Politisi PKS Soroti Tidak Berfungsinya CCTV di Lokasi Penembakan 6 Anggota FPI
Marwan Azis, telisik indonesia
Rabu, 09 Desember 2020
0 dilihat
Politisi PKS yang juga Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher. Foto: Ist.
" Aparat harus mengutamakan cara persuasif dalam penanganan setiap kejadian. Jika diukur sebagai ancaman, bukankah ada prosedur melumpuhkan tanpa harus menembak mati? Mereka toh tidak dalam pengejaran sebagai teroris. Ini pelanggaran HAM serius yang dapat merusak citra kepolisian. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Matinya CCTV di lokasi penembakan 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) menjadi pertanyaan banyak pihak.
"Saya meminta agar kasus ini dibuka dan diselesaikan dengan transparan. Ada banyak pertanyaan publik yang belum terjawab. Misalnya, kenapa kejadian ini berbarengan dengan matinya CCTV di sekitar lokasi? Apalagi di media sosial beredar cerita kejadian dengan versi berbeda," kata Ketua DPP PKS Netty Prasetyani Aher dalam keterangan persnya yang diterima Telisik.id, Rabu (9/12/2020).
Netty menyatakan prihatin dan menyesalkan terjadinya penembakan tersebut, apalagi sampai menewaskan 6 orang pengikut Habib Rizieq Shihab (HRS).
"Aparat harus mengutamakan cara persuasif dalam penanganan setiap kejadian. Jika diukur sebagai ancaman, bukankah ada prosedur melumpuhkan tanpa harus menembak mati? Mereka toh tidak dalam pengejaran sebagai teroris. Ini pelanggaran HAM serius yang dapat merusak citra kepolisian," ujarnya.
Politisi DPR RI ini yang mencermati isu perempuan, anak dan keluarga, mempertanyakan bagaimana negara memberikan penjelasan kepada keluarga mereka yang ditinggalkan.
Baca juga: Praktik Extra Judicial Killing oleh Kepolisian Terhadap Anggota FPI Harus Diusut
"Berdasarkan info, mereka masih berusia 20-an, masih terbilang muda. Tentu mengenaskan bagi keluarga mereka untuk menerima kematian dengan cara seperti itu. Sebagai seorang Ibu, saya dapat membayangkan bagaimana perasaan ibu atau keluarga mereka. Jadi, negara harus memberikan penjelasan yang transparan dan jujur kepada keluarga almarhum," tuturnya.
Netty meminta agar kasus ini diungkap secara transparan dan segera dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) Independen atas insiden penembakan itu.
Ia juga mengingatkan bahwa aparat kepolisian merupakan pangayom masyarakat yang sudah seharusnya melindungi dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara tanpa terkecuali.
"Penembakan ini justru menggambarkan aksi kesewenangan yang dapat menimbulkan kesan menakutkan bagi masyarakat. Aparat yang harusnya jadi pengayom dan dekat dengan masyarakat justru menjadi momok," pungkasnya. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Haerani Hambali