Polda Jatim Siapkan Pos Pam, Terpantau 17,5 Juta Warga Jatim Mudik Lebaran
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Rabu, 05 Mei 2021
0 dilihat
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta. Foto: Try Wahyudi Ari Setyawan/Telisik
" Namun setelah diumumkannya larangan mudik, masih terdapat 7% atau 17,5 juta orang yang akan melaksanakan mudik. "
SURABAYA, TELISIK.ID - Polda Jatim mengerahkan personel yang terlibat sebanyak 155.005 personel gabungan terdiri atas 90.592 personel Polri, 11.533 personel TNI serta 52.880 personel instansi terkait lainnya seperti satuan Polisi Pamong Praja, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, pramuka, Jasa Raharja untuk pengamanan Idul Fitri 2021 terutama mengamankan larangan mudik.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, personel tersebut akan ditempatkan pada 381 pos penyekatan untuk mengantisipasi masyarakat yang masih berniat dan akan melaksanakan mudik.
"Ada 1.536 pos pengamanan untuk melaksanakan pengamanan terkait gangguan kamtibmas dan kamseltibcar lantas, serta 596 pos pelayanan dan 180 pos terpadu untuk melaksanakan pengamanan di pusat keramaian, pusat belanja, stasiun, terminal, bandara, pelabuhan, tempat wisata," jelasnya di Mapolda Jatim, Rabu (5/5/2021).
Baca juga: Lampu Lalu Lintas di Muna Mulai Tidak Berfungsi
Baca juga: Feri Tondasi-Kasipute-Pising Tetapkan Jadwal Operasi Bulan Mei
Nico mengatakan, keinginan masyarakat untuk melaksanakan mudik sulit untuk ditahan. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, apabila pemerintah tidak melaksanakan larangan mudik maka akan terjadi pergerakan orang yang melakukan perjalanan mudik sebesar 81 juta orang.
"Namun setelah diumumkannya larangan mudik, masih terdapat 7% atau 17,5 juta orang yang akan melaksanakan mudik," jelasnya.
Diungkapkan oleh Nico, pihaknya sudah menekankan ke personelnya di lapangan untuk prioritaskan langkah-langkah preemtif dan preventif secara humanis, sehingga masyarakat betul-betul mematuhi protokol kesehatan.
"Masyarakat bisa memanfaatkan teknologi dengan melakukan WA dengan Vidcall dengan keluarga maupun menelepon keluarga. Hati dan pikiran dari masyarakat harus tertanam bahwa COVID-19 ini berbahaya," tutupnya. (B)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali