Pria NTB Alami Patah Penis Saat Bercinta, Ini Penyebabnya

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Jumat, 14 April 2023
0 dilihat
Pria NTB Alami Patah Penis Saat Bercinta, Ini Penyebabnya
Seorang pria di Nusa Tenggara Barat (NTB) alami penis patah saat dirinya bercinta dengan posisi reverse cowgirl. Foto: Repro Suarantb.com

" Menurut dokter, posisi ini adalah posisi seks yang paling berbahaya di dunia, yang telah mengakibatkan terjadinya 50 persen kasus patah penis "

BIMA, TELISIK.ID - Seorang pria berusia 37 tahun di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami patah penis saat bercinta. Penyebabnya, dia bercinta dengan posisi seks reverss cowgirl. Posisi tersebut memang dikenal berisiko.

Dilansir dari Health.detik.com, saat datang ke rumah sakit, penisnya sudah dalam keadaan bengkak, berdarah, memar parah, dan berwarna keunguan.

Dikutip dari Main Online, ahli urologi di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan, pasien sempat mendengar suara retakan saat berhubungan seks dengan posisi wanita berada di atas dan membelakangi pria.

Dokter menyebut kondisi penis pria tersebut menyerupai terong. Dokter mendiagnosis penis pria itu telah patah dan segera melakukan operasi darurat untuk memperbaiki kerusakan.

Imbas cedera penis patah, pria tersebut merasakan sakit yang luar biasa, dibarengi kehilangan ereksi dan keluar darah dari penis. Ia juga tidak bisa buang air kecil  Menurut dokter, pria tersebut mengalami hematoma, yakni cedera pada dinding pembuluh darah yang memicu darah merembes keluar ke jaringan sekitarnya.

Baca Juga: 5 Kasus Cedera Saat Bercinta Paling Konyol

Dikutip dari Cnnindonesia.com, sebuah studi yang meneliti kasus tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Urology Case Reports.

Insiden aneh tersebut terjadi ketika pria berusia 37 tahun yang tidak disebutkan namanya itu dilaporkan melakukan hubungan intim dengan posisi reverse cowgirl, di mana perempuan duduk di atas dengan berbalik arah membelakangi pria

Menurut dokter, posisi ini adalah posisi seks yang "paling berbahaya di dunia", yang telah mengakibatkan terjadinya 50 persen kasus patah penis yang pernah ada.

Studi dariUS National Center for Biotechnology Informationjuga sebelumnya menemukan bahwa seperti siku atau lutut, penis yang ereksi dapat berisiko patah jika bagian batangnya terlalu sering menekan ke bawah akibat dorongan yang diberikan perempuan.

Meskipun penis secara teknis tidak bertulang, kata "patah" digunakan untuk menggambarkan robekan pada tunika albuginea, jaringan yang memungkinkan penis membesar dan ereksi.

Baca Juga: 4 Hal Ini Diperhatikan Pria Saat Berhubungan Seks

Pemeriksaan selanjutnya mengkonfirmasi bahwa pasien memang mengalami patah penis lebar dan dalam, sementara jaringan penisnya juga pecah.

Pasien juga rupanya mengalami hematoma yang parah, yakni cedera pada dinding pembuluh darah, yang menyebabkan darah bocor ke jaringan di sekitarnya. Kondisi ini menyebabkan penderitanya buang air kecil dalam bentuk plasma.

Penulis studi mengatakan bahwa kondisi patah penis seperti itu terjadi ketika penis yang sedang ereksi tertekuk setelah menghantam perineum atau tulang kemaluan dengan kuat selama aktivitas seksual yang bergairah. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga