Respon Instruksi Presiden, Pemprov NTT Gandeng Para Tokoh Percepat Relokasi
Berto Davids, telisik indonesia
Minggu, 11 April 2021
0 dilihat
Wakil Gubernur NTT, Josep Nae Soi. Foto: Ist.
" Bagi rumah-rumah warga yang rusak diterjang bencana kami akan merelokasikan ke tempat yang lebih aman sesuai instruksi presiden. Tentu saja pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. "
KUPANG, TELISIK.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mempercepat proses relokasi bagi warga terkena dampak bencana di Lembata dan Flores Timur. Hal ini merupakan bentuk respon dan tindak lanjut atas instruksi Presiden Jokowi beberapa hari lalu.
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi kepada wartawan mengatakan bahwa pihaknya akan menggandeng para tokoh, yakni tokoh agama tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk mempercepat upaya relokasi warga dari lokasi-lokasi bencana yang rusak parah.
"Bagi rumah-rumah warga yang rusak diterjang bencana kami akan merelokasikan ke tempat yang lebih aman sesuai instruksi presiden. Tentu saja pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat supaya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," kata Wagub Nae Soi di Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja, Aula El Tari Kupang, Sabtu (10/04/2021).
Menurutnya, keterlibatan tokoh-tokoh tersebut sangat urgen di situasi seperti ini, sebab merekalah yang bisa melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat.
"Kita waspadai takutnya ada masyarakat yang mempertahankan lahan mereka dengan keyakinan bahwa mereka sudah turun temurun menetap disitu. Oleh karena itu peran para tokoh ini sangat penting untuk bersama-sama pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat supaya mereka mau direlokasi ke tempat lain," tutur Wagub Nae Soi.
Baca juga: Bupati Muna Perintahkan Honor Pol PP Dibayarkan
Biaya pembangunan rumah-rumah yang direlokasi itu, katanya lagi, akan ditanggung oleh pemerintah pusat. Sedangkan pemerintah provinsi dan kabupaten hanya melanjutkan instruksi itu serta menyiapkan segala hal yang dipandang perlu untuk mempercepat relokasi.
Ia menambahkan, pihaknya sedang berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat terdampak bencana untuk proses relokasi tersebut. Sebagai contoh, warga Desa Nele Lamadike Kecamatn Ile Boleng, Pulau Adonara bisa direlokasi ke kampung terdekat yang lebih aman, demikian pula di tempat-tempat lain.
"Selama beberapa hari ini saya makan tidur di Adonara. Jadi sudah cukup hafal kampung-kampung di sana. Mereka yang dari Nele Lamadike bisa turun ke bawah atau di belakang gereja katolik, masih ada tempat di sana," ungkapnya memberi contoh.
Sementara itu, tambahnya, rumah-rumah yang tidak direlokasi dan mengalami kerusakan di seluruh kabupaten/kota di NTT yang terkena dampak, akan diberikan bantuan oleh pemerintah pusat melalui BNPB sebesar Rp 50 juta dengan rincian bagi rumah yang rusak berat dapat Rp 25 juta, bagi yang rusak sedang dan rusak ringan dapat Rp 10 juta rusak ringan. Sementara untuk yang meninggal akan diberikan santunan oleh pemerintah pusat.
Terkait Desa Lipang di Kabupaten Alor yang belum menerima bantuan, Ia mengaku telah melaporkan hal ini kepada Kepala BNPB agar bisa memanfaatkan helikopter untuk membawa bantuan, sebab akses ke sana masih tertutup.
"Kemarin saya bersama warga dan TNI Polri hanya bisa sampai di desa sebelahnya dan tidak bisa ke Desa Lipang karena aksesnya masih tertutup sama sekali. Tadi saya sudah beritahu Kepala BNPB agar bisa dikirim helikopter ke sana untuk berikan bantuan," kata Wagub Nae Soi. (B)
Reporter: Berto Davids
Editor: Haerani Hambali