Perjuangan Wanita Mualaf, Rela Disakiti hingga Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa

Siswanto Azis, telisik indonesia
Selasa, 17 Agustus 2021
0 dilihat
Perjuangan Wanita Mualaf, Rela Disakiti hingga Dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa
Seorang wanita muslimah berdoa agar.terus diberi hidayah. Foto: Repro google.com

" Perjuangan Maria Veronica Sinaga untuk memeluk agama Islam tak mudah. Wanita asal dari Medan ini, sampai dianggap gila oleh keluarganya sendiri. "

KENDARI, TELISIK.ID - Perjuangan Maria Veronica Sinaga untuk memeluk agama Islam tak mudah. Wanita asal dari Medan ini, sampai dianggap gila oleh keluarganya sendiri, Bunda dan Maria Veronica Sinaga.

Tepatnya pada Tahun 2018, Maria memutuskan untuk memeluk agama Islam. Bahkan selama ini Maria Veronica belajar Islam secara otodidak dan hijrah dari Medan ke Jakarta, lalu ke Salatiga.

Dikutip dari haibudlnda.com, sejak memutuskan untuk memeluk agama Islam, sejak itulah Maria dikucilkan dari keluarga dan lingkungan pergaulannya. Ia bahkan dijauhkan dari anak kandungnya sendiri

Tak hanya itu, Maria juga dimasukkan rumah sakit jiwa oleh keluarganya karena dianggap sudah tidak waras. Sampai kedua orang tuanya meninggal, dia belum sempat menyampaikan kenikmatan hidup yang dirasakannya selama memeluk agama Islam.

"Pengalaman sulit dibuang keluarga, dimasukkan ke rumah sakit jiwa, dikucilkan, kehilangan pekerjaan, dijauhkan dari anak, dan kehilangan dua orang tua di saat kita merasakan kenikmatan dengan agama ini dan merasa kenikmatan Allah itu ada lho. Hal yang benar-benar sulit menjelaskan ke orang tua kalau ini lho keputusan yang saat ini aku ambil," kata Maria, dikutip dari YouTube Ngaji Cerdas, Minggu (17/8/2021).

Di YouTubenya, Maria menceritakan bahwa awalnya dia memeluk Islam dengan mencoba sembunyi-sembunyi dari keluarganya, Namun, lama-kelamaan orang tuanya tahu akan kebenaran ini.

Ia pun diusir dan mendapatkan berbagai perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga. Ia juga dibully oleh teman-temannya.

"Diancam setiap hari, diancam akan dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa, dan akhirnya dimasukkan juga ke sana," ujarnya,

Salah satu dokter yang merawat Maria di RSJ, sempat menyatakan bahwa ia tak mengalami gangguan jiwa. Dokter itu bahkan bicara pada ayah Maria untuk menghargai pilihan anaknya.

Pernyataan dokter tersebut tak digubris oleh ayah Maria. Bahkan maria dipindahkan ke RSJ lain oleh ayahnya sendiri.

Baca juga: Terdapat Beberapa Perubahan, Begini Naskah Proklamasi Autentik Ketikan Sayuti Melik

Baca juga: Kisah Pedagang Nasi Kuning dan Songkolo di Tengah PPKM

"Di situ Papa masukkan aku ke RSJ satu lagi. Aku disekap, dikasih obat tidur, sampai aku bilang, 'Kenapa kalian enggak bunuh aku sekalian dengan agama aku saat ini, di situ Papa bilang, kamu anak durhaka, kamu anak yang enggak pernah nurut sama aku, kamu disekolahkan tinggi tapi kenapa memilih agama itu'. Jawaban aku cuma satu, ini hidayah dari Allah," kata Maria.

Pada 2020, keyakinan Maria dalam  memeluk agama Islam sempat goyah. Ia hampir menjadi murtad setelah dibawa pamannya ke Singapura.

Namun, karena hidayah Allah SWT, Maria kembali ke jalan Allah dan kabur. Saat sampai di bandara di Indonesia, Maria dibawa paksa keluarganya dan disekap selama 10 hari.

Ia kembali mendapatkan perlakukan kasar dari keluarganya. Sang kakak bahkan tega memukulnya.

"2020 aku sempat hampir murtad lagi, sampai hampir meninggalkan Allah saat dibawa ke Singapura sama Om aku, aku dikasih kenikmatan dunia untuk kembali murtad. Tapi memang Allah meyakinkan aku kalau agama yang sesungguhnya itu Islam, agama yang harus aku pertahankan itu Islam, di saat kamu susah dan senang ada Allah, di situ aku kabur ke Indonesia," ungkapnya.

"Saat di bandara bersama keluarga ayah aku ditarik ke mobil, 10 hari aku enggak dikeluarkan dari kamar, aku dipukul, ditampar oleh kakak aku sendiri. Di situ aku memutuskan, lebih baik aku pergi dari keluarga dan hidup mati aku serahin sama Allah," ujarnya.

Setelah pergi dari keluarga, Maria memiliki pesan untuk kedua orang tuanya yang telah meninggal. Meski telah pergi dari keluarga, Maria selalu mendoakan kedua orang tuanya yang telah tiada. Ia berharap dipertemukan dalam mimpi.

Maria ingin sekali bicara dengan Papa dan Mamanya dalam mimpi. Ia ingin kedua orang tuanya itu bangga melihat anaknya yang sudah bahagia atas pilihannya itu sekarang.

"Aku selalu berdoa sama Allah, Ya Allah masukkan Papa Mama dalam mimpi, aku cuma mau bilang 'Pa, Ma, ini anak kalian, ini anak kalian yang kalian benci, yang kalian jauhi, kenapa ketika Papa dan Mama meninggal itu belum syahadat, coba Papa Mama syahadat mungkin kalian akan selalu ada dalam mimpi aku'. Tapi, aku tetap doain mereka berharap mereka bangga melihat aku saat ini," ujarnya.

Kini Maria menjalani hidup sebatang kara. Namun, dia percaya bahwa dirinya tak sendiri karena Allah akan selalu mengelilingi dia dengan orang-orang yang saleh dan salehah. (C)

Reporter: Siswanto Azis

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga