Sebelum Jadi Mualaf, Pemuda Ini Diam-Diam Sering ke Masjid untuk Salat
Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Sabtu, 25 September 2021
0 dilihat
Marcelino Chandra, menjadi mualaf berawal dari rasa penasaran. Foto: Ist.
" Pemuda kelahiran Kendari 21 juli 2000 ini menceritakan bahwa ia sebenarnya sudah mengenal Islam sejak masih kecil "
KENDARI, TELISIK.ID - Sebelum memutuskan menjadi seorang mualaf, Marcelino Chandra mengaku telah lama penasaran dengan agama Islam.
Pemuda kelahiran Kendari 21 juli 2000 ini menceritakan bahwa ia sebenarnya sudah mengenal Islam sejak masih kecil.
Hal ini di karenakan orang tuanya yang berbeda agama. Dimana ibunya beragama Islam dan ayahnya beragama Kristen.
Ia yang kala itu duduk di kelas 6 SD selalu bertanya-tanya mengapa setiap pelajaran agama Islam dimulai, ia diberitahu bahwa dirinya tidak harus mengikuti kelas tersebut.
Berawal dari hal itu, berlanjutlah hingga ia merasa ada yang mengganjal perasaannya saat hendak ke gereja setiap hari minggu bersama ayah dan kakak perempuannya.
“Saat itu saya melihat orang-orang yang setiap hari Jumat selalu ke masjid untuk ibadah. Saya pikir ibadah mereka hanya setiap Jumat, ternyata ibadah mereka dilakukan dalam 5 waktu setiap harinya,“ kata Marchel, Sabtu (25/9/2021).
“Di situ saya bingung, kok saya ibadahnya cuma setiap hari minggu? Dan kenapa saat saya ibadah, saya tidak merasakan ketenagan dalam diri saya. Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang membuat saya akhirnya semakin ingin memperdalam pengetahuan saya mengenai Islam,” sambungnya.
Lebih lanjut, marchel juga bercerita bahwa dulunya ia sempat diam-diam selalu ikut salat di masjid setiap Jumat, dan pada hari minggunya ia akan ke gereja lagi.
Baca Juga: Kesaksian 5 Mualaf yang Dulunya Sangat Membenci Islam
Baca Juga: Perjuangan Wanita Mualaf, Rela Disakiti hingga Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa
Hal tersebut ia lakukan untuk beberapa waktu yang lama hingga akhirnya saat dimana kedua orang tuanya bercerai, ia dan kakaknya memutuskan untuk ikut bersama ibunya. Maka saat itu ia memutuskan untuk memeluk Islam secara sah.
“Waktu tahun 2017, ibu dengan bapak pisah karena alasan pribadi, saya dengan kakak pun memutuskan untuk memeluk Islam secara sah dan tanpa paksaan dari siapapun. Dan alhamdulillah orang-orang terdekat sepenuhnya mendukung,“ ucapnya.
Di akhir ceritanya, Marcel juga berpesan kepada semua umat Islam bahwasanya, menjadi seorang Muslim sejak lahir adalah suatu kebanggaan dan hal yang patut disyukuri.
Dengan pemikiran seperti itu, ia berharap baik untuk mualaf maupun para Muslim dan Muslimah, agar tetap selalu istiqomah pada pilihan mereka. (A)
Reporter: Nurdian Pratiwi
Editor: Fitrah Nugraha