Prihatin Impor Beras, Kenaikan Harga Justru Untungkan Petani

Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Sabtu, 14 Oktober 2023
0 dilihat
Prihatin Impor Beras, Kenaikan Harga Justru Untungkan Petani
Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Amar Saifuddin mengatakan, kenaikan harga beras sesungguhnya menguntungkan petani. Foto: Ist.

" Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Amar Saifuddin, mengaku prihatin atas keputusan pemerintah yang terus melakukan impor beras setiap tahunnya "

SURABAYA, TELISIK.ID - Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Amar Saifuddin, mengaku prihatin atas keputusan pemerintah yang terus melakukan impor beras setiap tahunnya. Padahal kondisi stok beras di Indonesia khususnya di Jawa Timur, sangat mencukupi.

Tentunya, kata politisi PAN ini, keputusan impor beras tersebut bisa dikatakan akan mengganggu beras lokal milik petani.

Mantan Wakil bupati Lamongan ini mengatakan, sesungguhnya impor beras itu baru dilakukan/diperlukan jika stok beras nasional tidak tercukupi.

"Kenapa? Karena dengan situasi yang sekarang ini bahwa telah terjadi kenaikan harga beras, sesungguhnya menguntungkan petani," jelasnya, Sabtu (14/10/2023).

Baca Juga: Impor Beras Antisipasi El Nino, Rabi Gabah di Indonesia Harus Terjaga

Menurut dia, selama ini petani berharap harga beras naik. Kenapa? Tentu untuk mengimbangi kenaikan biaya produksi dimana harga pupuk naik, harga pestisida naik, upah pekerja juga naik, maka  tentunya harga beras harus naik.

"Yang lebih penting dengan kenaikan harga beras itu diharapkan akan berpengaruh terhadap kenaikan tingkat kesejahteraan petani," tambahnya.

Baca Juga: Partai Mahasiswa Indonesia Sorot Kinerja Dua Menteri Soal Impor Beras

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso menyebutkan, China adalah opsi untuk impor beras terakhir dalam upaya mencukupi kebutuhan cadangan beras pemerintah di tengah krisis iklim saat ini.

Menurut pria yang akrab dipanggil Buwas ini, pemerintah masih akan menjajaki beberapa negara lain untuk memenuhi kuota penugasan impor beras tambahan untuk Desember 2023 hingga awal 2024, sebesar 1,5 juta ton.

"Begitu ada penugasan, itulah yang akan kami lakukan. Kami jajaki negara mana di antara Vietnam, Thailand, Pakistan. Kalau mereka tidak bisa menutup keran ekspor seperti India, saya akan menghubungi China," katanya beberapa hari lalu. (B)

Penulis: Try Wahyudi Ari Setyawan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga