Kesaksian 5 Mualaf yang Dulunya Sangat Membenci Islam

Ahmad Sadar, telisik indonesia
Minggu, 29 Agustus 2021
0 dilihat
Kesaksian 5 Mualaf yang Dulunya Sangat Membenci Islam
Terry Holdbrooks Jr, salah satu dari lima mualaf yang awalnya membenci Islam. Foto: Repro Merdeka.com

" Semakin dipelajari, beberapa mualaf mengaku keliru dan mengubah pandangannya 180 derajat serta menjadi mualaf hingga mengakui keesaan Allah. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Beberapa dekade ini, Islam sering kali dicap sebagai agama radikal dan intoleran. Bahkan kerap dikaitkan dengan terorisme, terutama di negara-negara barat yang mayoritas non muslim.

Akibat bencinya terhadap islam, aksi bullying pun sering kali dilakukan terhadap muslim yang korbannya para imigran dari timur tengah.

Padahal mengaitkan Islam dengan terorisme, radikalisme, intoleran dan lainnya seribu persen keliru.

Melansir dari Suara.com jaringan Telisik.id, ada beberapa kesaksian mualaf yang dulunya sangat membenci Islam hingga percaya bahwa agama tersebut menjadi pemicu kekacauan di dunia.

Tak hanya itu, mereka juga secara gigih menyebar wacana bahwa islam sebagai agama pembawa bencana. Namun belakangan, mereka justru tertarik dengan ajaran Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu.

Semakin dipelajari, beberapa mualaf mengaku keliru dan mengubah pandangannya 180 derajat serta menjadi mualaf hingga mengakui keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mengutip Wikipedia, mualaf adalah sebutan bagi orang non-muslim yang mempunyai harapan masuk agama Islam atau orang yang baru masuk Islam.

Pada Surah At-Taubah ayat 60 disebutkan bahwa para mualaf termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat.

Olehnya itu, dikutip dari Suara.com jaringan Telisik.id, berikut 5 kesaksian  mualaf yang dulunya sangat membenci Islam.

1. Daniel Streich

Adalah anggota Partai Rakyat Swiss (SVP). Dulu Daniel merupakan pembenci Islam yang tenar.

Ia sangat menentang keras pembangunan masjid di negaranya sejak 1990-an.

Situs islamicbulettin.com melaporkan, Streich penganut kristen taat. Dia dibesarkan dengan ajaran Kristiani dan semasa kecil pernah bercita-cita menjadi pastor.

Namun ketika remaja niatnya berubah. Ia mulai gemar berpolitik dan tanpa ragu terjun langsung menjadi anggota partai ternama di Swiss.

SVP bukan partai sembarangan. Di dalamnya terdiri dari cendekia, ilmuwan, pelajar, dan pegiat bukan dari kalangan muslim.

Partai ini menjadi penentang nomor wahid penyebaran Islam di Swiss dan Streich paling vokal menyerukan penutupan masjiddi seantero Negeri Cokelat ini.

Dalam usahanya menyingkirkan Islam dari Swiss, lelaki ini malah mempelajari Al-Qur'an dan Islam. Ia berharap dengan memahami ajaran Nabi Muhammad itu, dia mampu meruntuhkan iman kaum muslim.

Yang terjadi, ia malah terpesona dengan agama rahmatan lil alamin ini.

Semakin jauh Streich belajar Islam, semakin tenggelam dia dalam keindahan agama samawi itu.

Dia akhirnya menjadi mualaf enam tahun lalu.

"Banyak perbedaan saya dapatkan ketika mempelajari Islam. Agama ini memberikan saya jawaban logis atas pertanyaan hidup penting dan tidak saya temukan di agama saya," katanya.

2. Ibrahim Killington

Tragedi serangan teroris 11 September 2001 telah memberikan andil besar atas tumbuhnya Islamophobia di dunia Barat, utamanya Amerika Serikat.

Namun, peristiwa itu juga memberikan hidayah bagi sebagian besar orang betapa agungnya Islam lalu memeluknya.

Inilah yang terjadi terhadap Ibrahim Killington. Saat tragedi itu berlangsung, dia menganggap Muslim sebagai penjahat kemanusiaan dan berniat untuk memerangi Islam.

Namun, di tengah upaya untuk bergabung dengan tentara AS, dia malah mendapatkan hidayah dari sebuah siaran radio.

Pikirannya pun tertarik untuk mempelajari Islam lebih jauh dari apa yang dipahaminya.

Sejak itu, ia terus mendalami Islam dan akhirnya memeluk agama ini. Masa lalunya yang hanya untuk mabuk-mabukan dan bersenang-senang tak lagi dilakoninya, aktivitasnya kini hanya untuk beribadah di masjid.

Baca juga: Perjuangan Wanita Mualaf, Rela Disakiti hingga Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa

Baca juga: Lelaki Keturunan China Ini Menjadi Mualaf karena Sering Melihat Anaknya Salat

3. Terry Holdbrooks Jr

Banyak jalan seseorang beralih keyakinan menjadi seorang Muslim. Salah satunya adalah anggota polisi militer AS Terry Holdbrooks Jr, yang pernah menjadi penjaga penjara Guantanamo.

Di penjara inilah militer AS menahan tokoh Al Qaidah dan Taliban yang dianggap paling berbahaya.

Holdbrooks bertugas di tempat paling mengerikan di muka bumi ini sepanjang kurun 2002 hingga 2003.

Nurani Holdbrooks terusik saat melihat para tawanan itu diperlakukan seperti binatang. Salah satu siksaan yang sering dilakukan untuk membuat stres adalah memaksa tahanan tidur di lantai dengan suhu dingin, lalu lantai tersebut dibanjiri air dingin.

Darah menstruasi para penjaga wanita juga kerap diusapkan ke wajah para tahanan. Menurut Holdbrooks, para penjaga dicekoki bahwa yang ditahan di situ adalah orang-orang paling buruk di dunia.

Mereka adalah orang yang memusuhi AS dan antidemokrasi. Kendati begitu, Holdbrooks melihat fakta menarik.

Walau disiksa seberat apapun, para tahanan ini tetap tegar. Di sel mereka tetap tersenyum dan berdoa lima waktu sehari.

Para tahanan mengaku tak pernah takut menghadapi apapun karena mereka merasa ada Tuhan yang selalu menjaga mereka.

Pemuda ini mulai penasaran. Dia mempelajari Islam dan membaca-baca Al-Qur'an. Dia juga mulai membanding-bandingkan Islam dengan kepercayaan lain. Holdbrooks mulai tercerahkan hingga akhirnya memeluk Islam.

4. Arianto

Sebelum menjadi Mualaf, Arianto sangat membenci Islam karena doktrin keluarganya yang memberikan pandangan tidak benar mengenai Islam.

Media massa juga sangat berpengaruh, terutama ketika menayangkan bahwa banyak kejahatan terorisme yang dikaitkan dengan Islam.

Kebencian dengan Islam bahkan sudah muncul sejak kecil. Ketika mendengar suara adzan, Ari, begitu akrab disapa, merasa sangat terganggu. Bahkan dia juga amat membenci Muslimah yang memakai jilbab dan cadar.

Ari termasuk orang yang taat beribadah, dalam keyakinannya yang lama, bahkan setelah dia terjun di dunia usaha.

Setelah menjalani berbagai proses dan dinamika hidup, terutama pencarian Tuhan, akhirnya pria kelahiran Jakarta yang kini menetap di Malang itu mantap memeluk Islam.

Selama beberapa hari dia mencari tahu mengenai Islam dan mengamalkan ajarannya. Tanpa mengingat dia pernah membenci Islam, Ari kemudian mencari teman dekatnya untuk meminta tolong menemaninya bersyahadat.

Ari kemudian menghubungi Mualaf Center Malang. Ari dibimbing langsung Ketua MCI Malang, Irfan, dan bersyahadat pada 20 November 2019 di Masjid Baitut Taqwa Bea Cukai Malang.

5. Arnoud Van Doorn

Arnoud Van Doorn adalah produser Film 'Fitna', sebuah film yang menghina Nabi Muhammad. Film ini menggemparkan dunia, terutama negara-negara muslim pada 2008.

Secara mengejutkan, pegiat anti-Islam asal Belanda itu kemudian menjadi mualaf awal 2013.

Dia bahkan melakukan ibadah haji untuk pertama kalinya, sembilan bulan setelah mengucap syahadat.

Dia mengatakan mendapat ketenangan setelah menjadi seorang muslim. Berita Doorn menjadi seorang muslim menjadi gaung besar di media-media Barat kala itu.

Sebelum jadi mualaf, Doorn adalah bekas wakil ketua Partai Kebebasan Belanda (PVV) pimpinan Geert Wilders, politisi Belanda terkenal dengan gerakan anti-Islam.

Namun, setelah mempelajari Islam, Doorn akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf. Dia bersyahadat di akun Twitter miliknya dengan menggunakan bahasa Arab dan mengejutkan semua orang. (C)

Reporter: Ahmad Sadar

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga