Sederet Pabrik Raksasa Tanah Air Pailit di Era Prabowo: Sritex, Sanken, PT GNI dan Yamaha

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 01 Maret 2025
0 dilihat
Sederet Pabrik Raksasa Tanah Air Pailit di Era Prabowo: Sritex, Sanken, PT GNI dan Yamaha
Akibat perusahaan pailit, gelombang PHK massal melanda industri manufaktur di era Prabowo Subianto. Foto: Repro Suara.

" Indonesia menghadapi tantangan serius di sektor manufaktur dengan penutupan beberapa pabrik besar pada awal tahun 2025 "

JAKARTA, TELISIK.ID - Indonesia menghadapi tantangan serius di sektor manufaktur dengan penutupan beberapa pabrik besar pada awal tahun 2025.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak ekonomi dan sosial yang luas, termasuk potensi hilangnya ribuan pekerjaan di era Presiden Prabowo Subianto.

Terbaru, raksasa tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) harus menutup operasional pabrik mereka pada 1 Maret 2025. Kondisi keuangan yang memburuk hingga tumpukan utang yang mencapai hampir Rp 30 triliun menjadi pemicunya. Akibatnya, hampir 11.000 buruh Sritex harus menghadapi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

"Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 10.665 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab kurator. Sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno, dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari suara.com jaringan telisik.id, Sabtu (1/3/2025).

Secara rinci, pekerja yang terkena PHK pada Januari 2025 di PT Bitratex Semarang adalah 1.065 orang. Selanjutnya, pada 26 Februari 2025, terdapat pekerja PT Sritex Sukoharjo sebanyak 8.504 orang, PT Primayuda Boyolali sebanyak 956 orang, PT Sinar Panja Jaya Semarang sebanyak 40 orang, dan PT Bitratex Semarang sebanyak 104 orang yang terkena PHK. Dengan demikian, total jumlah PHK mencapai 10.665 orang.

Sebelumnya, PT Sanken Indonesia juga memilih menutup semua lini produksinya di kawasan industri MM 2100 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, per Juni 2025. Akibat penutupan pabrik ini, 459 buruh Sanken terkena PHK.

Baca Juga: Pengumuman Pembatalan Kelulusan PPPK 2024 Tahap 2, Ini Alasannya

Kerugian yang terus menerus sejak 2019 menjadi pemicu utamanya. Meski akan ditutup pada Juni mendatang, manajemen Sanken telah menyelesaikan masalah kepegawaian sesuai regulasi yang berlaku kepada para buruh yang terdampak.

Nasib serupa dialami PT Yamaha Music Product Asia, yang harus menutup dua pabriknya karena kondisi yang tidak menguntungkan. Kondisi ini membuat 1.100 buruh terancam PHK. Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Aziz, mengatakan bahwa dua pabrik Yamaha divisi musik akan tutup pada Maret dan Desember 2025 ini. Perusahaan akan memindahkan basis produksi kedua pabrik itu ke China dan Jepang.

Mengutip laporan Bloomberg, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI), perusahaan smelter nikel yang berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah, juga dilaporkan mengalami penurunan produksi yang signifikan dan berpotensi mengalami kebangkrutan.

Ancaman ini muncul akibat keputusan perusahaan untuk memangkas produksi nikel secara signifikan. Kondisi ini membuat sejumlah alat berat perusahaan terparkir rapi.

Dalam laporan Bloomberg disebutkan bahwa PT GNI telah menunda pembayaran kepada pemasok nikel lokal, sehingga kesulitan memperoleh bijih nikel. Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, setelah perusahaan induknya, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, mengalami masalah.

"Pabrik pemurnian tersebut kemungkinan akan segera menghentikan produksi jika situasi ini terus berlanjut," tulis laporan Bloomberg.

Selain masalah keuangan perusahaan induk, penurunan harga nikel global sejak akhir tahun 2022 juga menjadi faktor yang memperburuk kondisi PT GNI. Penurunan harga ini menyebabkan produksi bijih nikel di Indonesia diperketat selama hampir setahun terakhir.

Baca Juga: Penukaran Uang Baru BI 2025 Diwajibkan Daftar Online, Ini Link Akses dan Caranya

Daftar Pabrik yang Menutup Operasional pada Awal 2025:

1. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex): Menutup operasional pada 1 Maret 2025, dengan total 10.665 pekerja terkena PHK.

2. PT Sanken Indonesia: Menutup semua lini produksi di Bekasi per Juni 2025, menyebabkan 459 buruh terkena PHK.

3. PT Yamaha Music Product Asia: Menutup dua pabrik pada Maret dan Desember 2025, mengakibatkan 1.100 buruh terancam PHK.

4. PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI): Mengalami penurunan produksi signifikan dan berpotensi bangkrut akibat masalah keuangan dan penurunan harga nikel global. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga