Persentase Anak Stunting di Manggarai Turun, Kecuali Reok Barat
Berto Davids, telisik indonesia
Minggu, 04 September 2022
0 dilihat
Jumlah anak stunting di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami penurunan. Foto: Ist.
" Penurunan jumlah balita stunting hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Kecamatan Reok Barat dibandingkan dengan bulan Februari 2022 "
MANNGGARAI, TELISIK.ID - Persentase anak stunting di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami penurunan 3,6% jika dibandingkan dengan kondisi stunting awal 2022.
Sekda Manggarai, Jahang Fansi Aldus mengatakan, selama bulan Agustus 2022, total balita yang diukur sebanyak 26.564 dari sasaran sebanyak 28.024 balita.
Dari jumlah tersebut, kata dia, jumlah balita stunting sebanyak 4.373 orang atau 16,6%. Jumlah tersebut lebih rendah atau mengalami penurunan sebanyak 947 anak dibandingkan pada pengukuran bulan Februari 2022.
"Total anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 5.320 orang atau 20,1%. Hal tersebut berdasarkan pengukuran stunting pada bulan Agustus 2022 melalui aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat)," ungkapnya, Minggu (4/9/2022).
Dikatakan, penurunan jumlah balita stunting hampir terjadi di semua kecamatan kecuali Kecamatan Reok Barat dibandingkan dengan bulan Februari 2022.
Baca Juga: BBM Naik, Nelayan di Jawa Timur Menjerit Butuh Bantalan Sosial
Berdasarkan persentase per kecamatan, hasil balita yang diukur dan ditimbang bulan Agustus 2022 ini dari yang tertinggi secara berurutan sebagai berikut: Kecamatan Ruteng 28,9% (999) dari 37,2% (1.045), Kecamatan Cibal Barat 23,3% (308) dari 24,1% (311), Kecamatan Lelak 23,0 (227) dari 37,2% (370), Kecamatan Wae Rii 22,3% (596) dari 33,6% (861).
Sementara itu, Kecamatan Reok Barat 22,3% (299) dari 16,4% (223), Kecamatan Cibal 19,8% (510) dari 22,8 (588), Kecamatan Satar Mese 16,4% (471) dari 17,1 (531), Kecamatan Satar Mese Barat 13,1% (202) dari 20,1%, (348), Kecamatan Satar Mese Utara 12,5% (254) dari 14,5% (257), Kecamatan Rahong Utara 9,5% (168) dari 14,2% (257) , Kecamatan Reok 8,0% (117) dari 18,0 (301) dan Kecamatan Langke Rembong 4,9% (222) dari 6,4% (286).
Menurutnya, penurunan ini terjadi karena berbagai upaya intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui kegiatan konvergensi yang melibatkan semua komponen masyarakat intervensi gizi spesifik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
Senada dengan Sekda, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, drg. Bertolomeus Hermopan menambahkan, kegiatan konvergensi yang sudah dilakukan seperti pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis (Bumil KEK) sebanyak 570 bumil KEK (100%) dari Bulan Januari-Juli 2022, promosi inisiasi menyusui mandiri (IMD) untuk bayi baru lahir (BBL) di mana dari 3.080 BBL bulan Januari-Juli 2022, 2.769 (90,5%) yang IMD.
Selain itu, Promosi pemberi ASI eksklusif bagi bayi usia kurang dari 6 bulan, dari 2.069 bayi 1.917 (92,7%) di antaranya ASI eksklusif pemberian Tablet Tambah Darah (TTD).
Baca Juga: Jadwal KM Tilongkabila September 2022 dari Pelabuhan Raha Kabupaten Muna
Di samping itu ada intervensi gizi sensitif yang dilakukan perangkat daerah yang terkait pemberian makanan tambahan melalui dana desa, pembentukan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) dari DPMPD, peningkatan ekonomi masyarakat melalui bantuan ternak, perbaikan sarana sanitasi bantuan dan berbagai kegiatan lainnya.
“Artinya, penurunan ini sendiri tidak terlepas dari upaya pemerintah daerah dalam pencegahan dan penurunan stunting pada tahun 2022," kata Bertolomeus.
Penurunan ini juga dampak dari keterlibatan NGO, lembaga keagamaan, TNI/POLRI, BUMD, dan lembaga pendidikan. Konvergensi tersebut dapat terlihat dari giat pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui program dana desa, STBM GESI, pembentukan tim PELUDES atau tim pembina kelurahan dan desa untuk stunting, di mana setiap OPD membina beberapa desa dan kelurahan untuk penanganan stunting. (B)
Penulis: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali