Mau Bangun Gereja Ditolak Warga Wakatobi, Sudiadi Siregar Terdaftar Warga Jawa Barat
Wa Ode Hesti, telisik indonesia
Rabu, 12 Maret 2025
0 dilihat
Lahan yang rencananya akan dijadikan lokasi pembangunan Gereja Bethel Indonesia yang ditolak masyarakat Kabupaten Wakatobi. Foto: La Ilu
" Pengusul Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sudiadi Siregar diketahui tak terdaftar sebagai warga setempat "


WAKATOBI, TELISIK.ID - Pengusul Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sudiadi Siregar diketahui tak terdaftar sebagai warga setempat.
Berdasarkan data kependudukan Kabupaten Wakatobi, Sudiadi Siregar sama sekali tidak tercatat sebagai warga Wakatobi, demikian juga saat data dirinya ditelusuri lewat sistem data kependudukan Sulawesi Tenggara.
"Kami temukan di data secara nasional, alamat bersangkutan di Depok, Jawa Barat, dengan pekerjaan swasta," ungkap Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Wakatobi, Salihi, Rabu (12/3/2025).
Sudiadi Siregar awalnya mengusulkan pendirian GBI berlokasi di Kelurahan Wandoka Selatan, Kecamatan Wangi-Wangi, lewat pemerintah setempat setelah mendapatkan sertifikat tanah balik nama.
Baca Juga: Disperindag Wakatobi Temukan Perusahaan Diduga Pengoplos Minyak Merek Minyakita
Menyikapi rencana pembangunan GBI oleh Sudiadi Siregar, Pemerintah Kabupaten Wakatobi lalu mengundang sejumlah pihak lewat rapat FGD atau konsultasi publik dengan nomor surat 000.1.5/170/III/2025 tertanggal 10 Maret 2025.
Lewat rapat itu, usulan Sudiadi Siregar ditolak dengan berbagai dasar pertimbangan.
Dasar pertimbangan yang menjadi alasan utama penolakan dari warga dan Pemkab Wakatobi yakni, ketidaksesuaian aturan SKB dua menteri nomor 8 dan 9 tahun 2006 serta kondisi sosiologis dan filosofis masyarakat Wakatobi.
“Fakta lain ditemukan bahwa GBI yang merupakan bagian gereja Protestan tidak sama sekali terdata memiliki jemaat di Kabupaten Wakatobi,” kata Salihi.
Salihi merinci, jumlah warga nonmuslim hanya ada Katolik sebanyak 42 orang (laki-laki 18 dan perempuan 24) serta beragama Kristen berjumlah 8 orang (laki-laki 5 dan 3 perempuan).
"Tidak ada agama Protestan, itu pun baik Katolik maupun Kristen yang terdaftar semuanya bukan pendudul asli Wakatobi," jelas Salihi.
Sekretaris Camat Wangi-Wangi, La Ode Muhujani, mengaku baru mendengar ada nama Sudiadi Siregar setelah rapat FGB di kantor kecamatan. Dia menegaskan, tidak ada laporan nama Sudiadi Siregar sebagai warganya, baik desa maupun kelurahan.
"Sepanjang tugas di sini sudah 3 tahun, saya pun belum pernah dengar ada nama (Sudiadi Siregar) itu. Nanti ada pertemuan tanggal 10 (Maret 2025) itu baru kaget juga," tutur Muhujani.
Baca Juga: Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Sentral Wakatobi Naik Harga
Kendati Sudiadi Siregar sebagai warga pindahan dari daerah lain, menurut Muhujani, seharusnya saat pindah penduduk turut melapor di desa atau kelurahan ia domisili.
Informasi lain diungkap oleh Kepala Desa Padaraya Makmur, Ruswandi. Dia mengatakan Sudiadi Siregar pernah terdeteksi di desanya, tepatnya di lingkungan Padangkuku.
Namun, sejak menempati kontrakan Sudiadi Siregar menyebut sebagai rumah misi dan tidak pernah melapor hingga ia kembali berpindah alamat.
"Bisa saja di tempat pindahnya sekarang tidak pernah melapor, sama juga waktu dia tinggal di Desa Padaraya dia tidak pernah melapor," jelas Ruswandi. (D)
Penulis: Wa Ode Hesti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS