Semakin Berkembang, Begini Cara Warga Kolaka Budidaya Udang Air Laut
Muh. Sabil, telisik indonesia
Minggu, 18 April 2021
0 dilihat
Penangkaran kolam tempat budidaya udang air laut. Foto: Muh. Sabil/Telisik
" Iya kalo untuk bibit udang banyak dikirim dari Selatan "
KOLAKA, TELISIK.ID - Budidaya udang air laut menjadi peluang usaha, yang kini sedang marak perkembangannya di Kabupaten Kolaka.
Kabupaten Kolaka memang merupakan salah satu daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), yang terkenal subur dan memiliki kekayaan laut cukup melimpah.
Seiring berjalannya waktu, peluang usaha budidaya udang di daerah tersebut makin terbuka dan pesat keberadaannya.
Ini dikarenakan mayoritas masyarakat di Kolaka senang menggeluti profesi bidang wirausaha atau bisnis. Salah satunya adalah budidaya udang air laut.
Selain itu, warga di Kolaka memanfaatkan lahan kosong untuk membuat kolam penangkaran budidaya udang air laut, dari pembudidayaan secara tradisional maupun secara modern.
Andi Takdir (31) warga Desa Lalongolosua, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka merupakan salah satu contoh orang yang menguluti budidaya udang air laut sebagai lahan bisnis.
Menurut Andi Takdir, ia sudah menjalankan usaha budidaya udang air laut tersebut sejak sekira 9 tahun yang lalu.
Kata dia, mayoritas budidaya udang air laut di Kolaka dilakukan secara tradisional, dikarenakan biaya modal yang lebih sedikit, dibandingkan pembudidayaan udang secara modern.
Untuk pembudidayaan udang air laut secara modern biasanya menggunakan bantuan alat berupa kincir air, sedangkan budidaya tradisional dilakukan tanpa menggunakan alat kincir.
Andi Takdir mengungkapkan, kebanyakan untuk bibit udang didatangkan langsung dari daerah Sulawesi Selatan.
"Iya kalo untuk bibit udang banyak dikirim dari Selatan," katanya kepada Telisik.id, Minggu (18/4/2021).
Lebih lanjut, ia menambahkan, bibit udang yang dibudidayakan di Kolaka bermacam-macam ragamnya, mulai dari jenis udang benur kita, benur jappa, dan benur hataka.
"Untuk jenis bibit udangnya itu beda-beda Pak kalo di sini. Ada namanya bibit benur kita, benur jappa, ada juga benur hataka," tandasnya.
Untuk pemberian pangan bergantung pada usia udang itu sendiri. Udang yang berumur 7-20 hari diberi pakan 1 kali sehari. Sedangkan udang umur 30 hari ke atas diberi pakan 3-4 kali dalam sehari.
Baca Juga: Tiga Tersangka Pembusuran Dilimpahkan ke Kejari Muna, Tiga Masih DPO
Untuk massa panen sebaiknya dilakukan ketika udang berumur antara 50-80 hari.
"Iya, Pak. untuk panen udang itu pas umur 50 hari tapi lebih bagus lagi umur 80 hari," jelasnya.
Dalam sekali panen, ia mengaku bisa diperoleh sebanyak 100 - 600 kilogram udang. Dimana, untuk per kilonya dibandrol dengan harga Rp 38 ribu - Rp 44 ribu tergantung pada size (ukuran) udangnya.
Kendati demikian, bukan berarti budidaya udang terbebas dari risiko dan kerugian. Sebagaimana informasi yang dihimpunTelisik.id, hama senantiasa mengancam bagi para pembudidaya udang air laut.
Pasalnya, hama yang menyerang sering menyebabkan kematian massal pada udang dan menimbulkan kerugian besar bagi para pembudidaya udang air laut. Bahkan, berpengaruh besar pada keuntungan hasil penjualan.
"Hancur kita ini kalau terlancur kena hama udang, banyak mati kasian, akhirnya rugi tidak kembali modal, apalagi untung," pungkas Andi Takdir. (B)
Reporter: Muh. Sabil
Editor: Fitrah Nugraha