antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sementara perjanjian kedua disebut antara Anies dan Sandiaga "

JAKARTA, TELISIK.ID - Dua janji politik terkait Anies Baswedan diungkap dalam waktu berdekatan. Perjanjian pertama adalah antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, sementara perjanjian kedua disebut antara Anies dan Sandiaga.

Keberadaan perjanjian terkait pilpres itu awalnya diungkap oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno. Dia menyebut ada perjanjian terkait pilpres yang diteken dirinya bersama Anies Baswedan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Saya sih komit. Saya sampai saat ini karena saya tanda tangan itu, komit dan mungkin yang lain bisa ditanyakan," kata Sandiaga dilansir dari detik.com.

Sandiaga menjelaskan perjanjian dengan Prabowo dan Anies itu diteken pada September 2016 lalu, malam sebelum pendaftaran Pilgub DKI tahun 2017. Perjanjian itu, kata dia, diteken di atas materai.

Baca Juga: Kelompok Tani di Trenggalek Jawa Timur Dukung Prabowo di Pilpres 2024

"Itu terkait Pilgub 2017. Malam itu kita tanda tangan sebelum kita mendaftar ke KPU. 2016 September," ungkapnya.

"Perjanjian itu sih legal, ditandatangani bertiga dan seingat saya ada materainya," imbuh Sandiaga.

Kendati demikian, Sandiaga enggan mengungkapkan isi perjanjian tersebut. Menurutnya, akan lebih etis jika isi perjanjian tersebut disampaikan oleh orang-orang yang memiliki salinannya.

"Perjanjiannya ditandatangani 3 pihak. saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan saat itu yang ngedraft dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setahu saya sekarang juga dipegang oleh Pak Dasco," ujar Sandiaga.

Selain itu, Anies Baswedan disebut juga terlibat perjanjian utang-piutang mencapai Rp 50 miliar dengan mantan pasangan calonnya saat Pilgub DKI 2017, Sandiaga Uno. Hal itu awalnya disampaikan oleh eks Timses Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017 yang kini juga Waketum Golkar, Erwin Aksa.

Melansir CNNIndonesia.com, Erwin mengatakan Anies meminjam uang senilai Rp 50 miliar kepada Sandiaga saat itu. Ia juga ikut menyusun draf isi perjanjian itu yang selanjutnya dibuat oleh pengacara Sandi saat itu, Rikrik Rizkiyana.

Pernyataan itu Erwin sampaikan merespons pertanyaan adanya perjanjian politik antara Anies, Sandiaga, dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Intinya kalau tidak salah perjanjian utang piutang barangkali ya, yang pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit, kira-kira begitu," kata Erwin dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored.

Erwin melanjutkan utang piutang itu terjadi lantaran pada putaran pertama Pilkada DKI Jakarta terjadi masalah seperti kekurangan logistik, dan saat itu Sandiaga dinilai memiliki kondisi keuangan yang lebih baik.

"Karena yang punya likuiditas itu Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman ke Pak Anies karena putaran pertama, ya namanya lagi tertatih-tatih," lanjut Erwin.

"Nilainya berapa, Rp 50 miliar barangkali. [Apakah sudah lunas] saya kira belum barangkali," imbuhnya.

Sebelumnya, Sandiaga Uno sempat mengungkap ada perjanjian tertulis antara Prabowo dengan Anies. Hal itu ia sampaikan saat ditanya soal Anies tak maju capres bila Prabowo masih mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, hingga kini belum ada pernyataan dari Anies Baswedan tentang perjanjian tersebut.

Utusan Tim Kecil Anies Baswedan Sudirman Said sudah membantah Sandiaga Uno yang menyebutkan ada perjanjian tertulis antara Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Pilpres yang masih berlaku hingga 2024.

Sudirman membenarkan, terdapat perjanjian keduanya pada masa-masa Pilkada DKI 2017 silam, namun perjanjian itu dikatakan selesai apabila Anies dan Sandi maju sebagai pimpinan Ibu Kota.

"Saya tidak pernah mendengar ada perjanjian semacam itu," kata Sudirman di kawasan Kota Tangerang, Senin (30/1/2023).

Baca Juga: PPIR Trenggalek Solid Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024

"Yang ada adalah perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi, itu saya tahu. Dan dalam perjanjian itu antara lain sebenarnya juga ada perjanjian utang piutang antara Pak Anies karena waktu itu Pak Anies tidak punya uang," imbuhnya.

Sudirman bersaksi, dirinya ikut membaca perjanjian itu dan ikut berdiskusi dengan Sandiaga. Selain itu, saat itu terdapat diskusi apakah Anies Baswedan ingin maju Pilpres 2019.

Namun menurutnya Anies memilih untuk fokus mengurusi DKI Jakarta. Adapun terkait potongan video Anies yang menyatakan tidak akan menghalangi langkah Prabowo dalam kontestasi pilpres merupakan video lama.

"Mengenai perjanjian Pilpres saya tidak pernah mendengar itu," kata dia. (C)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga