Pulau Gorgona, Tempat Politisi Korup Dibuang yang Dipenuhi Ular

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Senin, 03 Januari 2022
0 dilihat
Pulau Gorgona, Tempat Politisi Korup Dibuang yang Dipenuhi Ular
Penampakan pulau Gorgona. Foto: Repro deliciously.ru

" Pulau Gorgona adalah sebuah pulau yang berasal dari gunung berapi yang terletak 30 km sebelah barat pantai Pasifik Kolombia di hadapan kota Guapi di wilayah Cauca, dan namanya disebabkan oleh sebilangan besar ular di pulau itu "

BOGOTA, TELISIK.ID - Kolombia tidak hanya dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar kedua di dunia setelah Brasil.

Tetapi negara ini juga terkenal memiliki pulau unik, yakni Pulau Gorgona.

Mengutip absolutviajes.com, Pulau Gorgona adalah sebuah pulau yang berasal dari gunung berapi yang terletak 30 km sebelah barat pantai Pasifik Kolombia di hadapan kota Guapi di wilayah Cauca, dan namanya disebabkan oleh sebilangan besar ular di pulau itu.

Nama Pulau Gorgona kini menjadi perbincangan setelah seorang kandidat presiden Kolombia membangkitkan kenangan lama kepada Pulau Gorgona.

Melansir detik.com, dia mengusulkan untuk mengirim politisi korup ke pulau yang disebut-sebut sebagai Alcatraz-nya Kolombia itu.

Tidak ada yang menganggap serius ancaman itu, namun mengapa Pulau Gorgona yang diusulkan untuk menjadi tempat bagi pelaku korup?

Pulau seluas 26 kilometer persegi, yang terletak 55 kilometer di lepas pantai Pasifik Kolombia, itu adalah tempat yang tragis hingga 1984.

Diketahui tempat itu dijadikan sebagai penjara bagi para tahanan politik dan penjahat berbahaya dalam menjalani hukuman, terkadang sampai mati.

Konon, para tahanan bukan cuma menghadapi ancaman beberapa spesies ular berbisa. Tetapi, nasib mereka juga ditentukan oleh penjaga pulau yang brutal atau sesama narapidana yang kejam.

Baca Juga: Deretan Kota Ini Hanya Ditinggali Wanita, Pria Dilarang Masuk

"Selain ular dan tarantula, pantai dipenuhi hiu dan barakuda, itu bukan legenda," kata Direktur terakhir penjara, Miguel Dario Lopez, seperti dikutip AFP.

Lopez, yang menjabat mulai tahun 1981 itu, menyebut lapas tersebut menjadi tempat para pencuri, pemerkosa, hingga koruptor.

Menurut Lopez, hukuman buat napi sangat beragam, mulai dari hukuman kaleng, yakni hukuman pendam sampai leher, hingga kelaparan.

"Terkutuklah tempat ini," tulis seorang mantan narapidana dalam sebuah puisi.

Saat ini, tembok-tembok penjara tinggal reruntuhan. Di Pulau Gorgona mulai dibuat ekowisata dan dikembangkan scuba-diving. Wisata jelajah alam untuk mengetahui keanekaragaman hayati juga mulai dikembangkan.

Tampak beberapa kamar, hampir mirip asrama, memiliki koridor kematian masing-masing. Ruangan-ruangan itu mengarah ke tempat penyiksaan.

Suasana penjara di Pulau Gorgona. Foto: Repro http://deliciously.ru

 

Ruang-ruang tahanan itu mulai lapuk kalah dari tanaman yang merambat dan akar yang lebih kuat.

Satu-satunya cara untuk mencapai Pulau Gorgona adalah naik perahu selama dua jam dari kota pesisir Guapi, yang tersembunyi di antara hutan bakau.

Pulau Gorgona memiliki gunung berapi dan hutan yang lembab, dengan hujan yang rutin turun setiap hari. Perairan di sekitar pulau itu dipenuhi lumba-lumba dan paus.

Gorgona sangat terkenal kerana penjara keselamatan maksimum telah didirikan di pulau tempat penjenayah paling berbahaya di Colombia tiba pada tahun 1970-an.

Baca Juga: Deretan Negara yang Dikenal Ramah pada Orang Asing, Nomor 2 Bikin Bangga

Di Gorgona terdapat spesies khas hutan hujan tropis, formasi karang, sebilangan besar spesies laut dan koloni di mana pelbagai sarang burung yang berhijrah.

Pulau itu ditemukan pada tahun 1526 oleh conquistador (tentara) Spanyol. Saat menemukan pulau itu, dia kehilangan 87 orang karena gigitan ular berbisa.

Dia pun menamai pulau itu sosok mengerikan Medusa bersaudara, yakni Gorgon. Dalam mitologi Yunani, Gorgon digambarkan memiliki rambut terbuat dari ular dan yang bisa mengubah orang menjadi batu dengan melihat ke mata mereka.

Pulau itu pernah menjadi surga bajak laut sebelum jatuh ke tangan swasta. Kolombia baru memanfaatkan pulau itu pada 1960-an untuk membangun penjara.

Lebih dari seribu tahanan dipenjara di sana. Mulai dari pembunuh dan pemerkosa, sampai tahanan politik dari La Violencia, perang saudara 10 tahun Kolombia (1948-1958) antara partai konservatif yang memerintah dan kaum liberal. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin

Baca Juga