Doomsday Glacier Meleleh Picu Kenaikan Air Laut Dahsyat
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 19 Februari 2023
0 dilihat
Ilmuwan khawatir kondisi terkini doomsday glacier (gletser doomsday). Pasalnya, gletser yang berlokasi di Antartika Barat itu meleleh semakin cepat. Foto: Repro Cnn.com
" Melelehnya doomsday glacier dapat mendorong kenaikan permukaan laut yang dahsyat "
ANTARTIKA, TELISIK.ID - Para ilmuwan menyuarakan kekhawatiran tentang kondisi terkini doomsday glacier (gletser doomsday). Pasalnya, gletser yang berlokasi di Antartika Barat itu meleleh semakin cepat.
Melansir Cnn.com, melelehnya doomsday glacier dapat mendorong kenaikan permukaan laut yang dahsyat. Doomsday glacier adalah julukan untuk Thwaites glacier (gletser thwaites). Apabila gletser ini mencair, maka permukaan laut akan naik secara signifikan. Luas gletser ini setara dengan negara bagian Florida.
Dua studi yang diterbitkan di jurnal Nature menyebutkan bahwa bagian retakan dalam serta formasi "tangga" di bawah es tersebut meleleh lebih cepat dari perkiraan. Tiap tahun, gletser ini melepaskan miliaran ton es ke samudra, dan memicu 4 persen kenaikan permukaan laut per tahun seperti dikutip dari Liputan6.com.
Apabila Thwaites benar-benar kolaps secara keseluruhan, kenaikan permukaan laut akan mencapai 70 cm. Hasilnya akan cukup untuk menghancurkan tempat tinggal di pesisir berbagai penjuru dunia.
Baca Juga: Ilmuwan Berhasil Terjemahkan Bahasa Kanaan Hilang Ribuan Tahun
Meskipun bisa memakan waktu ratusan atau ribuan tahun, lapisan es bisa hancur lebih cepat, memicu mundurnya gletser yang tidak stabil dan berpotensi tidak dapat diubah. Tim ilmuwan AS dan Inggris dari Kolaborasi Gletser Thwaites Internasional melakukan perjalanan ke gletser pada akhir 2019, untuk lebih memahami pembentukan kembali garis pantai terpencil.
Dengan menggunakan bor air panas, mereka membuat lubang sedalam hampir 2.000 kaki (600 meter) ke dalam es dan, selama lima hari, menurunkan berbagai instrumen untuk melakukan pengukuran dari gletser. Salah satunya robot mirip torpedo yang disebut Icefin, yang memungkinkan mereka mengakses area yang sebelumnya hampir tidak mungkin untuk disurvei.
Baca Juga: 4 Negara Ini Larang Penduduknya Merokok
Britney Schmidt, seorang profesor di Universitas Cornell mengatakan, robot yang dioperasikan dari jarak jauh mampu mengambil gambar dan merekam informasi tentang suhu dan salinitas air, serta arus laut. Robot tersebut mampu berenang ke tempat-tempat yang sangat dinamis dan mengambil data dari dasar laut sampai ke es.
Hasilnya menunjukkan kompleksitas dari gletser tersebut. Para ilmuwan berkata, gletser itu memang makin berkurang, namun untungnya pelelehan banyak bagian papan es itu lebih rendah dari perkiraan. Tingkat lelehannya rata-rata 2 hingga 5,4 meter setahun, lebih rendah dari studi sebelumnya.
"Gletsernya masih dalam masalah," ujar Peter Davis, oseanografer dari British Antarctic Survey yang memimpin salah satu studi yang terbit di jurnal Nature. Ia pun menegaskan bahwa ada bagian gletser yang pelelehannya lebih lambat, tetapi tidak sulit untuk membuat gletser itu kehilangan keseimbangan. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS