Peserta Tapak Tilas Bubar, Bupati Buton: Jadi Bahan Evaluasi
Iradat Kurniawan, telisik indonesia
Jumat, 27 Mei 2022
0 dilihat
Peserta tapak tilas ketika dilepas oleh Bupati Buton. Foto: Ist.
" Para peserta tapak tilas dikabarkan terlantar disebabkan karena panitia penyelenggara yang terkesan lepas tangan dan juga para peserta tidak terlalu menguasai medan "
BUTON, TELISIK.ID - Menanggapi peserta Tapak Tilas Oputa Yii Koo yang pulang sebelum waktu yang ditetapkan, Bupati Buton Drs. La Bakry M.Si mengatakan, hal tersebut akan jadi bahan evaluasi.
Diketahui, penyelenggaraan tapak tilas merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Sulawesi Tenggara yang ke-58 yang dilaksanakan tanggal 22-28 Mei 2022.
Para peserta tapak tilas dikabarkan terlantar disebabkan karena panitia penyelenggara yang terkesan lepas tangan dan juga para peserta tidak terlalu menguasai medan sehingga mereka dievakuasi oleh pemerintah setempat pada Rabu (25/2/2022) malam.
"Kegiatan tersebut untuk pertama kalinya diselenggarakan. Kalau kemudian ada kekurangan di sana sini oleh EO dan semua pihak, diharapkan bisa dimaklumi," tutur La Bakry melalui pesan singkat WhatsApp, Kamis (26/5/2022).
"Seluruh kekurangan dan kelemahan di tahap tersebut bisa menjadi bahan evaluasi untuk tahap berikutnya," lanjutnya.
Baik kesiapan EO dan disiplin peserta soal waktu serta syarat menjadi peserta terutama syarat stamina, jelas La Bakry, harus diyakini betul jangan hanya modal semangat.
Karena tapak tilas berhadiah lumayan tinggi nilainya, maka aturan main harus jelas. Peserta yang tidak disiplin atau tidak taat harus didiskualifikasi.
Baca Juga: Dikabarkan Terlantar, Peserta Napak Tilas Oputa Yii Koo Bubar
Atau jumlah peserta yang berkurang anggotanya karena stamina sudah tidak mungkin untuk melanjutkan perjalanan, atau karena cedera seperti lecet, pincang, langsung dis, dan diminta kembali, sehingga tidak jadi beban panitia.
"Sore sekitar pukul 16.30 saya tiba di posko Desa Wasambaa, sebagian besar peserta sudah kembali bahkan ada yang dijemput keluarga dan kepala sekolah masing-masing," jelasnya.
La Bakry mengaku sempat wawancara dengan kru televisi lokal yang juga mewawancarai beberapa kelompok peserta. Setiap kelompok yang tiba sudah diterima di cek point oleh EO untuk didaftar kembali dan memberikan atraksi berupa yel-yel sebagai bagian dari penilaian.
Menurut amatannya terhadap peserta yang baru tiba di posko, rata-rata tampak gembira meskipun kelelahan. Dan berdasarkan info dari camat, peserta tidak diperkenankan naik sampai ke puncak Gunung Siontapina.
Karena cuaca dan stamina peserta, sehingga diputuskan bersama tokoh adat agar hanya sampai Kilometer 10 sebagai titik akhir dan batas di mana kendaraan bisa masuk.
"Jam 17.25 kemudian mendapat laporan, sebagian peserta sudah balik. Hanya beberapa yang masih di lokasi. Kemudian dilaporkan oleh Sekdin Kesehatan bahwa waktu tim kesehatan balik dari lokasi, sudah disampaikan kepada peserta agar tidak melanjutkan ke kilometer 10 dan diminta kembali karena sudah tidak ada orang," jelasnya.
Setelah salat Isya La Bakry balik ke posko ternyata dia mendapat laporan bahwa masih ada kurang lebih 50 orang yang masih di Km 9 dan juga di Km 5, yang belum bisa balik.
Baca Juga: Anggota DPR RI Benny Harman Diduga Dorong Wajah Manajer Restoran, Begini Penjelasannya
Ada kemungkinan mereka tidak sanggup balik seperti peserta yang lain karena kelelahan, karena jalan menuju lokasi tidak bisa dengan kendaraan biasa karena baru saja dibuka, ditambah lagi hujan, sehingga hanya kendaraan tertentu yang bisa ke lokasi.
"Saya kemudian arahkan kendaraan Patwal agar menuju lokasi untuk angkut peserta yang masih di lokasi tersebut. Akhirnya semua bisa diantar ke posko Wasambaa, untuk diangkut ke Baubau dan Pasarwajo," tambahnya.
Di posko, ibu-ibu PKK Kecamatan Lasalimu Desa Wasuamba dan Desa Wasambaa menyiapkan makan malam untuk peserta.
"Dan peserta perempuan saja bisa kembali dengan tepat waktu di posko, mereka gembira. Karena stamina mereka bagus. Ada kemungkinan 50 orang itu sebetulnya tidak cukup staminanya untuk kembali ke posko," tutupnya. (C)
Penulis: Iradat Kurniawan
Editor: Haerani Hambali