Perubahan Iklim, Kutub Utara Terancam Mencair

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Kamis, 24 Agustus 2023
0 dilihat
Perubahan Iklim, Kutub Utara Terancam Mencair
Kondisi parah yang terjadi di Antartika disebabkan oleh kondisi ekstrem yang terjadi berbagai wilayah dunia dan sangat berpengaruh pada Antartika, meski jaraknya sangat jauh. Foto: Kompas.com

" Es Kutub Selatan tampak abadi dan tidak berubah. Namun, tinjauan baru telah menunjukkan bagaimana Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengejutkan "

ANTARTIKA, TELISIK.ID - Es Kutub Selatan tampak abadi dan tidak berubah. Namun, tinjauan baru telah menunjukkan bagaimana Antartika telah mengalami perubahan ekstrem yang mengejutkan.

Di antara banyak kekhawatiran yang disorot dalam makalah baru, para peneliti memperingatkan ada kemungkinan Antartika pada akhirnya akan kehilangan efek pendinginannya di planet ini dan mulai bertindak sebagai radiator.

Mengutip Kompas.com, dalam studi baru ini, peneliti mengumpulkan bukti tentang perubahan yang mulai memengaruhi Antartika dalam hal cuaca, es laut, suhu samudra, sistem gletser, serta keanekaragaman hayati. Temuan mereka menunjukkan perubahan ektrim pada wilayah tersebut.

Baca Juga: Jembatan Runtuh, 17 Pekerja Tewas di India

Pada tahun 2022, Antartika Timur mengalami rekor gelombang panas dengan suhu mencapai 38,5 derajat celsius.

Secara bersamaan terjadi juga hilangnya es laut secara drastis di Antartika. Luas es laut minimum pada musim panas 2022 turun hingga di bawah 2 juta kilometer persegi untuk pertama kalinya, sementara luas musim dinginnya turun ke rekor terendah sepanjang tahun.

"Tahun 2023 adalah (sekali lagi) tahun yang ekstrem. Tahun-tahun normal, Samudra Selatan di sekitar Antartika ditutupi oleh sekitar 17 juta kilometer persegi es laut atau setara dengan kira-kira 63 Selandia Baru," kata Mario Krapp, ilmuwan data lingkungan dan iklim di GNS Science.

Sementara itu, dikutip dari Okezone.com, studi yang dilakukan sekelompok ilmuwan dari Univeristy of Exeter justru mendapatkan kesimpulan bahwa Antartika bakal kehilangan fungsi utamanya bagi Bumi.

Alih-alih menjadi wilayah yang memberikan efek dingin ke Bumi, Antartika malah bisa jadi seperti radiator yang mengirimkan panas ke berbagai wilayah di Bumi.

Hal itu didasarkan pada sejumlah peristiwa dan kondisi ekstrem yang telah terjadi di Antartika. Mulai dari perubahan cuaca, es laut, suhu lautan yang mulai memanas, gletser yang terus-menerus mencair, hingga keanekaragaman hayati di darat dan laut yang mulai berkurang.

Baca Juga: Siswa Rusia Diajar Operasikan Drone Militer

"Perubahan Antartika memiliki implikasi global. Mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi nol bersih adalah harapan terbaik kami untuk melestarikan Antartika. Ini harus menjadi perhatian setiap negara dan semua orang," ujar Profesor Martin Siegert, dari University of Exeter.

Dalam laporan yang sama, Profesor Anna Hogg, dari University of Leeds, mengatakan kondisi parah yang terjadi di Antartika disebabkan oleh kondisi ekstrem yang terjadi berbagai wilayah dunia.

Hujan deras dan banjir, gelombang panas dan kebakaran hutan, seperti yang terlihat di Eropa sangat berpengaruh pada Antartika meski jaraknya sangat jauh. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkait
Baca Juga